Siang yang cukup terik menemani perjalanan Hyuga Hinata mengantar bekal makan siang untuk sang terkasih. Rutinitas yang selalu ia lakukan meski ia cukup sibuk di percetakan.
Tok..tok..tok!
"Ya..masuk!"
"Konniciwa Naruto-kun... Waktunya makan siang!"ucap Hinata saat masuk keruangan Naruto.
"Ah..ya..tolong siapkan di meja..ini tinggal sedikit lagi!"
"Mou Naruto-kun...jam makan siang sudah 5menit berlalu.. Jangan memaksakan diri terus!"
"Asupan nutrisi itu penting..itu juga perlu untuk menunjang kinerja mu!"nasihat Hinata.
"Baiklah nyonya!"ucap Naruto berdiri menuju sofa.
"Ittikedamasu!"
"Bagaimana rasanya Naruto-kun?"tanya Hinata penasaran.
"Masakan mu selalu enak!"puji Naruto.
"Yokatta...!"ucap Hinata lalu ikut makan bekalnya sendiri. Makan bersama seperti itu lebih menyenangkan, sehat dan bermakna dari pada makan keluar menurut Hinata.
Naruto sedikit mengernyit takut saat melihat 2potongan sedang paprika di tumis sayur bento buatan Hinata. Naruto bukanlah orang yang pilih-pilih makanan tapi jika ia dihadapkan dengan paprika ia lebih memilih untuk tidak memakannya. Namun terlintas ide yang lebih baik dari pada menyisihkanya.
"Hinata...aaa!"ucap Naruto menyodorkan potongan paprika pertama pada Hinata.
Hinata yang mengerti isyarat itu membuka mulutnya. Pipi tembam itu merona merah, baru kalu ini Naruto menyuapinya. Rasa gurih sedikit pedas dari paprika yang ia kunyah terasa manis saat mata ametist itu menangkap senyum manis Naruto.
"Sekali lagi..aaaa!"
Sekali lagi pipi tembam itu merona merah saat menerima suapan potongan paprika yang kedua. Eits tunggu yang kedua?Hinata melirik kotak bento Naruto. Semua masakan yang Hinata buat telah sebagian dimakan oleh Naruto. Ia ingat telah memotong 1 buah paprika menjadikan 4potong, masing-masing 2 untuk setiap kotak bekal. Hinata menyeringai, ia tahu sekarang calon suaminya ini tak suka dengan buah warna hijau tua itu.
"Sekarang giliran Naruto-kun...aaaa!"ucap Hinata menyuapkan potongan paprika miliknya.
Meaki tak suka Naruto tetap membuka mulutnya menerima suapan Hinata. Naruto memejamkan mata dan menahan gejolak perut yang tiba-tiba ingin keluar saat ia mengunyah buah dengan bentuk mirip tomat itu.
"Hihihi...Kau sangat menggemaskan dengan ekspresi begitu Naruto-kun!"
Cups!
Hinata tak tahan untuk tidak mengecup pipi tan bergaris itu. Sungguh ia sangat gemas, Naruto memang sangat jarang mengeluarkan ekspresi. Jadi jangan salahkan Hinata yang mengecup pipi itu, karena ekspresi Naruto yang menahan kegetiran begitu menggemaskan. Tapi mual yang Naruto rasakan seketika hilang saat bibir peach Hinata terasa lembut menyapa pipinya. Ada rasa aneh menggelitik namun menyenangkan.
"Jadi kau mengerjai ku?"tanya Naruto yang telah sadar jika Hinata menjahilinya.
"Ehmm kau sangat menggemaskan Naru...!"ucap Hinata malah mencubit kedua pipi tirus itu.
Naruto tiba-tiba menangkap kesua tangan Hinata, membalikkan badan mungil itu dan mendudukkannya di pangkuannya. Satu tangan Naruto yang bebas kemudian menggelitik pinggang Hinata.
"Haha..haa..Ampun Naruto-kun...ampun geli..ampun!"seru Hinata meronta. Namun Naruto tetap melanjutkan aksinya.
"Ha..ha...haa...!"nafas Hinata ngos-ngosan karena terus tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Perfect and Cute Girl
FanfictionPerjodohan antara Namikaze Naruto,sang CEO yang perfeksionis dengan gadis manis cenderung kekanak-kanakan,Hyuga Hinata.akankah cinta bersemi??