Chapter 5: I Wanna Pregnant

1.9K 144 7
                                    

KAYGA

Aku sudah memasukan makanan yang kumasak tadi kedalam luch box. Aku akan pergi ke kantor Harry dan membawakannya makan siang.
Setelah mengunci pintu rumah, aku segera memasuki mobilku.

Aku belum memberitahu Harry sebelumnya jika aku akan datang menemuinya, aku ingin memberikannya kejutan. Setelah memakirkan mobilku dengan rapih, aku melangkahkan kakiku memasuki gedung. Beberapa karyawan menyapa dan tersenyum ke arahku dan aku membalasnya dengan ramah.

Sesampainya di lantai ruangan Harry, aku melihat Marrie yang sibuk dengan komputer di depannya. "Hy Marrie!" Sapaku. Dia mengalihkan pandangannya dari komputer ke arahku.

"Hy Kay. Tumben kau kemari."

"Iya, aku ingin membawakan Harry makan siang. Dia masih berada di ruangannya kan?"

"Tentu. Dia masih serius berkutat dengan laptopnya." ucap Marrie sedikit terkekeh.

"Baiklah, aku akan menemui Harry dulu." ucapku. Aku membuka pintu ruangan Harry dan mendapati posisinya yang hampir mirip dengan Marrie tadi, bedanya dia terlihat lebih serius dan sesekali memijat keningnya. Dia pasti kelelahan.

"Jangan terlalu serius sayang." aku berjalan mendekatinya lalu menaruh paperbag yang berisi luch box di meja kerjanya. Dia tersenyum lemah lalu menyenderkan badannya dikursi kerjanya. Aku berjalan ke arah belakangnya dan memijat kepalanya.

"Apa kau sedang memiliki proyek besar sehingga kau bekerja sangat serius?"

Dia menarik kedua tanganku sehingga melingkar di lehernya. Aku langsung menyandarkan daguku dibahunya dan mengecup pipinya berkali-kali, berharap itu akan mengurangi penatnya.

Dia menghiraukan pertanyaanku dan malah melontarkan kalimat lain. "Cium aku dulu agar aku lebih semangat." pintanya. Dia memiringkan wajahnya ke arahku dan aku langsung mencium bibirnya dengan sedikit lumatan--tentu saja--karena aku juga sangat merindukannya.

"Sudah!" Ucapku setelah mengakhiri ciuman kami yang bisa dibilang singkat, karena biasanya kami berciuman paling lama sekitar 10 menit.

"Ayo makan siang dulu! Aku membawakanku makanan." ucapku menarik tangannya menuju sofa seraya tangan lainnya meraih paperbag.

"Aku selalu menyukai kau yang bersikap perhatian seperti ini." ucapnya lalu mengecup pipiku cepat. Aku hanya tersenyum, dia selalu bisa menggodaku dengan caranya yang manis maupun yang mesum.

"Makan dan habiskan!" Aku menyerahkan kotak makan di tangannya. "Kau tidak?" Tanyanya.

"Aku masih kenyang."

"Jika kau berkata masih kenyang, akupun masih kenyang. Kita makan bersama atau aku tidak akan makan sama sekali!" Uhh Harry yang kekanakan kembali lagi.

"Baiklah sayang. Kita makan bersama okay?" Ucapku. Aku mengambil sendok terlebih dahulu dan memasukan se-sendok makanan dengan porsi yang lumayan banyak ke mulutnya. Dia menerimanya dengan senang hati dan mulutnya kini sangat penuh.
Tanganku secara bergilir untuk menyuapi diriku sendiri dan Harry. Dia mendapat jatah lebih banyak dari diriku, karena aku memang sengaja memberikannya dua kali suapan saat aku hanya mendapatkan satu. Aku tau dia sangat lelah bekerja dan itu akan menguras banyak tenaganya, jadi dia harus makan yang banyak.

Aku kembali memasukkan lunch box kedalam paperbag saat isinya sudah habis. Sisa bekas saus di ujung bibirnya membuat aku mengarahkan tanganku disana dan mengusapnya lembut. "Cara makanmu seperti anak kecil saja." ujarku, membuat dia terkekeh kecil.

"Itu karena masakanmu sangat enak. Buatkan aku yang seperti ini lagi ya?!" Pintanya, membuat aku mengangguk semangat. Aku menarik pergelangan tangan Harry untuk mengecek jam.

Harry's Wife // Hendall (Sequel of Harry's Girlfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang