Benci II

799 62 21
                                    

Sesuai janji abis tarawih author bakal update 😊

Happy reading para pembaca 😄

Maaf typo nya masih banyak tapi smoga kalian ngerti ya hehe

-----

"Wu.... wulan ka... kamu.. sudah mati... ke... kenapa kamu ada di.. disini" ucap frans kepada sosok wanita dihadapannya dengan menggunakan baju putih yang tanpak bersinar dengan cepat frans langsung melepaskan cengkramannya dari leher shania sehingga membuat shania terbatuk batuk serta kesusahan untuk bernafas.

Uhuk.... uhukk...

Shania tanpak terduduk sambil mengatur nafasnya sambil mundur beberapa langkah dengan wajah yang penuh dengan ketakutan

"Aku bilang jangan sakiti shania mas... dia anak kamu... darah daging kamu"

"Enggak... enggakkkkkk" frans pun langsung menggelengkan kepalanya kuat bahkan dia mengucek ngucek matanya berkali kali melihat kearah wanita yang masih berdiri dihadapannya

"Kamu sudah mati.... kamu sudah MATI" bentak frans yang langsung beranjak kearah shania dan kembali menengram leher shania, untuk kali ini shania tidak bisa menahan lagi dia hanya pasrah pasalnya shania sudah lelah bahkan tubuhnya semakin lemah.

"KAMU HARUS MATI KAMU HARUS MATI"

Brakkkk

Seseorang langsung memukul kepala bagian belakang frans sehingga membuat frans tersungkur kearah sampingnya dan orang yang mukulnya tadi adalah veranda kakak dari shania

"Dek kamu gpp kan" veranda langsung mendekat kearah shania dan menangkupkan kedua tangannya pada wajah shania yang terlihat pucat pasi

"Kak ve... uhuk.. uhuk" lirih shania sambil terbatuk batuk

"Berani kamu memukul papa kamu veranda" frans yang masih sadar pun langsung beranjak dan menarik kasar pergelangan tangan veranda

Plakkkk

Satu tamparan keras mendarap dipipi kiri veranda sehingga membuat veranda tersungkur kelantai

"Kak ve" lirih shania

"Kamu sama adik kamu sama aja apalagi mama kamu itu... bikin susah saya"

"Aku lebih suka liat kalian mati" tersenyum tipis

"Pah... papa sadar pah ini ve anak papa" kini veranda berusaha meraih tangan frans namun dengan cepat frans menepisnya dengan kasar

"Jangan sentuh saya" bentak frans yang membuat veranda menunduk takut

"Kalian bikin susah hidup saya slama ada kalian hidup saya hancur"

"Pah"

"Udah saat nya kalian menyusul wanita tua itu biar beban hidup aku tenang" menatap veranda tajam

"Tapi sepertinya saya harus singkir kan dia dulu" frans berbalik menatap shania yang masih terduduk sambil mengatur nafasnya,, matanya terpejam meredakan rasa sakit dibagian dadanya

"Ja..... jangan pah.. sha... shania gak tau apa apa... sakiti ve jangan shania pah... ve mohon"

"Bukan urusan saya MINGGIR" bentak frans sambil mendorong veranda kearah sampingnya hingga kepala veranda terbentur ujung meja ruang tamu.

"Pah" lirih veranda

---------

"Dek cepetan belinya kamu lama banget sih"

Berjuang untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang