Chapter 4

2.2K 130 18
                                    

Aku gatau harus ngasi judul apa untuk chap ini. Jadi aku bikin Chapter 4 aja tanpa embel-embel lagi. *eh tumbenan pake aku

Enjoy this chap!

KAYGA

Aku menunggu hasilnya dengan jantung yang berdebar-debar. Aku sudah berpuluh-puluh kali berada di posisi semacam ini. Jantungku selalu berdetak tak tentu irama. Aku sudah mengunci pintu kamar mandi rapat-rapat agar Harry tidak mengetahuinya. Dia selalu melarangku ketika mencobanya karena dia tau jika hasilnya tidak sesuai dengan keinginanku aku akan bersedih, dan dia tidak ingin aku bersedih.

7, 6, 5, 4, 3, 2, 1. Aku mengambil benda panjang berwarna biru yang kuletakkan diatas westafle.

"Semoga hasilnya positif." gumamku seraya menggegam alat test pack itu didepan dada. Mataku terbuka sedikit demi sedikit saat membaca hasil yang tertera disana.

Aku kembali menghembuskan nafas kecewa saat melihat hasilnya tidak sesuai keinginanku. Kapan benda itu akan memperlihatkan tanda positif? Aku sudah cukup lelah untuk mengetahui hasilnya selalu sama setiap aku mencobanya. Tidakkah tuhan memberikan sebuah keajaiban untukku? Aku selalu berusaha sabar, tapi Harry? Aku takut jika dia lelah menunggu kapan terjadinya suatu saat itu.

"Maafkan aku Harry.. Aku bukanlah istri yang baik."

"Sayang, cepatlah! Boat kita sudah datang!" Aku segera membuang test pack itu kedalam tempat sampah dan menghapus air mataku sebelum keluar dari kamar mandi. Aku tidak ingin membuat Harry menunggu.

Aku membuka pintu kamar mandi dengan pelan. Harry yang duduk diranjang seraya memakai kaos hitamnya adalah hal pertama yang kulihat.

"Kenapa lama sekali? Kau baik-baik saja?" Tanyanya. Aku hanya mengangguk dan duduk disebelahnya. Hasil test pack yang tidak sesuai harapanku langsung membuat mood ku hancur di pagi Harry ini. Padahal Harry ingin mengajakku berkeliling disekitaran resort setelah sarapan di restoran.

"Ayo!" Dia bangkit dan menjulurkan tangannya ke-arahku. Aku menerimanya dan kami menaiki boat yang sudah menunggu.

***

HARRY

Kami kembali ke penginapan pukul 7 malam setelah makan malam. Seharian ini aku mengajak Kayga untuk berkeliling menikmati keindahan Maldives. Tapi jauh dari ekspetasiku, kupikir dia akan terlihat sangat-sangat senang, namun dia lebih banyak terdiam dan menuruti kemana pun aku mengajaknya. Dia tidak memberikanku saran atau bertanya-tanya mengenai tempat apa saja yang ada disini. Saat aku bertanya "Apa kau merasa senang?" Dia hanya menjawab "Aku sangat senang Harry." tanpa raut wajah bahagia yang biasanya ia perlihatkan padaku. Tapi aku berusaha berfikir positif, mungkin dia sedang mendapat jatah bulanannya. Eh tapi jika benar? Bukankah aku akan tersiksa karena tidak bisa menyalurkan hasratku yang selalu datang setiap malam? Sial!

"Sayang, kau yang mandi duluan atau aku?" tanyaku seraya melepas kaosku. Kayga yang sudah berbaring di ranjang dengan kakinya yang masih menggelantung langsung menoleh dan tersenyum ke arahku sebelum mengeluarkan suara.

"Kau saja! Aku ingin beristirahat sebentar."

"Baiklah." Aku memasuki kamar mandi setelah menarik handuk yang berada di dekat pintu kamar mandi. Seharian beraktivitas membuat tubuhku terasa lengket. Setelah melepas celana dan boxerku, aku langsung menyalakan shower dan menikmati air yang mengucur dari sana. Seluruh otot-otot tubuhku terasa lebih rileks. 

Tidak butuh waktu lama, sepuluh menit kemudian aku menyudahi mandiku dan melingkarkan handuk dipinggangku. Sebelum membuka pintu untuk keluar, mataku tidak sengaja melirik sebuah benda kecil panjang berwarna biru di dalam tong sampah. Aku tau betul apa itu, karena dulu hampir setiap minggunya aku melihat alat itu digunakan Kayga.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang