Aku melingkarkan tangan Taeyeon ke leherku untuk memapahnya ke sofa ruang tamu yang tak jauh dari dapur. Dia cukup berat untuk ukuran tubuh kecil seperti ini.
Setelah susah payah memapahnya sampai sofa, aku membaringkannya dengan nyaman. Lalu cepat-cepat kembali ke dapur untuk mengambil minyak hangat untuknya. Mungkin saja ia bisa bangun setelah mencium harum minyak hangat ini. Namun tidak seperti yang kubayangkan. Ternyata butuh hampir 1 jam aku mencoba membangunkannya.
“ Taeyeon-ah?? Tae-ah?? “ Aku memanggil-manggil namanya saat aku melihat Taeyeon membuka mata, ia terlihat kebingungan saat sadar dari pingsannya.
“ Tae?? “ Aku mencoba menarik perhatiannya dengan memegang wajahnya.
“ Aku kira aku sudah mati. “
“ Yahh! Kenapa kau berbicara seperti itu?? “ Aku menepuk bahunya dengan perasaan kesal. Bicara apa dia ini??
“ Yah! Taeyeon, mau kemana kau?? “ Belum menjawab pertanyaanku. Taeyeon tiba-tiba saja beranjak bangun tanpa berkata sepatah katapun. Ia seolah tak mendengar suara kerasku, Taeyeon terus melanjutkan langkahnya yang entah mau kemana. Apa aku hanya diam saja memperhatikannya?? Tentu saja tidak. Aku segera menyusul langkahnya yang tak begitu cepat. Namun tiba-tiba saja ia malah berhenti dan berbalik menghadapku.
“ Fanny-ahh?? “
“ Taeyeon kau kenapa?? “
“ Maaf.. Tapi bisakah kau tinggalkan aku sendirian sebentar?? “
Baiklah. Benar-benar ada yang aneh dengannya. Dia tidak mungkin tidak punya alasan dibalik tingkah anehnya.
“ Berikan aku sebuah alasan agar aku menuruti permintaanmu. “
“ Hatiku, tubuhku, pikiranku saat ini, tidak sanggup untuk begitu dekat denganmu. “ Ungkap Taeyeon dengan tatapan mata sendu, ekspresi tenang namun pikiran berantakan. Taeyeon berbalik memunggungi Tiffany dan berjalan menjauhinya. Tidak ada lagi sepatah katapun dari keduanya setelah Taeyeon mengungkapkan kalimat yang sebenarnya bisa menyakiti hati Tiffany.
##
Aku hampir saja dibuat menangis oleh pernyataan Taeyeon tadi. Saat ini aku sedang berada di kamar, berbaring sembari melamun. Adakah kesalahan yang ku buat?? Ini pertama kalinya Taeyeon berbuat seperti ini padaku. Aku seakan dicampakkan. Aku tidak tahu apa inti dari masalah dan maksudnya. Aku benar-benar tak mengerti. Bukannya dia membagi apa yang ada dihatinya, Taeyeon malah menghindariku seperti ini. Apa aku sudah tidak dianggap lagi atau bagaimana?? Taeyeon-ah.. Ada apa denganmu?
Aku melihat jam dinding sudah memperlihatkan pukul 1 pagi. Taeyeon belum juga masuk kamar. Apa aku harus menemuinya dan menyuruhnya untuk tidur?? Tapi takut dia kembali menyuruhku pergi dan mengatakan dia masih ingin sendirian. Argghh.. Taeyeon! Aku kesal padamu. Tak kuhiraukan pikiran baikku untuk membiarkan Taeyeon tidak di ganggu dan jika waktunya ingin tidur maka Taeyeon akan pergi ke kamar untuk tidur dengan sendirinya. Tidak. Aku tidak bisa membiarkan diriku diam saja seperti ini. Mau sampai kapan jika aku hanya diam dan tak melakukan apa-apa. Aku tidak peduli jika Taeyeon kembali menolaknya, aku hanya ingin ia bisa tidur dan beristirahat. Besok dia kerja, dia tidak boleh sampai kurang tidur. Maka aku memutuskan segera beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar. Mencoba mencari Taeyeon di seluruh rumah. Tak butuh lama untuk menemukannya, saat aku hendak ke ruang tamu, aku menemukannya sedang duduk di depan piano milikku, piano lamaku sewaktu aku masih sekolah dulu.
“ Tae?? “ Aku memanggil sembari berjalan mendekatinya. Dia tidak bergerak, hanya duduk menatapi piona di depan matanya, ia juga tidak menyahutku.
“ Taeyeon-ah.. Ini sudah sangat malam. Tidurlah. Bukankah besok kau kerja hehm?? “ Kali ini aku mendapat perhatiannya. Taeyeon menengok ke arahku, namun ia tidak bicara malah menggeser duduknya hingga membuat ruang kosong disebelahnya.
“ Duduklah.. “ Taeyeon sedikit menepuk-nepuk bangku yang sudah ia beri celah untukku duduk. Aku pun tak segan untuk menurutinya. Aku duduk disebelahnya dengan pandangan mata yang tak teralihkan. Aku memperhatikan setiap gerak kecil yang akan dilakukan Taeyeon. Seperti saat ini. Ia sedang menarik nafas, memejamkan mata sejenak, lalu mengangkat tangannya untuk memainkan pianoku dengan jemari lentiknya.
Hold me tight
I am swallowed
Ohh.. Taeyeon. Suaramu begitu merdu. Ia menutup mata seakan menghayati lagu yang dia nyanyikan, jemarinya seakan sedang menari di atas pianoku. Tatapanku sungguh tak terpalingkan memandangi Taeyeon bernyanyi dengan melodi lembutnya.
By your dark brown eyes
I am lost again
A kiss goodnight
Isn't half as right
If you’re not by my side
I will try to pretend
Like you’re not going anywhere
Like you’re not going anywhere
Like you’re not going anywhere
Oo
Sing to sleep
You are all I need
Just your company
And the star of a smile
But I will lay with you
Under the skies of blue
Crashing over you
I will stay all night
Just don’t go anywhere
Don’t you go anywhere
Please don’t go anywhere
Mm
I’m living
Like I’m gonna lose you
Like I’m gonna lose you
Oh I see right through it
I’m living
Like I’m on the edge
Like I’m on the edge
Life in bitterness
Just don’t go anywhere
Please don’t go anywhere
Just don’t go anywhere
Mmm
Mmm
Just don’t go anywhere
Don’t go anywhere
Please don’t go anywhere
Mmm
Rasanya ia terlalu cepat menyelesaikan lagunya karena aku masih ingin mendengarnya bernyanyi. Namun saat ia berhenti bersenandung dan segera menatapku. Sebuah kalimat pertanyaan meluncur dari mulutnya.
“ Katakan padaku?? Apa kau mencintaiku?? “
Ohh.. benar. Aku belum pernah mengatakan cinta padanya. Hanya dia yang selalu mengatakan cinta padaku.
“ Aku bukannya tak cinta saat aku tak berkata cinta padamu, Tae. “ Aku hanya tidak se-ekspresif dia saat mengungkapkan sebuah perasaan.
“ Hatiku sungguh gundah. Saat rindu ini begitu memuncak. Saat cinta ini begitu besar. Saat pikiran ini terus terbayang wajahmu. Hatiku juga terasa sakit, seakan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apa aku sudah mendapatkan cinta darimu?? Apakah aku milikmu? “
“ Taeyeon.. “ Aku menghela nafas pelan. “ Tentu saja aku milikmu. “ Apa yang melanda dalam pikirannya hingga semua pertanyaan ini tiba-tiba saja muncul?
“ Namun aku masih merasa gundah. Saat dekat denganmu tidak cukup hanya semalaman. Saat hanya bisa mengecupmu di pagi hari saja. Saat memelukmu pada kesempatan kecil saja. Saat.. ciuman saja rasanya tidak cukup untuk memuaskan hati yang membara ini. Aku sungguh takut. “
Aku menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Menatap lekat kedua bola matanya.
“ Taeyeon.. jangan berkata seakan kau saja yang merasakan hal itu. Jangan berbuat tidak adil dengan menjauhiku hanya karena kamu tidak bisa berbagi apa yang ada didalam hatimu saat ini. Taeyeon, apa yang kau inginkan?? Katakan padaku. “
“ Aku mencintaimu.. “
“ Aku juga mencintaimu. Cintailah aku. Aku milikmu.. “
Taeyeon berkaca-kaca mendengar kata cinta keluar dari mulut Tiffany. Ini pertama kalinya ia mendengar Tiffany mengungkapkan kata cinta padanya. Hatinya seakan ingin meledak. Ia merasa betul-betul bahagia. Hatinya begitu berbunga. Dan rasa ingin mencium bibir Tiffany begitu membuncah. Taeyeon menangkup pipi Tiffany dan mencium bibir ranum itu. Ia mengaitkan bibirnya dengan bibir bawah lalu bergantian ke bibir atas Tiffany. Menarik-narik bibir lembut itu dengan bibirnya. Ciumannya lembut namun begitu sensual. Hidung mereka saling bertabrakan namun hal itu tak menghentikan Taeyeon tetap menciumnya. Ia miringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri agar gerakannya mencium Tiffany lebih leluasa. Seakan tak cukup hanya bermain bibir saja, Taeyeon mengeluarkan lidahnya untuk menjilati permukaan bibir Tifffany, tapi gerakannya malah di balas dengan ciuman dalam Tiffany. Tiffany mengajak lidah Taeyeon beradu dengannya. Taeyeon mencoba menahan diri agar tidak kembali pingsan menikmati ciuman dalam ini.
“ Ehhmm... Hehhmmm.. “ Tiffany mendesah seksi. Ciuman Taeyeon begitu membuatnya terbuai. Ia bahkan tak henti-hentinya meremas belakang rambut kepala Taeyeon, sambil sesekali turun untuk memijat tengkuknya saat Taeyeon memutar kepalanya untuk mencium lebih dalam. Ia bisa merasakan Tangan Taeyeon yang sudah berada di pinggangnya, terkadang membuat sedikit tekanan. Gerakan ambigu Taeyeon malah membuat Tiffany merasa gemas. Ia dengan paksa melepas ciuman bibir mereka hingga berbunyi cukup keras karena Taeyeon belum ingin menyudahinya.
“ Bawa aku ke kamar. “ Tiffany dengan susah payah mengatakannya, nafasnya sedikit terputus-putus bukan hanya karena ia sedang mengisi udara dalam paru-parunya, namun ia juga masih merasa panas akan sensasi ciuman mereka.Paket Anda utk Akses Internet sudah kadaluarsa.Utk melanjutkan,silakan hubungi 747 utk daftar lagi.Terima kasih.
Wtf😤😤😤😤kabur ahhh.. takut dikebiri para reader..
Bentar eneng beli pulsa dulu yak.. LOL😂😂😂 tenang yg unlimited sebulan ntar😂😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Love Song [ End ]
FanfictionJika kau tak bisa melihatku sebagai orang yang kau cinta.. Bisakah kau melihatku seperti saat kau mendengarkan lagu cinta..??