Waning typo++
----
Ve pov
Pagi ini seperti biasa aku meyiapkan sarapan pagi untuk adik kesayanganku shania menu yang sederhana asalkan dia bisa makan..aku rela tidak makan asalkan dia slalu sehat.... setelah kejadian kmaren dimana papa lagi lagi menghukum shania hal ini tidak hanya sekali tapi bahkan berkali kali tidak hanya shania akupun juga merasakannya tapi dia tidak tau karna aku slalu menyembunyikan luka memar yang aku sembunyikan darinya aku tidak mau dia khawatir meihat tubuhku yang penuh memar akibat ulah papa entah kenapa rasa bersalah itu muncul lagi pada saat aku melihat dia dihukum bahkan dipukul itu artinya aku gak bisa menlindungi dia tapi aku janji hukuman kmaren adalah hukuman terakhir buat dia karna aku akan slalu melindunginya aku gak mau shania tersiksa karna bagi aku dia adalah nyawa ku sampai kapanpun.
"Kak ve" seketika lamunanku hilang saat aku mendengar suara yang sangat aku kenal dia adalah adik ku
"Eh dek.. udah bangun.. loh kok kamu pake baju sekolah"
"Nju udah gpp kok kak lagian nju gak mau absen sekolah gak enak dirumah trus" ucapnya sambil mengambil piring serta memasukkan lauk nya kedalam piringnya serta piringku
"Beneran kamu gpp" ucapku sambil mengarahkan punggung tanganku ke arah keningnya
"Masih anget kaya gini kamu bilang gpp.. kamu istirahat aja ya biar kakak ijinin kamu hari ini"
"Kak nju gpp.. kak ve gak usah khawatir ya... lagian nju gak mau bikin beban kak ve bertambah gara gara nju"
"Dek"
"Udah ah yuk makan nju udah lapar nih" ucap nya sambil mengusap ngusap perutnya yang membuat aku tertawa kecil
"Yaudah yuk... maaf ya lauknya ini lagi"
"Gpp kak yang penting makan daripada gak makan hehe" ini yang aku suka dari dia, dia slalu menerima apapun yang terjadi dihadapannya bahkan dia slalu sabar menghadapi cobaan yang cukup berat ini.
"Kak ve kok bengong... yuk makan biar nju yang suapin"
"Gak usah dek kakak bisa makan sendiri"
Mama lihatlah sekarang shania benar benar menjadi wanita yang kuat dan sabar... seandainya mama masih ada disini mungkin mama akan bangga sama dia... ve harap mama bisa liat kita dari atas sana batin veranda sambil menatap shania yang sedang menyantap makanannya dengan lahap
"Oh iya kak... kakak gak ke caffe nya kak melody"
"Enggak kakak kesana agak siangan dikit jadi bisa antar kamu ke sekolah"
"Eh gak usah kak... kalo kakak berangkatnya siang minimal kakak bisa istirahat dirumah.. apalagi kakak keliatan kurang tidur" ucapnya seraya mengaduk ngaduk nasi yang ada di dalam piring
"Kakak udah biasa kaya gini jadi kamu gak usah khawatir" ucap ku sambil mengambil alih piring dari tangannya ke arahku
"A..." ucapku sambil mengarahkan sendok kearah mulutnya dengan senang hati dia menerima suapan ku... sudah lama sekali aku tidak menyuapinya seperti ini mungkin karna dia udah dewasa kali ya
"Ya... thaphi kan nju gha mahu kakha chape" ucap nya sambil mengunyah makanan didalam mulutnya yang membuat aku terkekeh pelan
"Telen dulu baru ngomong... nih" aku memberikannya segelas air putih kearahnya sementara dia hanya tersenyum malu
"Maaf.."
"Yaudah yuk brangkat.. kakak temenin"
"Tapi...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Berjuang untukmu
RandomDia kakak terbaik, pekerja keras, rela sakit demi aku dan ayah sekaligus kakak terkuat yang aku kenal, tapi seiring berjalannya waktu smua berubah dengan sendirinya -Shania Junianatha- Berjuang melawan kerasnya dunia, berjuang untuk membangun keluar...