Chapter 16: ABC's Styles

1.7K 134 36
                                    

Sebenernya pengen ngasi poto dedenya, cuma lagi bermasalah. Jadi gabisa.
...

KAYGA

Keluarga kami menjadi lengkap dengan kehadiran tiga permata hati paling berharga. Alvin Styles, Bobby Styles, dan Ciara Styles adalah nama permata hati kami. Harry yang memberi nama mereka, sengaja menggunakan ABC sesuai urutan kelahiran mereka.

Semenjak kepulanganku dua hari yang lalu, Harry lebih sering menghabiskan waktunya di kamar bayi kami. Walaupun sebenarnya sudah ada mom yang menemani mereka, mengingat aku masih belum sembuh betul. Bayangkan, aku mendapat beberapa jahitan yang membuatku tidak bisa banyak bergerak. Bahkan selama dua hari ini aku tidak pernah keluar kamar. Harry selalu membawakan makanan untukku. Akupun belum sempat melihat bayi kami sejak kepulanganku. Aku benar-benar merindukan mereka.

"Harry, antarkan aku ke kamar ABC," begitulah panggilan kami untuk mereka, sesuai inisial nama mereka yang berurutan sesuai waktu kelahiran.

"Memangnya kau sudah tidak sakit?"

"Masih, walau sedikit. Tapi aku merindukan mereka. Kumohon!" pintaku.

"Baiklah. Ayo kubantu!"

Harry membantuku berjalan. Beruntung jarak kamarnya tepat disebelah kamar kami. Kulihat mom sedang menenangkan Ciara yang sedang menangis, sementaa kedua kakaknya terlelap dalam box-nya masing-masing.

"Mom, berikan padaku. Aku akan menyusuinya," mom memberikan Ciara padaku. Aku hanya pernah sekali menyusui mereka, yaitu setelah kelahiran mereka. Selepasnya mereka meminum susu formula.

"Kalau begitu mom akan kedapur menyiapkan makan malam kalian," ucap mom lalu keluar dari kamar. Aku berjalan menuju ranjang dan duduk ditepinya. Harry ikut duduk disebelahku.

"Sayang, uh cup cup cup cup...sayang cantik, anak mom tidak boleh menangis ya."
Dia langsung melahap putingku setelah bra merah yang kugunakan kusingkap ke atas.
Bibir kecilnya bergerak pelan menyesap putingku. Beberapa saat kemudian dia sudah terlelap, membuatku berani menaruhnya di boxnya.  Kulirik Bobby, dia masih terlelap dan bibir mungilnya sedikit terbuka. Mereka semua sangat kecil.

Giliran melihat Alvin, ternyata dia sudah terbangun. Kakinya bergerak-gerak menendang selimutnya. Lalu tangisan kecil melolos dari bibirnya. Aku langsung mengambilnya dari box.

"Hey sayang jangan menangis. Kau mau menyusu juga seperti adikmu ya?"

Aku kembali duduk diranjang dan menyusui Alvin. Ternyata begini rasanya menjadi seorang ibu. Sangat menyenangkan walau mungkin terasa lelah, apalagi aku memiliki tiga bayi.

"Apa aku juga akan mendapat giliran seperti mereka?" Ucap Harry. Aku melirik kearahnya yang ternyata tengah menatap bibir Alvin yang menyesap putingku.

"Giliran apa maksudmu?" Aku merapikan rambut panjangnya yang hingga sekarang belum ia potong. Tapi aku lebih menyukai dia yang berambut panjang.

"Menyusu. Aku juga haus. Haus akan kasih sayang dan belaianmu," dia terkekeh setelah mengucapkan itu. Aku mulai tau kemana arah pembicaraannya. Dia menginginkanku, yang mana sudah tiga bulan lebih aku tidak pernah melayaninya.

"Tapi aku tidak memaksa. Aku mengerti keadaanmu. Dan aku akan menunggu," dia tersenyum manis. Tapi bisa kutangkap sebuah kekecewaan dari raut wajahnya. Tidak! Dia tidak boleh kecewa karena aku. Tapi, bagaimana aku bisa melakukannya saat aku masih merasa sakit?

"Jangan dipikirkan! Sekarang tidurkan Alvin diboxnya, lalu kita akan makan malam," ucapnya.

....

Seminggu berlalu. Harry sudah kembali bekerja seperti sebelum aku melahirkan. Mom juga sudah tidak menginap lagi semenjak dua hari yang lalu. Aku tidak mau terlalu merepotkannya.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang