Chapter 11: Our Baby

2.2K 164 34
                                    

KAYGA

Aku masih duduk terjaga disebelahnya menunggu dia untuk sadar. Beberapa kali aku mengelus dan mencium pipinya, berharap sentuhan yang kuberikan bisa sedikit membuatnya membaik. Aku sungguh merindukannya dan menginginkan dia untuk cepat-cepat membuka matanya.

"Kayga" mom memanggilku dan berjalan mendekat ke arahku.

"Pulanglah sayang. Biar mom yang menjaga Harry. Kau harus banyak istirahat, kau tidak boleh kelelahan. Ingat? Kau sedang mengandung" ucap mom.

"Tidak mom, aku baik-baik saja. Aku akan tetap disini menemani Harry. Lebih baik mom saja yang pulang, mom terlihat sangat lelah. Pulanglah mom!" ujarku.

"Baiklah, tapi jika terjadi sesuatu hubungi mom ya?" Pintanya dan dengan segera aku mengangguk.

Saat ini sudah memasuki jam 7 malam. Louis dan Emma sudah pulang dua jam yang lalu. Aku bangkit dari dudukku bermaksud untuk mengambil makanan yang dibelikan mom yang ditaruh tadi diatas meja, tapi pergerakan dari tangan Harry mengurungkan niatku.

"Harry? Hey! Kau bisa mendengarku? Ini aku Kayga, sayang" aku berbisik ditelinganya. Kepalanya bergerak kesamping kanan dan kiri, membuat aku sedikit khawatir. Namun perasaan senang menyelimutiku saat matanya terbuka dan tatapannya langsung mengarah padaku. Mata indahnyanyang selalu menghipnotisku.

"Kay?" Ucapnya terdengar parau.

"Kau disini? Menemaniku? Maafkan aku Kay! A-aku bisa menjelaskan semuanya padamu. Saat itu aku hanya--"

"Sstttt"
"Jangan diteruskan. Aku sudah tau semuanya, dan aku sudah mengerti Harry. Maaf karena aku terlalu egois. Tolong jangan bahas masalah itu lagi. Aku hanya ingin kau cepat sembuh dan sehat kembali"

"Terimakasih, sayang" ucapnya. Dia berusaha bangun dari ranjangnya tapi aku langsung mencegahnya.

"Tetaplah disana! Kau masih lemas" ucapku.

"Aku hanya ingin memelukmu. Aku merindukanmu Kay" ucapnya. Tatapannya yang begitu sendu membuatku tidak tega untuk menolak keinginannya.

"Baiklah, kau hanya boleh duduk diranjang, tidak untuk turun, okay?" Ucapku dan dia mengangguk semangat.

Aku membantunya menaikkan sandaran kepalanya. Setelahnya, aku mendekatkan diri padanya dan memeluknya, tetapi sesuatu menghalangi kami dan itu membuatnya terkejut.

"Kay apa yang--kau? Pe-perutmu? Ka-kau hamil sayang?" Tanyanya dengan raut wajah yang menurutku menggemaskan. Dia terlihat terkejut dan senang dalam waktu yang bersamaan. Aku tersenyum lembut dan mengangguk ke arahnya.

"Astaga! Apa yang telah aku lewatkan? Aku bahkan--oh tuhan" dia menjambak rambutnya namun dengan cepat aku menghentikannya.

"Jangan siksa dirimu sendiri Harry!"

"Aku calon ayah yang benar-benar jahat, kan? Aku bahkan tidak tau jika kau hamil"

"Tidak, kau tidak sepenuhnya salah sayang. Aku juga sengaja merahasiakan ini darimu, maafkan aku" aku mengusap pipinya dan perlahan mengarahkan wajahnya agar menatapku.

Dia mengalihkan tatapannya ke arah perutku. Tangannya terulur untuk mengusapnya dengan gerakan melingkar, membuat aku sangat nyaman.

"Berapa usianya sekarang?" Tanyanya.

"Sebentar lagi lima bulan"

"Aku ingin sekali menciumnya, boleh?" Aku mengangguk. Aku kembali menurunkan sandaran ranjangnya dan setelahnya aku berdiri disebelah harry untuk mensejajarkan perutku dan kepalanya.

Dia langsung mengelus perutku dengan tangannya yang tidak di infus dan menciumnya berkali-kali. "Hey yang di dalam sana? Apa kau mendengarku? Ini daddy. Maaf baru sekarang daddy bisa berbicara denganmu dan mom-mu" ucapnya dengan nada lembut, kelewat lembut. Dia menempelken pipinya diperutku dan kembali menciumnya.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang