[7] Maaf

625 50 4
                                    

"Pokoknya lo hari ini harus minta maaf sama Niko." Kata Nana.

"Lo juga harus deketin Niko dan ajak dia buat jalan." Kata Ola.

"Lo harus berani buka hati lo buat Niko, gue yakin kalau lo itu suka sama Niko tapi sayangnya lo itu udah di butakan sama Rival. Percaya sama gue, perasaan lo sama Rival hanya Obsesi!" Kata Widia.

***

Di sinilah aku, lebih tepatnya lagi di perpustakaan. Kata temen-temen nya Niko, Niko lagi disini untuk tidur.

Perpustakaan kan untuk membaca buku kenapa Niko malah tidur di perpus? Entahlah.

Aku menelusuri meja perpustakaan dan yeah, aku menemukan Niko yang tidur dengan ada sebuah buku di hadapannya.

Aku mengambil buku itu dan membaca judul yang ada di covernya. "The fault in our star." Inikan novel sekaligus judul film yang aku suka. Aku nonton film nya sampe berulang kali dan pada akhirnya menangis dan Niko baca novel ini. Bahkan Niko pernah menemaniku menonton film ini beberapa kali saat itu dan bahkan kami men-download soundtrack lagu dari film ini.

Aku menarik kursi dan duduk di sebelah Niko dengan memegang Novel yang dibaca Niko, aku melirik ke Niko dan aku mencoba mengelus kepala Niko. Aku sempat terkaget saat Niko membalikkan kepalanya dan menghadap ke arahku tetap dengan mata yang tertutup.

"Niko, kamu adalah laki-laki baik, kamu adalah pahlawan bagiku, kamu lucu, kamu adalah sahabat yang baik. Aku beruntung kenal kamu Nik, dan terima kasih sudah suka denganku, aku beruntung bisa disukai oleh laki-laki seperti kamu. Hanya saja aku yang bodoh Nik, kenapa aku gak bisa membalas perasaan suka kamu. Maaf Nik." Kataku pelan tepat di wajah Niko.

"Niko aku mohon jangan jauhin aku seperti ini, aku gak mau kamu jauhin aku Nik. Aku rasanya seperti kehilangan kamu." Kataku dan pada akhirnya aku pergi ninggalin Niko di perpustakaan.

***

Perasaan apa ini?

Kenapa aku bicara seperti itu dihadapan Niko?

"Aku rasanya seperti kehilangan kamu."

Apakah tadi aku mengatakan itu ke Niko. Ahh, aku malu banget kalau sampai Niko tau aku mengatakan itu.

Dan...

Saat mengatakan itu mengapa jantungku berdebar-debar ya? Apa aku sakit? Jangan-jangan aku sakit jantung lagi, iya kayaknya aku sakit deh.

Dan...

Kenapa juga aku jadi mikirin Niko, bahaya nih. Otak aku sudah error, aku gila.

Semua gara-gara Niko.

***

Jangan pergi ya, aku gak bisa jika kamu pergi meninggalkanku sendiri. Aku gak mau kehilanganmu.

-Aluna, Dilema-

DILEMMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang