[21] Niko, Maafin Aluna.

335 15 0
                                    

HI! I'M BACK.
Maaf karena kesibukan aku ya,,,
Btw, aku bakal sering-sering buka wattpad nih dan aku udah sediakan stock-stock cerita baru aku. Semoga kalian suka, selalu cek wattpad aku ok.🤗

So, langsung aja kita lihat story ALUNA DAN NIKO. HERE WE GO!!!

👇👇👇

Perlahan aku melangkahkan kakiku menuju ke arah lelaki yang kutuju, lelaki yang kucari sedari tadi, lelaki yang aku rindu dan lelaki yang telah ku tinggalkan demi lelaki lain yang nyatanya telah menyakitiku dan mempermainkanku. Lelaki ini, dia baik dan tulus namun ku permainkan, bodohnya aku. Kini aku menatapnya, menatap rindu pada sosoknya, yang selama ini menemaniku di mimpi-mimpi malamku. Ya Tuhan! Sudah berapa lama aku tidak bertemu dengannya? Kenapa rasanya aku begitu bahagia melihat sosoknya.

Tepat di depannya, "kursi ini kosong?" Suaraku begitu pelan.

Niko mengarahkan pandangannya ke arahku dan menganggukan kepalanya.

Aku diam dan Niko masih fokus dengan buku di tangannya, aku terus memeberanikan diri untuk berbicara dengan Niko.

"Niko..." Kataku lalu diam. "Mau sampai kapan begini? Diem-dieman, saling gak kenal dan saling gak peduli." Lanjutku.

Niko masih diam tanpa membalas perkataanku. Aku pun menghela nafas pelan, apakah tak ada kesempatan untukku lagi?

Aku telah memikirkan segalanya, perasaanku kepada Niko kali ini benar adanya, aku sayang kepada Niko. Aku rindu Niko, aku butuh Niko di hidupku.

"Niko, aku tau aku salah, maaf." Kataku pelan dan dapat kuliat Niko menutup bukunya.

Aku tersenyum menatap Niko tetapi Niko malah berdiri dari duduknya dan pergi melewatiku begitu saja tanpa berkata sepatah-kata pun.

Aku memandang kursi kosong di depanku, memandang depan mata yang terasa pedih, perlahan air mata jatuh melintasi pipiku. Aku menangis untuk kesekian kalinya, jadi ini yang Niko rasain sewaktu aku bersama Rival.

Aku yakin Niko sudah tak menyukaiku lagi, pasti kini dia sudah menjalin hubungan dengan adik kelas itu, Rara. Aku sudah tak bisa mendapati Niko lagi, kini semua sudah berakhir, selamat berpatah hati Aluna.


***

Aku memakan makananku dengan tak bersemangat, rasanya sungguh tak enak makan dalam keadaan galau seperti ini, makanan yang kumakan pun rasanya terasa hambar dan membuatku tak berselera makan. Namun, aku terpaksa harus menghabiskan makananku jika tidak ku habiskan maka teman-temanku akan memaksaku dengan menyuapiku, kan malu di kantin makannya di suapin.

"Pinter banget sih Luna, gitu dong makannya habis ya." Ucap Nana dengan mengelus puncak kepalaku.

"Kalau makan tuh harus di habisin, jangan dibuang-buang, mubazir." Kata Widia dan memamerkan senyumannya.

Ola pun menyodorkan minuman kepadaku dan langsung kuhabiskan.

"Ah, kenyang banget gua, baru kali ini gua makan sebanyak ini. Udah sepiring nasi goreng terus disodorin gorengan gini, kalian parah banget udah bikin gua gendut." Aku memasang wajah cemberutku.

Sahabatku benar-benar gila, katanya kalau galau banyakin makan aja pasti galaunya hilang. Hilang darimana? Yang ada aku makin galau, pasti berat badanku akan naik dengan pesat bila di suguhi makanan melulu.

Bukannya mendapatkan maaf dari Niko, yang aku dapati ialah kenaikan berat badan.

***

Sulit sekali mendapatkan maaf darimu, tapi aku akan terus berusaha mendapatkan maafmu, walau aku harus menahan sakitnya ketika kamu mendorongku menjauh.

-Aluna, Dilema-

DILEMMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang