Aku membuka mataku terbangun dari tidur. Ahh.. apa ini sudah pagi. Pemandangan pertama saat aku membuka mata tentulah Taeyeon dengan wajah tenangnya. Namun terkadang ia tidak setenang ini saat ia tidur sebenarnya. Aku sering menemukan Taeyeon mengigau saat tidur, atau lebih sering lagi aku sering mendapatinya tidur mendengkur. Memang hanya dengkuran halus, tidak begitu keras hingga menganggu tidurku. Tapi itu tidak setiap hari, aku hanya mendapatinya mendengkur saat ia kerja terlalu lelah. Seperti saat ini, aku masih mendengar dengkuran halusnya, belum lagi mulutnya yang setengah terbuka. Kau sungguh imut meski sedang tidur seperti ini, Tae. Aigoo.. apa kau lelah karena semalam huh?? Hingga kau mendengkur seperti ini hehm?? Ahh.. aku jadi malu sendiri jika mengingat apa yang kita lakukan semalam. Aku malah tersenyum-senyum sendiri jika ingat dengan yang semalam. Aku merasa senang bisa melakukannya dengan orang yang kucinta dan orang yang mencintaiku kembali. Ditambah dengan status pernikahan yang membuat ini terasa istimewa bagi kita berdua. Ahh.. aku merasa beruntung. Kita beruntung.
Ohh.. tunggu. Jam berapa ini? Taeyeon bukankah harus pergi bekerja? Tidak, aku tidak ingin ia bekerja hari ini. Aku merasa seluruh tubuhku remuk dan bagian kemaluanku masih amat sakit, bahkan saat aku mengubah posisi tidur semalam saja sakitnya masih terasa hingga sedikit sulit untukku tidur nyenyak. Aku ingin Taeyeon memanjakanku hari ini, ia harus bertanggung jawab karena perbuatannya semalam. Aku tidak ingin membangunkannya. Biarkan saja ia tertidur.
“ Ohhh.. ya ampun!! Jam berapa ini?? “ Taeyeon tiba-tiba tergelak membuka matanya lebar-lebar hingga sempat membuat Tiffany terkejut.
Ohh.. astaga dia bangun sendiri. Haduh, Tae.. kau seharusnya tidak usah bangun.
“ Aku tidak tahu.. “ Jawabku yang langsung mendapatkan perhatiannya saat mendengar suaraku.
“ Ohh.. Fanny-ahh.. selamat pagi.. “ Taeyeon langsung tersenyum lebar lalu mengecup lembut kening istrinya.
“ Selamat pagi juga Tae yeobo... “ Tiffany malah balas dengan ciuman dibibir Taeyeon. Membuat sang punya bibir bersemu merah. Ia bersemu bukan hanya karena ciuman yang diterimanya namun juga karena panggilan sayang Tiffany padanya. Tiffany memang paling bisa membuat Taeyeon seperti itu.
“ Tae-ah?? “
“ Wae?? “
“ Bisakah kau tidak usah kerja hari ini?? Temani aku dirumah hari ini. Rasanya aku tidak bisa berjalan sekarang. “ Tiffany mengerucutkan bibirnya lucu setelah mengadukan apa yang dirasakannya.
“ Tidak bisa berjalan??! Bagaimana bisa?! “ Taeyeon terkejut dengan pernyataan Tiffany, bagaimana mungkin Tiffany tidak bisa berjalan?
“ Dasar bodoh. Itu kan karena perbuatanmu semalam. “ Tiffany sedikit memukul Kepala Taeyeon gemas dengan dua jarinya yang dikepalkan.
“ Ahh.. Maaf.. apa sesakit itu? “ Taeyeon bertanya dengan nada lembut, ia jadi merasa bersalah jika begini.
“ Hemm.. “ Tiffany menganggukkan kepalanya. Ia juga lanjut berkata,
“ Ini juga sepertinya sampai berdarah. “
“ Berdarah??! Coba aku lihat! “ Karena terlalu panik dan cemas, Taeyeon dengan gerakan cepat langsung saja membuka selimut yang sedari tadi menutupi tubuh telanjang keduanya tanpa berpikir apapun. Ia menarik dengan penuh kecepatan dan tenaga yang begitu besar hingga selimutnya langsung tersibak terbuka memperlihatkan tubuh telanjang bulat Tiffany.
“ Kya!! Taeyeon! Ini sungguh vulgar! “ Tiffany dengan rasa terkejutnya langsung berteriak dan tangannya reflek langsung memukul kepala Taeyeon dengan penuh tenaga.
“ Ahhh... “ Taeyeon meringis kesakitan sembari mengelus-ngelus bagian kepala yang di pukul oleh istrinya.
Tak merasa bersalah, Tiffany malah langsung sibuk menutupi kembali tubuhnya yang sempat terekspos dengan lapisan selimut tipis dari dua bagian selimut di tempat tidurnya.
“ Seharusnya kau bilang dulu jika ingin melihatnya, jangan sembarang buka saja. “ Tiffany malah jadi mengomeli Taeyeon.
“ Maaf.. Aku kira karena kita berdua sudah melihat semuanya semalam. Jadi ku pikir tidak apa-apa jika aku melihatnya. “
“ Tidak perlu dilihat. Aku masih malu. Aku ingin mandi sekarang. Jika kau ingin ikut kau harus tanya aku terlebih dahulu apa aku setuju atau tidak. “
“ A..aa... “ Taeyeon malah mengap-mengap tak bisa berkata apa-apa. Kenapa Tiffany jadi sangat aneh. Tadi memarahinya karena telah melihat tubuhnya tanpa izin. Namun sekarang malah mengajaknya mandi bersama tapi harus bertanya padanya dahulu. Jadi apa maksudnya?? Apa Taeyeon yang salah dengar apa memang Taeyeon saja yang bodoh?? Jadi dia harus menjawab apa jika begini?
“ Pokoknya aku tidak ingin kau kerja hari ini. Sekarang cepat gendong aku ke kamar mandi dan mandi bersama. “
##
Meski tampak gugup, Taeyeon tetap mengikuti perintah Tiffany. Termasuk saat mereka sudah di dalam kamar mandi dan saling bertelanjang bulat. Matanya tak ingin terus melototi indah lekuk tubuh Tiffany saat ia menyaksikan Tiffany duduk di pinggiran Bathtub, menyiapkan air hangat untuk berendam bersama didalam bathtub.
Taeyeon benar-benar harus menahan diri sebisa mungkin. Pikirannya tak ingin berkeliaran yang tidak-tidak saat ini. Melihat seluruh tubuh istrinya dalam penerangan yang cukup membuatnya sedikit tegang di bawah sana, oleh karena itu tangannya terus menangkup kemaluannya untuk menutupi pemandangan yang bisa jadi mengerikan jika sedang tegang. Ia betul-betul takut salah kendali dan malah menerjang Tiffany saat mereka masuk ke dalam bathtub nantinya.
“ Sini, Tae. Kau tidak mau menemaniku berendam?? “
Dengan langkah kaku sembari melindungi penampakan kelaminnya dengan tangannya, Taeyeon bergerak masuk ke dalam bathtub tersebut. Duduk berhadapan dengan istrinya.
“ Kenapa jadi kau yang bertingkah malu begini hehm?? “ Tiffany mendekat ke arah Taeyeon lalu menyiramkan sedikit air ke atas bahunya. Tak lupa ia memijat kedua bahu Taeyeon, bermaksud memberi isyarat untuk tidak gugup. Tangannya lalu naik ke leher lalu berhenti di ujung rahang Tajam Taeyeon yang Tiffany kagumi.
“ Rileks, Tae.. “ Tiffany langsung terkikik menyaksikan ekspresi wajah Taeyeon yang seakan menahan nafas cukup lama saat ia bergeser mendekat ke tempatnya.
##
Tidak. Kita tidak melakukan apa-apa selain mandi bersama. Taeyeon dengan hebatnya tidak tergoda oleh tubuhku. Aku sedikit merasa gemas karena kontrol diri yang dimiliki Taeyeon cukup bagus. Apa jangan-jangan aku memang tidak cukup seksi untuknya?? Atau jangan bilang jika dia tidak ingin melakukannya lagi denganku setelah ia tahu rasanya menikmati tubuhku?? Oh tidak. Taeyeon tidak seperti itu. Mungkin ia hanya bertingkah hati-hati seperti biasanya.
Aku memang di manja hari ini. Dia yang membuat sarapan sekaligus membersihkan piring kotor. Ia bahkan yang mengerjakan pekerjaan rumah sementara aku hanya duduk di ruang tamu menonton TV. Hingga makan siangpun ia yang menyiapkan semuanya. Taeyeon tidak memperbolehkanku bergerak banyak saat aku mengadu bahwa selangkanganku sungguh sakit dan badanku begitu pegal-pegal akhibat semalam. Aku tidak bermaksud membuatnya merasa bersalah dengan berkata seperti itu, aku hanya ingin perhatiannya saja. Namun seperti biasa, Taeyeon terlalu menganggapnya begitu serius hingga ia sampai harus menawarkan diri untuk menggendongku saat aku hendak berjalan kemanapun.
“ Kamu duduk saja. Biar aku yang mencuci piring. “ Taeyeon langsung buru-buru merebut piring kotor dari tangan Tiffany lalu dengan langkah kaki cepat ia segera letakkan semua piring kotor ke tempat cucian piring.
“ Aku tidak apa, Tae.. “ Tiffany menghampiri Taeyeon yang mulai bergerak mencuci piring kotor satu persatu.
“ Yahh.. kenapa kau kesini. Duduk saja di ruang tamu menonton TV. Nanti aku menyusulmu disana setelah menyelesaikan ini. “
Setelah omelannya yang menurutku sunggguh imut. Aku duduk di sofa ruang tamu lalu kembali menyalakan TV. Menunggu Taeyeon selesai mencuci piring.
##
Tak ada yang kita lakukan setelah jam makan siang. Kita hanya menonton TV sambil tidur berpelukan di sofa.
Jika kau pikir Taeyeon akan memelukku dengan mesra dan tubuh melekat satu sama lain. Tidak. Taeyeon memang memelukku dari belakang, tapi tubuhnya tidak menempel dengan punggungku, ia memberi sedikit jarak terhadap tubuh depannya dan punggungku. Dan itu membuatku sedikit gemas. Dari awal pertemuanpun, Taeyeon memang selalu berhati-hati dalam mendekatiku. Mungkin ia takut jika aku tidak menyukainya. Tapi, ohh.. ayolah.. semalam kita sudah bercinta dan sudah melihat tubuh masing-masing tanpa pakaian. Mana bisa ia seperti ini terus.
“ Fanny-ahh.. “
“ Hehmm? “ Mataku masih begitu fokus melihat film yang sedang ditayangkan di TV. Jadi aku hanya bergumam menjawab panggilannya.
“ Fanny-ah?? “ Taeyeon sedikit mengelus lengan Tiffany untuk mengalihkan perhatiannya. Ia memang tidak ingin menganggu Tiffany yang sedang asyik menonton TV, namun ia merasa ini semua buang-buang waktu. Ia sudah mengambil libur hari ini hanya untuk istrinya, lalu mereka hanya menghabiskan waktu seperti ini saja? Rasanya ini tidak benar.
“ Yeah. Tae-ah?? “ Aku segera mengalihkan pandanganku saat Taeyeon memberi gesture lembut untuk mencari perhatianku. Aku tidak tahu apa maksud darinya yang tiba-tiba memanggil namaku namun sudah seharusnya aku menanggapi panggilannya dengan sikap yang benar.
“ Rasanya ini semua membuang-buang waktu jika kita hanya menonton TV saja sepanjang siang. “
“ Lalu?? Kau mau kita pergi keluar?? “ Memang benar, aku sudah menyuruhnya untuk tidak berangkat bekerja hanya untuk membuang-buang waktu. Tapi aku menikmati suasana berdua seperti ini, hanya aku dan dia. Daddy juga belum pulang, jadi rasanya begitu nyaman menikmati suasana rumah sepi hanya dengannya.
“ Entahlah. Pandanganmu terus saja pada layar televisi. Padahal aku lebih baik memandangi wajahmu daripada menonton TV. “ Taeyeon mengusap lembut pipi Tiffany yang kini menjadi merona karena kata-katanya. Bukan itu saja, karena kata-katanya Tiffany juga tersenyum lembut menampakkan mata bulan sabitnya. Mata indah pesona dari seorang Tiffany.
“ Kalau begitu aku matikan saja TV-nya. Pandangi saja aku sesuka hatimu. “ Aku langsung saja mematikan TV lalu segera fokus pada Taeyeon. Membalikkan tubuhku dan berbaring menghadapnya. Karena ungkapannya dan keinginannya begitu membuatku menjadi berdebar senang. Aku juga tak keberatan untuk menghabiskan waktu untuk memandangi wajah cute-nya.
“ Terima kasih. “ Taeyeon tersenyum lembut lalu mengecup lembut kening Tiffany. Senyumnya melekat seakan tak bisa lagi untuk menghentikan rekahan mulutnya.
Kau membuatku gemas Tae-ah. Melihat senyum yang memancarkan bahagia itu membuat hatiku terasa penuh. Ya tuhan, Taeyeon-ah. Aku tidak pernah merasakan hal sekuat ini dengan siapapun. Memandangi wajahnya sedekat ini tak kuasa untukku tidak mencium bibirnya. Kutarik tengkuknya lalu kucium bibirnya dengan mesra. Ia juga sama membalas ciumanku dengan gerakan seimbang. Meski ciuman ini sedikit tidak beratur karena Taeyeon terus saja ingin tersenyum dalam ciumannya, namun ia berusaha untuk tetap stabil dengan menciumku lebih dalam dengan gerakan lembutnya yang aku sukai.
“ Saranghae.. “ Taeyeon berkata lembut setelah mereka melepas ciumannya. Wajahnya masih dekat dengan Tiffany, deru nafas mereka menyatu dan menjadi senandung bagi keduanya. Hidung mereka bahkan masih menempel, bibir keduanya juga tak kalah dekat. Mereka tak ingin begitu berjauhan.
“ Nado saranghae Tae-ah.. “ Tiffany membalas dengan senyumnya yang merekah lebar. Tangannya masih menetap pada tengkuk Taeyeon, terkadang memijatnya lembut.
You have my focus
I can't control it
I find your magic
In every moment
Jemarinya menari-nari di atas permukaan kulit wajah Tiffany. Menyaksikan struktur wajah indahnya. Dengan suara alunan lembut. Mungkin sebuah lagu bisa menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Taeyeon tahu jika Tiffany begitu menikmati suara nyanyiannya. Ia bersyukur akan hal itu. Taeyeon sedikit bangga dengan suara yang dimilikinya setelah Tiffany menyukai setiap nyanyiannya.
No slight of hand
Cause' you're my truth
And when in love the ordinary just won't do
You look so beautiful
You walked out of a dream
I never felt this way before
Your eyes are all I need
To make forever feel like just a little while
I swear I'd walk, I'd run, I'd even learn to fly
Just to see you smile
Aku sangat mencintaimu Tiffany. Rasanya melihat wajahmu sedekat ini membuat hatiku berisik. Beriak dan gaduh. Aku sungguh mencintaimu dari segala hal yang kumiliki, kau adalah hal yang paling indah.
Memandang orang yang amat di cintainya. Taeyeon merasa ini seakan bukan kenyataan. Matanya menjadi berkaca-kaca. Haru bahagia. Haru rindu. Haru sayang. Pikirannya berkecambuk. Ini rumit, namun nyata. Tiffany adalah miliknya seorang.
You can make the world stop
You can have it your way
You can make the world stop
You can have it your way (just to see you smile)
You can make the world stop
You can have it your way, have it your way
Melihat senyumnya. Senyum indah bulan sabitnya. Tiffany, tolong cintai aku sepanjang sisa hidupmu. Karena aku juga akan ada disisimu sepanjang hidupku. Aku berharap kau akan tetap bertahan mencintaiku, meski banyak jalan terjal yang akan menunggu kita di masa depan.
Without a question
You keep me guessing
And golden hearts find gentle hands with no exception
And if I hold you
We're bulletproof
And I don't care about nobody's point of view
You look so beautiful
You walked out of a dream
I never felt this way before
Your eyes are all I need
To make forever feel like just a little while
I swear I'd walk, I'd run, I'd even learn to fly
Just to see you smile
You can make the world stop
You can have it your way
You can make the world stop
You can have it your way (just to see you smile)
You can make the world stop
You can have it your way, have it your way
And when you pull me close
I learn which side of gravity needs me most
Attracted to your everything
I know there's more than what meets the eye
I'd walk, I'd run, I'd even learn to fly
Just to see you smile
Taeyeon mendapat ciuman mesra dari Tiffany saat ia menyelesaikan lagu yang dinyanyikannya. Sepertinya ciumannya adalah pengganti kata-kata yang tak bisa keluar dari mulutnya.
“ Taeyeon-ah.. “ Aku ragu untuk mengatakannya. Tapi sifat halus Taeyeon begitu membuatku gemas. Apalagi ketika dia mulai bernyanyi sebuah lagu untukku. Aku begitu tersanjung mendengar suaranya yang lembut. Taeyeon kau.. argh..
Aku menutup mata sejenak. Tanganku masih pada bahu dan tengkuk lehernya. Karena merasa gugup, tanpa sadar jemariku terus saja berputar-putar di sekitaran punggungnya. Aku sedikit memasukkan tanganku ke dalam pakaiannya dan memijat bahunya yang tegas. Rasanya gesturku membuat Taeyeon jadi ikut gugup.
“ Fanny-ah?? “ Taeyeon menatap lekat ke dalam bola mata Tiffany. Ia bertanya-tanya. Ada apa dengan gerangan? Mulutnya seakan ingin berkata sesuatu namun sulit untuk di keluarkan.
Tiffany malah hanya menggigit bibir bawahnya, yang padahal gerakan itu membuat Taeyeon ingin sekali mencium bibirnya dengan ciuman dalam. Ah! Kenapa pikirannya jadi berkeliaran begini? Ini sepenuhnya bukan salahku. Tangan Tiffany terus saja mengusapi bagian leher dan bahuku yang membuatku ingin melepas pakaianku agar ia bisa mengusapi seluruh tubuhku dengan bebas. Apalagi bibir merahnya yang menggoda itu. Tiffany.. kau membuatku gila!
“ Ayo bercinta.. “ Susah payah aku mengucapkannya. Taeyeon tolong jangan berbicara apapun yang bisa membuatku marah. Aku sungguh sudah malu untuk meminta ini karena hasratku meninggi oleh perlakuanmu.
“ Cium aku jika kau setuju. Jangan katakan apapun yang bisa menyakiti hatiku. “
Taeyeon menatap sorot mata Tiffany yang terlihat memohon. Lalu kemudian merengkuh bibirnya dalam. Tangannya mengusap pipinya halus. Terima kasih sudah bertanya lebih dulu. Karena aku juga amat menginginkan tubuhmu seperti semalam. Aku takut kau tidak setuju jika aku yang meminta lebih dulu sebab tadi pagi kau mengeluh seluruh tubuhmu kesakitan dan kemaluanmu juga ikut sakit. Mana bisa aku meminta untuk bercinta lagi denganmu. Terima kasih Fanny-ah..
Taeyeon memutar kepalanya miring ke kanan dan ke kiri. Mendalami rasa dari ciumannya dengan Tiffany. Bibirnya tidak begitu tipis ataupun tebal, bibir Tiffany pas. Kelembutan pada bibirnya membuat Taeyeon tak bisa berhenti untuk menciumnya. Ohh.. Tiffany membuatnya gila bahkan hanya dengan mencium bibirnya saja.
“ Hehmm.. Tae-ah.. Ke kamar. “ Tiffany terpaksa harus melepas ciuman panas mereka untuk mengingatkan Taeyeon jika sebaiknya mereka melakukannya di kamar. Meski tidak ada siapapun di rumah saat ini, namun ia merasa sedikit paranoid jikalau mungkin daddy memergoki mereka sedang melakukan hal yang tidak seharusnya menjadi tontonan bagi siapapun.Author note:
Sorry bagi yg nunggu crita ini update.. aku tahu ff ini lama banget gak di update..
And I have something to tell you guys.. ff ini bakal end lebih cepet.. mungkin gak lebih dari 4 chapter lagi juga end..
Aku malahan niatnya mau skip NCnya aja biar cepet selesai.. tapi kayaknya ntar kalian demo dan bakal ngebacok aku😢😢😢Ps: kapan ya kalian mikir aku ini bukan author mesum tapi malahan author romantis??😢😢😧😧😧
Akyu tuh orangnya romantis banget auukkkkk😭😭😭😭 tapi knapa kalian selalu bilang aku itu mesum.. why..whyyyyyyyy😭😭😭#nangisguling2
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the Love Song [ End ]
FanfictionJika kau tak bisa melihatku sebagai orang yang kau cinta.. Bisakah kau melihatku seperti saat kau mendengarkan lagu cinta..??