Sepuluh

291 20 2
                                    

Pemuda itu menyesap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan, bibirnya menyunggingkan senyum yang tak biasa ia tampilkan pada orang-orang.

Wajahnya tampak lebih cerah dari biasanya saat mengingat wajah lucu gadisnya yang sangat menggemaskan saat kesal

Tapi, wajah cerahnya tak bertahan lama dan berubah menjadi suram setelah menyadari kehadiran pemuda lain yang berdiri tepat disampingnya.

"Mau apa lo kesini?" Tanyanya dingin dan menusuk

"Gue kesini cuma mau ketemu sama lo" Balas pemuda yang baru datang tadi

"To the point" Ucap pemuda tersebut a.k.a Lano pada pemuda itu

Pemuda itu tertawa pelan "Gak pernah berubah ya lo" Balasnya menepuk pundak Lano

Tapi sayang Lano dengan kasar menepis tangan pemuda itu hingga hampir terjungkal kebelakang

"Slow man" Ucap pemuda itu santai kepada Lano tanpa peduli Lano yang kini diliputi emosi karena kehadirannya

"Pergi!" Ucapnya dingin

Pemuda itu menghembuskan nafas pelan "Sampai kapan lo mau kayak gini terus?"

Lano mendelik "Sampai mayat lo terpampang jelas di depan mata gue" Balasnya acuh

"Lo banyak berubah" Ucap pemuda itu pada akhirnya

"Bukan urusan lo" Sewot Lano menatap tajam pada orang disampingnya

Sebelum pergi pemuda itu menyempatkan menepuk pundak Lano "Lo baik-baik disini"

Lano hanya membisu ditempat tanpa niat membalas atau sekedar berbalik badan untuk melihat orang itu pergi dari hadapannya

"Brengsek!" Makinya sambil menjambak rambutnya kasar

Lano berjalan masuk kekamarnya mengambil jaket dan segera mungkin pergi dari sana, udara luar lebih bisa menenangkannya saat ini

Dengan langkah gontai Lano menuruni tangga "Mau kemana den?" Tanya Bi sumi yang sudah dianggap seperti ibu sendiri oleh Lano

"Cari angin bi" Balas Lano nada suaranya terdengar lembut tidak seperti biasanya yang judes dan dingin, pemuda itu akan melembut jika berbicara pada orang terdekatnya

"Oh yaudah hati-hati, jangan ngebut bawa motornya" Pesan Bi Sumi

Lano lantas tersenyum pada wanita paruh baya tersebut, ia berjalan mendekat dan mengambil tangan Bi Sumi untuk menyaliminya "Lano pergi bi" pamitnya sebelum menghilang dari pintu utama.

Lano hanya membawa motornya untuk berkeliling kompleks, rasanya dia akan menghabiskan waktunya ditaman saja malam ini.

Pemuda itu duduk disalah satu kursi ditaman yang tampak sepi, tidak seperti saat siang yang selalu ramai akan anak-anak yang berlalu lalang.

Lano tampak menikmati angin yang menerpa wajahnya, pemuda itu memejamkan mata perlahan sesekali menghela nafas pelan

"Ngapain lo malam-malam keluar rumah?" Tanya seseorang yang tiba-tiba saja duduk disampingnya

"Mau apa lagi lo?" Balas Lano tajam

Pemuda yang tak lain adalah kakak Lano sendiri a.k.a Erlan mendengus mendengar nada jutek Lano

"Gue cuma mau temenin adik kecil gue yang kesepian" Ucap Erlan tersenyum geli tapi tidak bagi Lano.

Lano malah bergidik jijik merasa risih dengan orang disampingnya

"Gue bingung Lan, apa gabisa ya kita kayak dulu lagi?" Ucap Erlan sendu melirik pada sang adik

Lano terlihat datar-datar saja enggan untuk menjawab

AngeLanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang