[16] Seperti Hujan

424 33 1
                                    

Sebulan kemudian... 

I tried to find shelter here in the arms of someone new
But I'd rather be there under the covers just with you
'Cause you were my everything, now I don't know what to do
Oh, I'm caught up in the storm

'Cause baby, when you're gone
All it does is rain, rain, rain down on me
Each drop is pain, pain, pain when you leave
It's such a shame we fucked it up, you and me
'Cause baby, when you're gone
All it does is rain

And it feels like
Oh-oh-oh-oh-oh-oh
Oh-oh-oh-oh-oh-oh
And it feels like
Oh-oh-oh-oh-oh-oh
'Cause baby, when you're gone
All it does is rain


***

"Luna, apa lo tau, orang yang selama ini lo sayang, lo cinta. Bakal kalah sama orang selalu ada buat lo."

"Orang yang lo sayang dan lo cinta itu sering nyakitin lo dan orang yang selalu ada buat lo dia selalu memuji lo, perhatian sama lo dan tanggapan lo ke dia apa? Lo malah nyakitin dia. Lo sama aja kayak orang yang nyakitin lo."

"Sekarang perasaan lo ke Rivaldo seperti apa? Lo sudah sebulan pacaran sama dia, lo berhasil mendapatkan cintanya Rivaldo."

Iya, aku dan Rivaldo memutuskan pacaran, Rivaldo menyatakan cintanya sebulan lalu dan ya aku menerima cintanya. Ini kan yang selama ini aku mau. Aku dan Rivaldo berpacaran.

Rivaldo sangat baik dan dia selalu perhatian denganku tetapi itu hanya kurasakan selama seminggu kita berpacaran dan beberapa hari kemudian Rivaldo sedikit berubah, dia tidak seperti di awal kita berpacaran. Dia biasanya selalu mengirim pesan chat atau menelponku tetapi kini, dia sudah tidak melakukan itu.

Rivaldo mulai berubah. Apa dia bosan? Apa dia tidak sayang denganku.

Selama aku dan Rivaldo berpacaran, aku menyayanginya dan Rivaldo? Dia selalu mengatakan kata-kata sayang kepadaku.

"Aluna. Lo sayang Rivaldo?" Tanya Ola.

Aku menghela nafas pelan, "sayang lah."

"Rivaldo sayang lo?"

"Rivaldo sering bilang kata-kata sayang ke gue. Berarti dia sayang gue lah."

"Luna, kata-kata sayang itu gak membuktikan dia serius sayang lo, bisa aja itu cuman gombalan doang." Kata Nana dengan kesal.

"Rival sayang gue kok, gue yakin itu."

"Batu banget sih lo. Lo suruh kita datang ke rumah lo kan buat minta saran ke kita dan ketika kita udah datang dan kasih saran ke lo, lo nya malah gini. Bikin kesel aja deh." Nana mengomel.

"Sorry deh ya." Kataku dengan pelan.

"Gimana hubungan lo sama Niko?" Tiba-tiba saja Widia menanyakan Niko.

Niko? Aku sudah lama tak berkomunikasi dengannya, sempat beberapa kali aku mencoba berbicara dengan Niko tetapi dia hanya cuek menanggapi perkataanku.

Saat itu, aku bertemu Niko di koridor sekolah, ia sedang membaca buku.

"Hai Nik, lama ya kita gak ngobrol. Gimana kabar lo?"

Masih dengan membaca buku. "Baik."

"Lo lagi baca buku apa?" Niko malah meninggalkanku pergi.

Dia pergi dan meninggalkanku dalam diam. Aku bingung. Aku menyapanya dengan baik, namun Niko cuek.

"Luna, lo kok diam?" Ola memandangku bingung.

"Gue kayaknya sakit." Kataku dengan sedih, suaraku bergetar seperti akan menangis.

"Lah... Lo napa kok nangis?" Tanya Widia.

"Gue- gue butuh waktu sendiri." Kataku pelan.

"Tapi lo gak papa kan?" Nana bertanya dengan wajah khawatir.

"Iya, maaf ya kalian harus keluar dari kamar gue, gue mau istirahat. Terima kasih udah mau datang ke rumah gue dan dengerin curhatan gue."

"Iya, sama-sama, Lun. Kita pulang ya." Kata Widia dan ketiga sahabatku pun pergi.

Aku menatap jendela kamarku, ketika sahabatku pergi. Hujan pun turun membasahai jalanan, hujan turun di waktu ketika air mataku turun.

Apakah hujan tau, aku saat ini merasakan kesedihan, aku sedih Rivaldo berubah. Aku sedih Niko menjauh. Aku sedih, aku merasakan keanehan pada diriku saat ini.

Aku memikirkan Rivaldo dan Niko. Mereka membuatku gundah - gulana.

Setiap hujan yang jatuh adalah penderitaan, penderitaan saat aku di tinggal pergi.

Rivaldo dan Niko pergi.

Hujan sangat mengerti perasaanku, hujan datang disaat yang tepat. Seperti saat ini, aku sedang sedih hujan datang menemani. Aku menangis dan hujan pun ikut menangis, seolah - olah memahami apa yang kurasakan saat ini.

***

'Cause baby, when you're gone
All it does is rain, rain, rain down on me
Each drop is pain, pain, pain when you leave
It's such a shame we fucked it up, you and me
'Cause baby, when you're gone
All it does is rain

-The Script - Rain-

Seolah mengerti apa yang kurasakan, hujan pun turun dengan derasnya agar menutupi kesedihanku.

-Aluna, Dilema-

DILEMMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang