Chapter 22: Kayga's Day

1.1K 115 8
                                    

"MOM!" Teriak Alvin yang sedang menuruni tangga. Kayga yang sedang memasak untuk sarapan langsung menoleh ke sumber suara. Ini terlalu pagi untuk berteriak-teriak.

"Jangan berteriak sayang! Bagaimana jika Dad terbangun?" Jam memang masih menunjukkan pukul 6, dan biasanya penghuni rumah masih bergelung dalam selimutnya, kecuali Kayga yang memang harus bangun lebih pagi untuk membuat sarapan. Dan pagi ini, Alvin tumben bangun sangat pagi.

"Ada apa?"

Kayga menghentikan kegiatannya yang sedang menuangkan tepung ke dalam baskom. Melirik ke arah putranya yang saat ini duduk di kursi makan.

"Hari ini aku ingin makan masakan Itali, Mom bisa memasakannya kan?"

"Ya, Mom bisa sedikit. Tapi di dapur tidak ada bahannya. Bagaimana jika kau membeli di luar saja dulu," ucap Kayga.

"Aku ingin memakan masakan Mom. Ayolah Mom. Biar kuantar membeli bahannya. Kumohon, kumohon!" Mendengar putranya memelas membuat Kayga tidak tega. Wajah memelasnya selalu berhasil membujuk Kayga. Wanita itu tidak akan bisa menolak.

"Baiklah. Mom akan mengambil tas di kamar," ucap Kayga. Dia berjalan ke arah kamarnya. Sementara Alvin berseru girang seraya bergumam 'Yes!'.

Rencana yang ia bangun dengan ayah dan kedua kembarannya akan berjalan lancar.

....

Ciara keluar dari kamarnya dengan mengendap-endap. Ia terlebih dahulu memeriksa apakah Alvin sudah benar-benar pergi dengan ibunya.

Diliriknya dari jendela besar yang berada di dekat tangga, mobil hitam milik Alvin sudah keluar dari pintu gerbang rumah mereka, dengan itu Ciara langsung memasuki kamar Bobby untuk membangunkannya.

"Bee ayo bangun! Alvin sudah membawa Mom pergi!" Ciara mengguncangkan tubuh Bobby. Bobby yang sedari tadi sudah terjaga, langsung menyentak selimut yang digunakannya. Matanya masih sedikit lengket.

"Cepat mandi! Aku akan membangunkan Daddy," ucap Ciara. Dia langsung keluar dan menuruni tangga menuju kamar ayahnya.

Saat membuka pintu, ternyata Harry sedang duduk di tepi ranjang dengan hanya terbalut celana tidur panjangnya dan dengan  keadaan rambut yang acakadul. Siapapun tau apa yang semalam dia dan Kayga lakukan. Apalagi dilihat dari tanda merah disekitaran dada dan leher Harry. Tapi Ciara yang sempat melihat sekilas, tidak terlalu menghiraukannya. Lagipula dia sering menangkap basah orang tuanya tengah bercumbu. Apalagi suara-suara yang mereka buat sudah biasa menyinggahi pendengaran Ciara saat tengah malam dia turun ke dapur untuk mengambil minuman.

"Dad cepatlah bersiap! Kita harus segera pergi sebelum Mom kembali," ucap Ciara yang berdiri di daun pintu.

"Baiklah sayang. Dad akan segera bersiap," Harry berucap setelah menguap lebar.

Setelah mendengar jawaban dari ayahnya, Ciara langsung keluar dari kamar orang tuanya dan menunggu ayahnya dan Bobby di ruang tamu.

.....

Harry dan kedua anaknya telah sampai di minimarket untuk membeli bahan-bahan membuat kue dan beberapa masakan. Hari ini Kayga berulang tahun, dan mereka berencana untuk membuat kue ulang tahun sendiri.

"Apa ini sudah cukup Dad?" Ciara bertanya seraya memperlihatkan isi dari trolly. Isinya sangat penuh. Bukan hanya bahan membuat kue, tapi bahan untuk barbeque-an juga mereka beli. Mereka hanya ingin merayakannya dengan orang terdekat. Hanya beberapa orang saja.

"Kurasa sudah. Ayo cepat kita bayar agar bisa segera membuatnya," Bobby mendorong trolly ke arah kasir, sementara Kayga dan Harry berjalan di belakangnya.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang