CHAPTER 5

36 8 0
                                    

Pikiranku tak mau berkonsentrasi sejak Eunha memberitahuku tentang seseorang yang misterius tadi, bahkan ketika Jong In Ssaem menerangkan tentang materi pelajaran, aku justru menggambarkan bagaimana ciri-ciri orang yang mencariku tadi, bahkan aku sama sekali tak dapat mencerna materi yang tadi disampaikan. Aku tahu itu tidak baik, tetapi apa yang bisa kulakukan karena aku menjadi terbayang-bayang dengan sosok itu.

 Aku tahu itu tidak baik, tetapi apa yang bisa kulakukan karena aku menjadi terbayang-bayang dengan sosok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat keluar kelaspun aku hampir saja menabrak sunbaenim yang lewat di depanku karena tidak fokus. Aku ingin secepatnya menceritakan hal ini pada Seokwoo oppa, siapa tahu dia mengenal orang itu. Baru saja aku sampai di tempat parkir sekolah, aku melihat Zuho sunbae sedang mengikat tali sepatunya yang sepertinya terlepas, kemudian aku menghampirinya, ikut membungkuk sambil berusaha memberikan bantuan ketika akan berdiri.

"Zuho-ssi," sapaku.

Ia mendongak, tersenyum padaku, "Yuju-ah, apa yang kau lakukan di sini?"

Rambutku yang memang tidak kuikat tergerai ke bahuku, kemudian aku sedikit menyibaknya agar tidak mengganggu, "Aku hanya ingin membantu saja, siapa tahu oppa memang butuh bantuan. Isseoyo, oppa?"

Zuho sunbae tersenyum lebih hangat, tangannya memegsng tangan kiriku kemudian berdiri lebih dulu. Ah, rupanya ia yang membantuku untuk berdiri. Aku jadi merasa malu karena bagaimanapun aku yang menawari Zuho-ssi bantuan terlebih dahulu, tapi justru yang terjadi adalah sebaliknya.

Zuho sunbae masih tersenyum padaku, tangannya pun masih menggenggam tanganku, lalu aku meminta maaf dan berterima kasih padanya. Ia mengatakan bahwa ia akan menemaniku menunggu Seokwoo, jadi kami memilih untuk duduk di bangku panjang yang ada di sudut tempat parkir. Sejujurnya aku masih sedikit canggung ketika berbicara dengan sahabat kakakku ini, tetapi aku tak berani mengatakan hal itu padanya, mengingat kalau Zuho-ssi adalah orang yang dingin ketika kau belum mengenalnya dengan baik. Jika aku boleh mengatakannya, sebenarnya aku menyadari tatapan Zuho-ssi yang berkali-kali tertangkap oleh mataku, tapi aku tahu jika aku menyatakannya mungkin saja aku cuma dianggap mengarang.

"Yuju-ah, kau tahu kan kalau di sini ada anak baru?" suara Zuho membuatku terkejut.

Kupikir wajahku jadi memerah, "Wae? Aku tidak tahu, oppa.... Bahkan aku belum melihatnya," jawabku jujur,

Zuho-ssi terkekeh, "Pipimu merah, Yuju...."

Sungguh, ini hal yang memalukan!

Aku juga terkekeh, "Mwo? Oh! Aku malu!" candaku.

Zuho-ssi tertawa lebih keras, tapi tidak denganku karena aku memang berniat untuk bercanda. Akhirnya Seokwoo oppa datang!

"Hei, Rowoon! Kau ini tidak kasihan pada adikmu, ya? Dia sudah menunggumu cukup lama!" Zuho-ssi masih sedikit tertawa.

"Aigoo! Mianhaeyo.... Aku harus mengumpulkan buku teman-temanku dulu, kalian tidak marah, kan?" Seokwoo langsung merangkul pundakku.

Aku menggeleng sambil tersenyum, "Tentu tidak, Zuho-ssi berlebihan, kami bahkan baru beberapa menit di sini. Benar, kan?"

"Ne, aku mengalah!" Zuho mengangkat kedua tangannya. Dia benar-benar aneh.





To be Continued~~

Heiiii!!

Author balik lagi, hehehe...

Gimana nih ceritanya??? Suka gakk? Hehehe

BTW makasih ya buat yang vomment, krisarnya juga dongggg.

Maaf kalo typo bertebaran. maaf juga karena chapter awalnya masih sedikit, wkwkwkwk.....

Pokoknya thanks yakkkk

Waiting ~ Don't Ever Regret What HappenedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang