Chapter 13

1.9K 151 12
                                    

Duh mulmed 😍😍😍

...
HARRY

Kayga sangat excited saat aku mengajaknya untuk membeli perlengkapan bayi-bayi kami. Kandungannya sudah memasuki usia tujuh bulan, maka dari itu kami berbelanja hari ini sesuai permintaan Kayga.

Aku tidak terlalu ahli dalam memilih pakaian, maka dari itu aku lebih menyarankan saat kami memilih sepatu dan topi.

"Sayang, apa baju ini lucu untuk mereka?" Tanya Kayga seraya memperlihatkan beberapa pasang baju terusan dengan warna berbeda. Ya, kupikir itu lucu jika mereka yang akan menggunakannya.

"Ambil saja sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ambil saja sayang. Itu sangat lucu," jawabku. Kemudian ia mengambil beberapa pasang lagi dengan warna yang berbeda. Selagi dia masih sibuk dengan popok celana dan pakaian bayi, aku berjalan ke arah jejeran sepatu dan topi.

Aku tau toko ini dari Louis. Dan beruntunglah isinya tidak seburuk yang kupikir. Semua terlihat bagus, membuat aku begitu sulit memilihnya.

Aku mengambil dua pasang sepatu yang menurutku lucu. Mengeceknya beberapa kali, membulak-balikannya apakah itu bagus atau tidak, dan menurutku itu bagus. Tapi ketika kulihat yang lain juga sangat lucu. Bagaimana bisa aku memilihnya? Aku bisa saja memborong semuanya, tapi Kayga melarangku. Secukupnya saja katanya, karena mungkin ini hanya dipakai hingga usia mereka beberapa bulan. Dan bulan selanjutnya kami bisa kembali berbelanja. Tapi aku sungguh ingin membelikan semuanya untuk mereka. Dan terpaksa aku hanya mengambil 45 pasang sepatu dan memasukannya kedalam troly. Sementara lainnya yang menurutku lucu kuletakkan kembali ketempat semulanya.

Hal yang sama ku alami saat memilih topi--bingung harus memilih yang mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang sama ku alami saat memilih topi--bingung harus memilih yang mana. Tapi setelah berkutat dengan pikiranku, aku memilih yang berbentuk binatang yang biasanya digemari anak-anak. Aku mengambil sekitar 30 buah topi dan kembali meletakkannya di troly.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sangat jarang terjadi, maksudku--aku yang memilih dengan teliti sebuah sepatu maupun topi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sangat jarang terjadi, maksudku--aku yang memilih dengan teliti sebuah sepatu maupun topi. Biasanya untuk kupakai sendiri aku tidak pernah serumit ini. Apa yang terlihat bagus langsung kuambil dan kubeli, tidak perlu membandingkannya terlebih dahulu dengan yang lain. Mungkin ini semua sangat spesial bagiku. Karena ini akan menjadi pengalaman pertama dalam memiliki seorang bayi. Dan aku benar-benar tidak sabar menunggu kehadiran mereka.

"Astaga Harry! Kau ingin memborong semua itu?" Kayga nampak terkejut melihat jumlah belanjaanku. Kenapa? Menurutku ini wajar untuk jumlah bayi kami yang tidak hanya satu. Bahkan menurutku kurang.

"Kenapa? Aku menyukai semuanya Kay! Dan aku yakin mereka juga pasti menyukainya."

"Aku tau, tapi itu terlalu banyak. Kau tidak boleh boros seperti ini," peringatnya. Astaga, istriku yang cantik dan sexy ini kenapa tidak mengerti. Aku ini pemilik Styles Company. Uangku tidak akan habis hanya untuk sekedar membeli pelengkapan untuk bayi kami.

"Sayang.... uangku tidak akan habis untuk membeli semua ini. Ini bukan apa-apa."

"Harry aku tau kau kaya--tapi... kau tau bukan? Jika kita akan memiliki tiga anak? Kita harus berhemat untuk masa depan mereka nanti. Kita tidak akan tau apa yang terjadi suatu saat nanti pada keuangan kita. Ini hanya untuk berjaga-jaga saja sayang," ucapnya. Dia memang benar. Bagaimana jika nanti perusahaanku bangkrut? Atau aku yang sakit dan tidak bisa lagi bekerja? Bagaimana nasib mereka nanti?

Tapi sungguh, aku ingin membelikan semua ini untuk mereka. Aku hanya terlalu bahagia menanti kehadiran mereka. Aku ingin menyambut mereka dengan spesial.

Aku meraih tangan Kayga.

"Sayang... aku tau dan maafkan aku. Tapi untuk kali ini saja, kumohon. Ijinkan aku memberikan ini semua pada mereka. Kau tau mereka adalah bayi pertama kita yang selama ini sudah kita tunggu-tunggu? Jadi ijinkan aku memberikan yang terbaik untuk mereka, kumohon!!" Kayga tampang menimang-nimang. Namun akhirnya dia mengangguk setelah menghembuskan nafas kasar.

"Untuk kali ini saja! Selanjutnya kau tidak boleh lagi ikut berbelanja!"

"Baiklah nyonya!"

"Sekarang ayo bayar semuanya. Kurasa ini sudah cukup."

Kami berjalan kearah kasir. Orang-orang yang mengantri disebelah kami bahkan sampai menatap kami heran. Mungkin karena barang belanjaan kami yang kelewat banyak. Tapi itu bukan masalah. Yang terpenting aku akan menjadi seorang ayah.

...

"Apa nanti mereka akan secantik dan setampan kita?" Tanyaku seraya mengelus dan memberi pijatan kecil di perutnya setelah mengoleskan minyak khusus. Hal ini selalu kulakukan hampir setiap malam, hanya untuk membuat ikatan aku dan mereka lebih erat.

"Tentu saja sayang! Dan mereka akan memiliki warna mata dan rambut sepertimu," ucapnya.

Dia yang sedang berbaring di depanku sedari tadi selalu menggerakkan pinggulnya mencari posisi yang nyaman. Namun tanpa dia sadari, dia sudah membangunkan sesuatu yang ada pada diriku. Bagaimana tidak? Dia berbaring dengan posisi mengangkangiku dan bokongnya berada tepat di atas juniorku. Apalagi piyamanya yang tersingkap membuat underwearnya yang berwarna hitam terlihat jelas di depan mataku.

Sejak usia kandungannya memasuki pertengahan 6 bulan, kami sudah tidak pernah melakukannya karena aku tidak mau menyakitinya. Kayga sering mengeluh kelelahan dan aku tidak tega jika harus meminta itu darinya. Sebisa mungkin selalu kutahan.

"Tapi aku ingin warna mata mereka sepertimu, karena aku sangat menyukai matamu."

"Yah kita lihat saja nanti. Yang terpenting mereka semua terlahir sehat," lanjutku lalu mengecup perutnya sebagai sentuhan akhir sebelum menurunkan piyamanya.

"Kita tidur sekarang?" Tanyanya.

"Tentu. Ini sudah cukup malam untuk ibu hamil," ucapku lalu menggendong tubuhnya menuju kamar kami. Beruntunglah dia tidak terlalu berat walaupun didalam perutnya ada tiga bayi-bayi kami yang lucu.

******

Wihhh bentar lagi Kayga lahiran nih. Semuanya doa'in supaya tiga dede stylesnya sehat yahhh hehe.

Jangan lupa vote dan comment.

Buat yg belum follow, bisa dong follow aku. Pasti aku follback.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang