LA

9K 602 156
                                    


“ Tae?? “ Aku mencoba menyentuh pergelangan tangannya. Padahal aku menyentuhnya pelan namun reaksi terkejutnya seakan aku sehabis menamparnya membuatku menjadi cemas sekarang. Ia duduk tegap sekali, pandangannya lurus seperti orang yang sedang menghadiri upacara resmi. Apa dia baik-baik saja? Dia tidak bergerak sama sekali sejak kita menapakkan kaki ke dalam pesawat. Aku yakin pasti ada hal yang membuatnya tidak nyaman.

“ Maaf.. kau mengagetkanku. “ Taeyeon menghela nafas untuk menenangkan diri. Jujur saja ia tidak suka naik pesawat, karena ia takut ketinggian. Terlebih tempat duduknya dekat dengan jendela pesawat yang membuatnya merasa was-was jikalau wajahnya menengok ke arah jendela.

“ Kau tidak apa-apa?? “ Aku mengusapi bahu dan lengannya. Mencoba memberikan dia ketenangan. Sepertinya ia tidak nyaman naik pesawat ini.

“ Sayang.. apa aku bisa menukar tempat dudukku denganmu?? Aku takut melihat ke arah jendela. “ Setidaknya itu meringankan ketakutannya. Taeyeon bisa tahan naik pesawat asalkan jangan dekat-dekat dengan jendela pesawat.

“ Ya tuhan.. Tentu saja Taeyeon-ah.. “ Tiffany sempat bernafas lega, lalu tersenyum setelahnya. Dia kira ada hal yang buruk yang membuat Taeyeon tidak nyaman.

##

Aku seperti membawa anak kecil diperjalanan menuju hotel. Wajah polosnya saat melihat banyak orang tinggi sungguh sangat lucu untuk disaksikan. Bahkan matanya sedikit melotot karena terkejut sekaligus terindimasi saat sang supir hotel menjemput kita dibandara dikarenakan perawakannya yang besar. Taeyeon-ku seperti kurcaci saat berjalan disebelahnya. Hahaha.. maafkan aku sayang, aku tdak bermaksud menghinamu. Namun wajahmu yang ekspresif terhadap apa yang kamu lihat sungguh menjadi pemandangan favorit bagiku.

“ Fanny-ahh.. “ Mereka baru saja sampai dikamat hotel. Namun energinya tiba-tiba hilang entah ditelan apa. Ia bahkan lebih heran lagi betapa tahannya Tiffany saat ia menyaksikan istrinya itu masih sempat membuka koper untuk mengeluarkan barang yang dibawa mereka.

“ Hehm?? Kenapa Tae-ah..?? “ Tiffany melirik sejenak ke arah dimana Taeyeon sedang duduk saat ini. Taeyeon sedang duduk lemas dibibir ranjang. Sepertinya Taeyeon sedang jetlag. Tiffany paham bagaimana tidak enaknya saat jetlag melanda. Sambil tersenyum karena menyaksikan wajah cemberutnya, Tiffany bangun untuk menghampiri Taeyeon

“ Tidurlah dulu.. Kau akan merasa baikan setelahnya. “ Aku mengusap bahunya sejenak lalu mendorongnya dengan gerakan pelan agar ia bisa berbaring. Taeyeon sepertinya sangat lelah. Tidak ada penolakan apapun darinya, matanya langsung tertutup saat ia sudah berbaring nyaman. Bahkan ketika aku melepas sepatu dan kaos kakinya, ia sudah lelap begitu saja.

##

Entah sudah berapa jam kita berdua tertidur. Setelah aku merapihkan barang-barang yang ada di koper. Aku segera ikut Taeyeon untuk tidur menghilangkan lelah perjalanan ini. Aku sempat terbangun lalu tidur kembali hanya untuk mencari posisi nyaman untuk tetap berdekatan dengan Taeyeon.

Sungguh. Sebenarnya aku masih ingin tidur. Namun sepertinya Taeyeon sudah bangun dan berusaha untuk membangunkanku. Aku sempat membuka mata sejenak lalu merengek karena masih mengantuk. Entah sudah jam berapa sekarang, namun saat aku melirikkan mata ke arah jendela, kulihat hari sudah gelap. Aku tidak lagi menyaksikan terangnya matahari dari balik tirai jendela kaca disampingku.

“ Tae-ah.. “ Mau tak mau akupun bangun karena Taeyeon tak bisa diam. Ia saat ini sedang mendekapku dari belakang, tangannya ia letakkan pada perutku. Entah apa maksudnya,tapi Taeyeon terus saja mengusap-ngusapkan perutnya pada bokongku.

“ Taeyeon-ah?? “ Aku memutar leherku untuk bisa memandang wajahnya meski sedikit. Ia masih tidur? Matanya terpejam dan mulutnya terbuka, penampakkan biasa Taeyeon sedang tertidur. Lalu kenapa ia terus bergerak gelisah dalam tidurnya? Apa ia mimpi buruk?? Namun prasangkaku sirna saat aku berbalik badan menghadapnya dan malah menyaksikan selangkangan celana Taeyeon yang sudah timbul tinggi. Jadi dia sedang mimpi basah??! What the heck Taeyeon-ah! Jadi tadi kau sebenarnya berusaha menggesekkan penismu ke bokongku??! Dasar mesum!!

“ Taeyeon bangun!! “ Aku segera melempar telapak tanganku pada dadanya, menampar tubuhnya dengan keras hingga membuat Taeyeon langsung terlonjak bangun karena terkejut.

Taeyeon bahkan dengan gerakan cepat langsung mengubah posisi dari tidur hingga duduk berlutut dengan tangan yang juga diletakkan pada lututnya. Gerakan Taeyeon begitu spontan dan sebenarnya menjadi pemandangan komedi. Namun saat ia mengeluarkan kata-katanya,

“ Kenapa?? Apa yang terjadi?? Apa aku salah?? Maafkan aku appa... “ Taeyeon tertunduk menyembunyikan wajahnya. Namun Tiffany masih bisa melihat raut wajah Taeyeon yang begitu ketakutan.

Oh tidak. Sepertinya Tiffany telah melakukan kesalahan. Tidak seharusnya Tiffany main pukul Taeyeon begitu saja. Taeyeon punya riwayat buruk pada masa lalunya bersama ayahnya. Tiffany seharusnya berhati-hati akan hal itu. Namun ia sungguh lupa dan tak berpikir bahwa Taeyeon akan sampai bereaksi seperti ini.

“ Taeyeon.. Ini aku.. “ Ya tuhan. Apa kekerasan yang ayahnya lakukan menjadi trauma baginya?? Kenapa dia tidak pernah menceritakannya? Seharusnya aku juga lebih peka akan hal ini. Tae yeobo, mianne... aku hanya reflek saja tadi, aku juga tidak menyangka jika pukulanku akan sekeras itu.

“ Fanny-ah?? “ Taeyeon mendongakkan kepalanya lalu segera sadar. Semuanya telah berakhir. Ayahnya sudah tiada. Ia sudah memulai kehidupannya dengan bahagia, bersama istri tercintanya. Oh..

Hop. Tiffany langsung tersentak kaget dan dadanya merasa sempit saat tiba-tiba saja Taeyeon melompat memeluk tubuhnya erat. Sangat erat hingga tubuhnya tumbang dan terjatuh ke tempat tidur. Sangat erat hingga ia sempat terbatuk karena sesak nafas.

“ Yeobo.. aku tidak bisa bernafas. “ Tiffany menepuk-nepuk punggung Taeyeon pelan untuk memperingatkannya.

“ Maaf.. maaf.. “ Taeyeon melepas pelukannya namun tetap menindih istrinya, mengurung Tiffany dibawah kungkungannya.

“ Tidak..tidak.. seharusnya aku yang meminta maaf.. apa pukulanku sakit?? Maafkan aku.. “ Tiffany mengusap-ngusap dada Taeyeon, lokasi dimana ia menamparkan tangannya.

“ Tidak sakit. Hanya.. sedikit terkejut. “ Taeyeon harus memberikan senyuman lebarnya agar Tiffany percaya akan kata-katanya. Pukulannya memang tidak sakit. Namun bayang-bayang buruk masa lalunya bisa membuatnya rapuh. Ayahnya bukan hanya meninggalkan bekas luka dikulitnya, namun juga luka hati. Ia trauma.

“ Maafkan aku.. aku berjanji tidak akan melakukannya lagi. “ Tiffany menangkup wajah Taeyeon dengan bibir yang amat dekat dengannya.

“ Terima kasih.. “ Taeyeon mengecup bibir Tiffany yang sudah dekat dengannya. Menekannya sedikit, namun istrinya itu malah membuka mulut untuk menangkup bibirnya, mengajaknya berciuman. Sambil tersenyum kecil, Taeyeon dengan senang hati membalas ciuman Tiffany. Ia bahkan langsung menelusupkan lidahnya ke dalam mulut Tiffany. Menelusuri mulut istrinya dengan lidahnya.

“ Ehhhmm.. “ Tiffany sampai kewalahan berkejar ciuman dengan Taeyeon. Meski tangan kanannya terus menarik-narik rambut kepala Taeyeon, namun sepertinya Taeyeon tak terganggu sama sekali. Remasan tangan pada lengannya juga tak terasa apa-apa bagi Tubuh Taeyeon yang lebih kuat darinya.

“ Yeobo.. “ Tiffany menarik bahu Taeyeon mundur hingga membuat ciuman keduanya terlepas.

“ Ne?? “ Taeyeon sebenarnya masih ingin menyerang bibir seksi istrinya. Namun ia harus menunggu apa yang ingin dikatakan oleh Tiffany padanya. Matanya pun terus turun ke bawah menatapi bibir Tiffany yang terlihat memerah karena perbuatannya.

“ Apa punyamu masih tegang?? “ Tiffany menggigit bibir bawahnya sambil menahan senyum. Ia sebenarnya sedikit malu jika harus berbicara vulgar. Namun karena Taeyeon yang terlalu polos selalu membuatnya harus yang pertama berbicara.

“ Tegang?? “ Fokus Taeyeon kini teralihkan, ia menatap wajah cantik istrinya dengan ekspresi bertanya-tanya. Apanya yang tegang??

“ Punya-mu Tae-ah.. “ Tiffany meraba selangkangan Taeyeon yang masih terasa tegang saat ia menyentuhnya. Ia sempat terkikik melihat wajah panik Taeyeon saat ia meraba-raba selangkangannya yang masih terbungkus oleh celana yang dia pakai.

“ Aaa... iii.. itu... “ Taeyeon tergagap sambil menelan ludah. Apa ia harus mengatakan jika ia bermimpi bercinta dengan istrinya dengan posisi kaki Tiffany dibahunya?

“ Tadi aku memukulmu karena kau berusaha menggesekkan milikmu ke bokongku disaat aku masih tertidur. Itu sangat vulgar kau tahu? “

“ Benarkah??! “ Taeyeon membelalakkan kedua matanya mendengar penuturan sang istri. Ia merasa amat malu. Ya tuhan, kau seakan sedang melecehkan istrimu Kim Taeyeon!

“ Aku pantas dipukul berarti. Maafkan aku, sayang... “Taeyeon memeluk Tiffany sembari menyembunyikan wajahnya yang merah menyala ke cerukan leher istrinya.

“ Aku hanya bertindak berlebihan. Seharusnya aku membangunkanmu dengan cara baik-baik bukannya memukulmu sampai kau terbangun kaget begitu. “ Tiffany mengusap-ngusap punggung Taeyeon lembut. Namun tangan nakalnya secara tak sengaja mengusap terlalu turun ke bawah hingga ia sampai pada pantat Taeyeon. Dengan senyum jahatnya, Tiffany mencari ujung celana Taeyeon agar ia bisa menariknya turun.

“ Ti..tidak apa-apa.. sayang.. “ Taeyeon bisa merasakan jemari Tiffany yang masuk ke dalam kausnya lalu tangannya turun hingga sampai pada pantatnya.

“ Apa yang kau impikan sampai kau bisa tegang, hehm? “ Tiffany berbisik seksi. Auranya kini berubah seketika.

“ Aa..aku.. “ Taeyeon gugup lagi! Ya tuhan! Istrinya kembali menggodanya. Mana bisa ia menahan diri jika istrinya bertingkah seperti ini, belum lagi ia baru saja bermimpi mesum.

“ Apa?? Hehm?? “ Tiffany mengangkat kepala Taeyeon agar ia bisa menatap matanya.

“ Ii..itu.. Aku.. memimpikanmu.. “

“ Jelaskan. Mimpi macam apa sampai punyamu bisa tegang begini?? “ Tiffany kembali meraba selangkangan Taeyeon dengan gerakan sedikit menekan, membuat Taeyeon semakin sulit menahan diri.

Taeyeon menelan ludah sambil memejamkan mata menikmati usapan tangan istrinya diselangkangannya. Ia sampai-sampai hampir lupa jika harus menjawab pertanyaan Tiffany yang terus memojokkannya.

“ Kita.. sedang.. “

“ Hehmm?? Sedang apa?? “ Tiffany berhasil memasukkan tangannya ke dalam celana Taeyeon hingga jemarinya dapat meraih penis Taeyeon yang masih terjebak oleh lapisan celana dalam dan celananya.

“ Membuat cucu untuk Daddy.. “ Taeyeon berbisik pelan. Sorot matanya kini tajam, kepercayaan dirinya mulai muncul. Tiffany, kau akan habis setelah ini.

“ Kenapa kau harus bermimpi jika kau bisa melakukannya secara nyata, hehm? “

Taeyeon menelan ludahnya susah payah. Tiffany sungguh hebat dalam menggodanya. Bagaimana bisa ia bisa membuatnya terus tenggelam dalam pesonanya?

“ Bolehkah?? “

“ Telanjangi aku dan bercintalah denganku. “ Oh. Lihat, ekspresi ini. Ekspresi kaget namun senang juga bercampur gugup yang Taeyeon tampakkan yang membuat Tiffany senang sekali menggodanya. Taeyeon bisa sangat lucu dan menggemaskan bahkan dalam suasana sensual seperti ini.

Author note:

Guys.. check the other stories😀😀😀

I need your support okay😢😢😢 so I can keep writing again and again..

I'm the Love Song [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang