Chapter 10: I'm Sorry My Prince

1.8K 161 15
                                    

HARRY

Aku masih mengurung diriku dikamar, walaupun dua minggu yang lalu Kayga sempat meneleponku. Saat itu aku amat senang dia menghubungiku. Aku fikir dia akan memafkanku dan mau kembali padaku. Tapi aku salah. Dia hanya ingin tau keadaanku, dan itu lumayan sangat membuatku senang, walau dia belum kembali pulang.

Dia memiliki beberapa permintaan untukku, tapi sebelum dia kembali kesini, aku tidak akan bisa mengabulkannya. Aku tidak akan bisa menjalani hidup seperti biasanya jika dia tidak berada disampingku.

Kerinduan seakan menggerogoti tubuhku. Aku benar-benar merindukannya. Andai saja aku tau dimana dia berada, pasti aku langsung menjemputnya. Setelah dia menelepon kala itu, aku langsung menyuruh seseorang untuk melacak keberadaannya melalui nomor ponselnya. Tapi orang suruhanku mengatakan bahwa nomornya tidak bisa dilacak, karena mungkin nomornya tidak di aktifkan kembali seperti beberapa bulan lalu aku mencoba menghubunginya namun tidak bisa.

Aku hilang arah. Aku bahkan sudah tidak pergi ke kantor sejak dua bulan lalu. Semua aktifitas yang biasa kulakukan terasa begitu berat dan sulit tanpanya didekatku. Sejak itu pula, mom-lah yang kembali mengurus perusahaan. Walau kadang dia lebih melimpahkan tugas pada Marrie. Mom juga tinggal dirumahku untuk menemaniku, tapi aku rasa sikapku belakangan itu sudah keterlaluan padanya. Aku tidak pernah menjawab apapun pertanyaan yang ia lontarkan. Aku sering mendengar mom menangis di depan pintu kamarku yang terkunci. Aku tau dia merasa sedih melihatku seperti ini, aku yang jauh dari sebelumnya. Aku bahkan sempat khawatir jika nanti Kayga melihatku dan dia tidak mengenaliku. Tubuhku begitu kurus dan lingkaran hitam disekitar mata sangat terlihat jelas. Kepalaku sering mengalami pusing yang hebat dan aku sering mual  saat aku mencoba memasukkan beberapa suap makanan.

Aku mencoba untuk menghilangkan sedikit egoku dan berjalan keluar kamar. Beberapa menit yang lalu, mom terus-terusan memanggilku untuk makan malam.

Saat aku sampai di meja makan, kulihat mom yang sedang duduk sendirian dengan posisi membelakangiku. "Mom.." panggilku. Seketika dia menoleh, kupikir dia sedang makan malam, tapi ternyata dia hanya duduk seraya matanya yang merah dan berair. Aku yakin dia tengah menangis sebelum aku datang tadi.

"Harry? Ayo duduk sayang! Mom sudah memasakan makanan kesukaanmu." ucapnya dengan mata berbinar. Dia menuntunku untuk duduk disalah satu kursi.

"Biar mom ambilkan ya?" Dia meraih piringku yang baru saja ingin ku isi dengan berbagai masakannya.

"Terimakasih." ucapku dan tersenyum setelah mom meletakkan kembali piring yang sudah berisi makanan di depanku. Aku mencobanya dan menurutku rasanya hambar, entah karena lidahku yang bermasalah atau karena pikiranku yang terlalu fokus pada Kayga, yang pasti aku tetap memakannya untuk sekedar menyenangkan hati mom. Tapi semakin aku paksa, perutku terasa bergejolak. Begini jika aku memaksa makan saat aku benar-benar tidak menginginkannya.

Aku langsung berlari ke westafle saat tidak bisa lagi menahannya. "Harry, kau baik-baik saja?" Mom menekan-nekan tengkukku untuk sedikit menenangkanku.

Rasa pening itu kembali merambit di kepalaku. Kakiku semakin tidak bisa merasakan pijakan di lantai. Teriakan mom adalah hal terakhir yang kudengar.

***

KAYGA

Aku baru saja selesai meminum susu hamilku. Aku tidak pernah lupa untuk meminumnya karena aku ingin bayiku tumbuh sehat didalam sana. Aku merasa sedikit aneh dengan kandunganku. Usia kandunganku baru menginjak empat bulan lebih dua minggu, tapi betapa besarnya perutku membuatku terlihat sudah mengandung selama 8 bulan. Dan kufikir itu mungkin bayiku yang tumbuh sangat sehat dan sedikit gemuk, mungkin. Tapi bagaimanapun nanti keadaannya, aku akan tetap mencintainya dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang