Get drunk

5.9K 479 136
                                    

Kita menghabiskan hari-hari bulan madu kita mengelilingi jepang. Karena Taeyeon suka dengan tempat-tempat disini. Jadi aku memutuskan untuk menghabiskan waktu bulan madu kita dijepang saja. Karena ingin membuat banyak momen. Aku lebih suka menggunakan transportasi umum seperti kereta dan bus. Bahkan ketika jaraknya cukup dekat dengan hotel yang kita tempati, aku hanya ingin menggandeng tangan Taeyeon dan berjalan dengan langkah santai sampai ke tempat tujuan.

Keromantisan Taeyeon kini sedikit meningkat. Ia sekarang bisa mengecup dahiku ditempat umum. Pegangan tangannya juga erat sekali ketika menggenggam tanganku. Ia bahkan tak ingin begitu berjauhan dari diriku ketika kita duduk dimeja makan. Seperti saat ini.

Kita sedang menunggu pesanan restoran datang ke meja makan. Aku sempat bertanya tentang restoran yang bagus dan cocok untuk kita berdua pada bell boy hotel, lalu ia merekomendasikam restoran ini karena memiliki konsep romantis dan pengunjung rata-rata turis asing.


“ Wuahh.. “ Taeyeon memandang makanan yang disajikan dengan mata berbinar. Istrinya Tiffany memesan beberapa seafood dan daging yang begitu menggugah selera. Harumnya bahkan bisa mencekik lehernya karena terlihat lezat.

“ Makanlah.. “ Tiffany hanya terkikik ketika menyaksikan mata Taeyeon mengikuti gerakan tangannya seperti magnet, ketika ia sedang meletakkan beberapa daging dan juga udang lobster pada piring makan milik Taeyeon.

“ Ghamsahamida.. Aku akan makan dengan lahap.. “ Taeyeon tersenyum lebar ketika Tiffany selesai meletakkan makanan pada piringnya.

“ Makan pelan-pelan.. “ Tiffany mengingatkan ketika ia menyaksikan Taeyeon makan dengan lahapan besar dan kunyahan yang begitu cepat.

“ Mashita.. jinjja.. mashita.. “ Karena terlalu enak. Taeyeon jadi tidak sadar ia telah makan dengan begitu cepat.

“ Ne yeobo.. Aku tahu.. “ Tiffany tidak makan sebanyak yang dimakan Taeyeon. Ia tidak begitu lapar.

“ Hallo.. welcome to our restaurant. “ Seorang lelaki dengan pakaian pelayan menghampiri meja makan mereka dengan membawa sebotol wine ditangannya. Lelaki dengan tubuh tinggi itu menjelaskan jika Taeny mendapatkan bonus sebotol wine karena telah memesan makanan lebih dari 5 menu.

“ Oh.. Thank you.. “ Tiffany tersenyum kepada sang lelaki yang telah selesai menuangkan wine ke dalam 2 gelas yang disajikan didekat piring makan mereka.

“ You’re most welcome.. “ Si pelayan memberi senyum ramahnya sebelum ia bisa pergi meninggalkan kedua pasangan itu.

“ Kau ingin meminumnya?? “ Rasanya Tiffany tidak bisa meminum alkohol.

“ Yeah.. Kau ingin minum?? “ Taeyeon mencoba meneguk wine anggur merah itu. Rasanya cukup enak. Meski tidak seenak wine milik pabriknya.

“ Aku sedang program kehamilan, Tae. Alangkah baiknya aku tidak mengkonsumsi alkohol. “ Tiffany ingin makan sehat meski saat ini ia masih belum hamil.

“ Oh.. Kau benar.. Lalu sisa wine ini? “ Taeyeon tidak bisa menghabiskannya sendirian. Satu botol rasanya terlalu banyak. Sayang juga jika tidak dihabiskan.

“ Kau bisa meminumnya. Tidak perlu sampai habis. Kau tidak boleh sampai mabuk, okay.. “ Tiffany memperingatkan. Ia memang jarang sekali melihat Taeyeon meminum minuman alkohol. Jadi ia tidak tahu tentang kadar alkohol yang bisa dikonsumsi oleh Taeyeon. Dirumah juga tidak menyimpan botol soju ataupun beer. Meski ia tahu jika Taeyeon memiliki kebun anggur yang sekaligus memproduksi wine anggur merah.

“ Aku tidak pernah mabuk. Biasanya aku juga mencoba wine yang diproduksi oleh pabrikku. Aku bisa meminum 3 gelas penuh tanpa mabuk. “

“ Okay.. berarti kau hanya boleh minum sampai 3 gelas saja. “ Tiffany tidak tahu orang mabuk ala Taeyeon itu seperti apa. Namun ia tidak ingin menyaksikannya sekarang. Mereka sedang bulan madu, sedang ditempat orang asing. Jadi sebisa mungkin Tiffany mencegah kerepotan yang mungkin bisa terjadi.

“ Okay.. tak masalah... “ Taeyeon juga tidak ingin menemukan dirinya mabuk.  Ia akan menjadi orang berbeda ketika mabuk.

“ Yeobo.. kau suka pedas?? “ Tiffany sudah mencoba sajian daging sapi iris dengan bumbu pedas itu. Ia hanya makan satu irisan saja, namun lidahnya sudah terasa terbakar. Ia tidak menyangka jika akan sepedas ini, atau mungkin dirinya saja yang tidak suka pedas.

“ Yeah... “ Taeyeon mengangkat piring makanannya ketika Tiffany mengambil beberapa irisan dagingnya untuk diletakkan ke atas piring makannya.

“ Aku tidak tahu jika akan begitu pedas. Karena tampilannya begitu menarik. Jadi aku pikir aku ingin mencobanya. Jika kau suka kau bisa habiskan sendiri. “ Masakannya memang enak. Namun Tiffany tidak setahan itu dengan rasa pedasnya. Jadi lebih baik ia berhenti melahapnya.

“ Hehmm.. ini enak.. “ Rasanya memang pedas. Namun bumbu lain pada dagingnya membuat rasa pedas itu menjadi ketagihan. Taeyeon melahapnya meski rasanya memang pedas.

“ Yeobo... “ Tiffany membulatkan matanya ketika Taeyeon menenggak satu gelas wine seperti menenggak segelas air putih saja.

“ Oh.. pedas sekali.. “ Ia baru merasakan ujung kepedasan yang sesungguhnya ketika ia hampir saja menghabiskan sepiring daging pedas itu sendirian.

“ Sini minum air putih.. “ Tiffany menuangkan gelas miliknya dengan air putih agar Taeyeon bisa meminumnya. Namun istrinya itu malah kembali menenggak wine langsung dari botolnya!

“ Tae yeobo...!! “ Tiffany tidak sempat menghalangi Taeyeon yang terus saja meminum wine bak minum air putih. Ia telah mencoba merebut botol wine-nya dari tangan Taeyeon. Namun ternyata tenaganya tidak cukup kuat untuk melepas genggaman tangan Taeyeon terhadap botol wine yang dipegangnya.

“ Oh my god.. Taeyeon-ah.. kau bisa mabuk! “ Tiffany gemas sampai ia harus memukul-mukul bahu Taeyeon agar berhenti menelan cairan alkohol itu.


##




Mereka baru saja keluar dari restoran dengan Taeyeon yang dalam keadaan mabuk. Untungnya Taeyeon mabuk bukan tipe orang mabuk yang perlu dipapah ketika berjalan. Taeyeon tetap berjalan seperti biasanya, tangan Tiffany bahkan tak lepas dari genggaman tangannya. Taeyeon hanya tipe orang mabuk yang berisik dan terlihat lebih ceria dari sifat aslinya. Saking berisiknya, Taeyeon sampai tak bisa berhenti berbicara dan menyapa semua orang yang melewatinya dengan bahasa korea yang tidak mereka mengerti.



Put your head on my shoulder
Hold me in your arms, baby
Squeeze me oh so tight
Show me that you love me too

Tiffany tersentak ketika Taeyeon menarik pinggangnya dan mencoba mengajaknya berdansa di pinggir jalan seperti ini.

Put your lips next to mine, dear
Won't you kiss me once, baby
Just a kiss goodnight, maybe
You and I will fall in love
(You and I will fall in love)

Taeyeon bahkan bernyanyi dengan nada keras serta lagu romantis yang dibawakannya sembari membawa tubuh mereka memutar dan bergoyang mengikuti alunan lagunya.

“ Aww... I love you, yeobo.. “ Tak menghiraukan pengguna jalan yang sempat melirikkan mata pada mereka. Tiffany tetap mengikuti alunan tubuh dan senandung indah dari mulut Taeyeon. Ia malah jadi menikmati sisi lucu dan menggemaskan ini. Ini adalah momen langka Taeyeon yang begitu manis baginya.

People say that love's a game
A game you just can't win
If there's a way
I'll find it someday
And then this fool will rush in

Put your head on my shoulder
Whisper in my ear, baby
Words I want to hear
Tell me, tell me that you love me too
(Tell me that you love me too)

Taeyeon tersenyum sembari menempelkan dahi mereka. Menatap mata bulan sabit pemandangan favoritnya yang muncul diwajah cantiknya. Tiffany Hwang-Kim. Kau makhluk terindah yang pernah aku temui.


“ I love you, istriku.. “ Taeyeon menangkup pipi Tiffany dengan kedua tangannya, menggapai bibir ranum itu bertemu dengan bibirnya. Memagutnya dengan penuh perasaan. Lembut, manis, kenyal, Taeyeon sungguh menyukainya.

##


“ Tae yeobo.. “ Tiffany memperingatkan Taeyeon kesekian kalinya agar tidak mengeraskan suaranya. Mereka baru saja sampai dihotel. Setelah susah payah menyeret Taeyeon hingga akhirnya sampai didepan pintu kamar hotel mereka.

“ Nde istriku.. “ Taeyeon berhenti bernyanyi lalu tersenyum lebar dengan tubuh yang ditegakkannya seperti seorang prajurit yang patuh pada kaptennya.

“ Jangan berisik dan tetap diam disitu. “ Tiffany memerintahkan dengan nada lebih tegas. Tiffany sedang mencari kartu kunci hotelnya untuk membuka pintu, ia sempat kesulitan mencarinya. Pasalnya dompetnya juga berisi beberapa kartu ATM maupun kartu kredit milik Taeyeon, juga kartu-kartu lainnya.

“ Apa masihhhh lamaaa... “ Taeyeon rasanya ingin tumbang jika harus tetap berdiri dan diam tanpa bergerak. Ia tidak tahan dengan posisi ini berlama-lama. Kenapa juga wanita ini menyuruhku untuk diam? Memang dia siapa?? Aku kan hanya akan mendengarkan perkataan istriku yang cantik nan seksi juga baik hati sekaligus sempurna bernama Tiffany Hwang-kim.

Taeyeon jadi merasa tersinggung dengan wanita aneh ini. Menyuruhnya untuk tidak berisik dan diam. Padahal ia hanya sedang bernyanyi. Suaranya kan tidak jelek. Istrinya saja begitu mengangumi suara yang dimilikinya. Lalu kenapa wanita ini lancang sekali menyuruhnya untuk diam?

Enak saja. Taeyeon menatap tajam ke arah wanita yang sedang membuka sebuah pintu. Ia tidak memperdulikannya dan segera pergi meninggalkan wanita aneh itu.

“ Dimana istriku.. Kamu dimana sayang.. yeobo-mu butuh pelukan hangat dan juga ciuman manismu. “ Taeyeon bersenandung sembari berjalan memasuki lift dan memencet sembarang tombol.

“ Taeyeon-ahhh!!!! “ Tiffany berlari secepat kilat untuk menghadang pintu lift tertutup. Namun gerakannya tidak cukup cepat hingga ia hanya bisa kesal lalu melampiaskannya dengan menepuk-nepuk pintu lift yang telah tertutup rapat.

Padahal belum 5 menit Tiffany tidak memperhatikan Taeyeon, namun istrinya itu dengan cepat menghilang pergi meninggalkannya!

“ Lantai 3.. “ Tiffany melihat lift yang dinaiki Taeyeon turun dilantai 3. Dengan cepat ia segera menyusulnya dengan menggunakan tangga darurat hotel yang tak jauh dari pintu lift.

##

Pandangannya sedikit berkabut. Taeyeon rasanya ingin tidur. Namun tubuhnya terasa panas.

Ah.. rasanya bercinta dengan istri seksinya pasti menghilangkan rasa panasnya.

Taeyeon jadi tersenyum-senyum sendiri jika mengingat-ingat moment intim bersama istrinya.

Ding! Oh. Pintu ajaib ini terbuka sendiri. Taeyeon memandang pintu lift dengan pandangan heran, namun ia tetap berjalan keluar dari dalam lift. Taeyeon ingin mencari istrinya.

“ Dimana kamar hotelku? Istriku pasti sedang menungguku. “ Taeyeon terus bergumam sembari mencari kamar hotelnya yang tidak juga ditemukan. Ia terus berjalan ke lorong hotel dengan buta arah. Semuanya terasa lurus. Jalan yang ditapakinya terlalu lurus. Hingga pandangan dan langkahnya terhenti ketika melihat sebuah pintu kamar hotel yang tidak tertutup sepenuhnya.

“ Ini sepatu istriku bukan? “ Taeyeon memungut sebuah heels hitam yang telah mengganjal pintu hingga pintunya yang tidak tertutup sempurna.

“ Apa aku juga harus meninggalkan sepatuku disini? “ Dengan wajah polos namun lebih terlihat seperti orang bodoh, Taeyeon melepas kedua sepatunya untuk kemudian menumpuknya bersamaan dengan sepatu heels yang ia temukan.  Lalu meletakkannya kembali seperti semula.

“ Istriku? “ Taeyeon memasuki kepalanya lebih dulu untuk melihat ke dalam kamar hotelnya. Sepi. Taeyeon tidak melihat siapapun. Lalu detiknya berikutnya ia masukkan tubuhnya berjalan ke dalam ruangan hotel dengan pandangan mencari.

“ Ahh... Fanny-ah.. kenapa kau minum alkohol banyak sekali?? Bukankah kau tidak ingin meminumnya karena ingin hamil anakku? “ Taeyeon mengambil salah satu botol vodka dan botol minuman beralkohol lainnya yang berserakan dimeja maupun dilantai.

“ Freddie.. What are you doing here?? “ Wanita itu heran ketika mendapati lelaki yang telah memutuskannya berdiri dihadapannya.

“Berhenti minum, sayang. Itu tidak baik untuk tubuhmu.. “ Taeyeon menghampiri wanita yang dikiranya istrinya. Ia merebut botol vodka dari tangannya lalu meletakkannya diatas meja.

“ Freddie.. since when you speaking chinese? Wait.. you don’t speak chinese.. that’s.. korea?? Since when you learn korean language? “

“ Kenapa kau menangis sayang?? Lihat wajahmu yang basah karena air mata.. apa aku membuat kesalahan?? “ Taeyeon tidak fokus dengan apa yang dikatakan oleh si wanita. Ia hanya ingin mendekat padanya dan mengusap sisa air mata dipipinya.

“ Freddie?? Why are you being sweet? You said that you don’t love me anymore and leave me in this country alone. “ Sang wanita memandangi ke dalam mata lelakinya yang tak ia sadari adalah orang lain.

“ Jangan menangis, sayang.. Sini aku berikan kau ciuman agar sedihmu hilang. “ Taeyeon menangkup pipi sang wanita lalu meraih bibirnya untuk dipertemukan dengan bibir miliknya.

“ Freddie.. You’re being too sweet.. “ Si wanita begitu tersentuh akan sikap manis yang biasanya tidak dilakukan oleh lelakinya Freddie. Dengan mata berkaca-kaca, sang wanita langsung duduk dipangkuan Taeyeon lalu kembali menciumnya dengan ciuman yang lebih lama, dalam dan sensual.





Ps: gue males edit😂😂😂😂

I'm the Love Song [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang