Chapter 19

1.1K 127 14
                                    

Sudah hampir dua jam, Ciara belum kembali ke rumah setelah dia meminta ijin untuk keluar sebentar. Mungkin untuk orang lain waktu dua jam itu waktu yang sedikit untuk berpergian, tapi untuk Kayga, membiarkan anak gadisnya pergi dalam kurun waktu itu sudah terbilang lama, sangat lama. Karena jika biasanya Ciara pergi, ia hanya menghabiskan waktu selama setengah jam.

Dia khawatir, apalagi setau dirinya Ciara pergi seorang diri. Harusnya dia tidak mengijinkan Ciara pergi.

"Mom, ada apa?" Bobby yang melihat ibunya bergerak gelisah kesana kemari langsung khawatir.

"Ciara, dia belum kembali sejak dua jam yang lalu," mendengar hal itu, Bobby ikut khawatir. Dia sempat merasakan perasaan yang tidak enak sejak tadi.

"Memangnya dia pergi kemana Mom?"

"Dia bilang hanya pergi sebentar untuk minum kopi dengan temannya."

"Teman pria atau wanita Mom?"

"Ohh astaga! Mom lupa menanyakan itu padanya. Bagaimana jika dia menemuai seorang pria?" Kayga mendudukan dirinya disofa. Bobby langsung memeluk ibunya dan berusaha menenangkannya.

Pintu kamar Kayga terbuka, dan menampilkan Harry dengan wajah bangun tidurnya.

"Ada apa ini?" Tanya Harry, berjalan menghampiri Kayga dan Bobby lalu duduk di sebelah istrinya.

"Ciara belum pulang sejak dua jam yang lalu Dad. Dia bilang pergi sebentar dengan temannya," jawab Bobby.

"Harry kumohon lakukan sesuatu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan Ciara," Kayga memeluk Harry dan menangis di pelukannya.

"Baiklah, sayang. Tenanglah. Tapi dimana Alvin?" Tanya Harry.

"Aku tidak tau, kupikir dia berada di kamarnya," jawab Kayga.

"Dia tidak ada di kamarnya Mom. Aku sempat mencarinya dikamar tadi," ucap Bobby. Kayga semakin khawatir, sekarang dia tidak tau dimana keberadaan dua buah hatinya.

Harry mengeluarkan ponselnya bermaksud untuk menghubungi seseorang untuk mencari keberadaan anak-anaknya. Tapi sebelum berhasil menghubunginya, pintu utama terbuka dan menampilkan dua orang yang sejak tadi dikhawatirkan.

Kayga langsung menghampiri mereka dan memeluk Ciara.

"Astaga, kau dari mana saja sayang? Kau tau, Mom sangat mengkhawatirkanmu?" Kayga mengecup kening Ciara berkali-kali.

"Maafkan aku Mom. Tapi kau tidak usah khawatir, aku pergi bersama Alvin tadi," jawab Ciara.

Kayga melepas pelukannya dengan Ciara dan beralih untuk memeluk Alvin.

"Kau juga membuat Mom khawatir. Kenapa tidak bilang jika ingin mengantar adikmu?"
Kayga mengusap rambut Alvin yang keriting seperi milik ayahnya.

"Maaf aku telah membuat Mom khawatir. Dan juga Dad dan Bobby, maafkan kami," Harry menghampiri Alvin dan memeluknya setelah ia memeluk Ciara.

"Jangan lakukan itu lagi anak-anak!" pesan Harry.

.......

Harry dan Kayga sudah siap untuk datang ke pementasan seni Ciara. Harry sudah sangat tampan dengan balutan kemeja biru dan celana bahan berwarna hitam. Walau umurnya sudah mengijak 40-an dan sudah timbul sedikit rambut berwarna putih disekitaran dagu dan rambutnya tapi karisma yang ia miliki masih tetap terpancar. Dia masih terlihat tampan di usianya sekarang.

Begitupun dengan Kayga, sedikit kerutan dibagian ujung matanya tetap membuat dia bisa menjadi pusat perhatian di setiap pesta yang ia datangi.

"Harry, tolong bantu aku menaikkan resleting dressku," Kayga keluar dari walk-in closet dan langsung memperlihatkan punggungnya ke arah Harry.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang