CHAPTER 14

10 1 0
                                    


Aku memandang ke luar kaca bus seraya terus berdoa dan berharap semoga kehadiranku kali ini bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang kuusahakan selama ini. Aku berhasil menjadi seorang trainee di agensi yang sudah lama sekali kudambakan. Kulewati hari-hariku sama seperti biasanya, hanya saja kali ini aku harus lebih giat dalam berlatih bersama para trainee lainnya. Hari ini semua trainee angkatanku diberikan waktu untuk cuti selama satu bulan, dan tentu saja aku memanfaatkan itu semua untuk kembali berkumpul dengan keluargaku, sekalian saja aku akan mengambil salah satu hari untuk menyampaikan tujuan yang selama ini sangat kutunggu kapan hari yang tepat. Aku akan menemui seorang gadis yang kusukai.

Bus terus melewati jalanan yang lumayan sepi dan rindang ini membuat mataku nyaman, aku bisa melihat pohon-pohon yang hijau berjajar di pinggir jalan. Senyumanku tak pernah pudar barang sedetik pun sejak aku mulai memasuki Kota Seoul dengan bus ini. Namun tak berapa lama, bus yang kutumpangi berjalan melewati daerah di dekat sekolah adik lelakiku, School of Performance Art Seoul. Di sana ada halte yang akan menjadi tempat pemberhentian bus selanjutnya. Tetapi, mataku sebenarnya agak terganggu dengan seorang perempuan yang tampak sedang menangis di halte itu. Ia kemudian berdiri dan menaiki bus ini. Karena hanya ada satu-satunya bangku tersisa yang berada di dekat pintu masuk bus, ia akhirnya mendudukkan dirinya di bangku sebelahku.

Seseorang yang baru saja duduk di sampingku ini terlihat menangis, ia menutupi mukanya dengan surai panjangnya yang berwarna hitam kecoklatan. Isakannya cukup terdengar hingga ke daun telingaku, tak ayal saja aku menjadi iba pada gadis ini. Tiba-tiba tanganku terulur untuk meraih tubuhnya dan membawanya dalam dekapanku, berharap untuk bisa membuat gadis ini berhenti bersedih. Dalam sekali dorongan, aku langsung bisa menangkup tubuh gadis yang sedang menangis di sampingku. Ia bergetar begitu hebat dan aku merasakan sesuatu yang aneh, aku seperti merasakan aroma tubuh seseorang yang kukenal, yang selama ini tak pernah lagi tercium oleh hidungku. Kuingat lagi siapa gadis yang kukenal selama aku berada di Seoul, dan satu orang yang membekas di pikiranku saat ini.

Yuju.

Gadis ini adalah Choi Yuju.

Tanganku langsung mengusap-usap punggung gadis yang merupakan putri dari teman orang tuaku ini, ia tampak sangat rapuh dan aku tak tahu sebabnya. Dia yang kukenal selalu ceria dan bahagia meskipun aku baru mengenalnya selama beberapa hari. Sedangkan adikku pasti sudah sangat mengenalnya karena mereka juga berada di tingkat yang sama. Aku yakin mereka telah menjalin hubungan persahabatan sekarang. Adikku yang periang dan selalu berbuat konyol akan pas jika sudah berkumpul dengan Yuju yang adalah gadis polos yang juga selalu tersenyum pada siapapun.

"Yuju-ya.....tenanglah...aku di sini...." bisikku.

Yuju sepertinya terkejut, mungkin ia bingung karena aku bisa mengenalnya. Meskipun aku belum menampakkan wajahku. Ia mendongak dan kemudian tatapannya langsung tertuju padaku saat itu juga, "Jaeyoon oppa?"

Mata Yuju yang tampak sembap masih mengeluarkan air mata yang begitu deras, aku yang merasa iba akhirnya mengusap air mata Yuju dengan lembut, semoga saja apa yang kulakukan bisa membuatnya tenang, setidaknya ini yang bisa kulakukan.

Ia perlahan mulai berhenti menangis, dan perasaanku berkata agar aku tak dulu memberinya pertanyaan akan apa yang membuatnya bersedih hati sampai orang-orang dalam bus yang melihatnya juga tampak iba, mungkin biarkan dia tenang lebih dahulu karena setelah itu, ia hanya terdiam dan terus terdiam. Lenganku masih melingkar di bahunya, mengusap pelan agar ia juga merasa lebih hangat, karena saat masuk tadi di luar sedang gerimis, jadi suhu udaranya juga pasti sedang dingin. Tak lama kemudian ia menoleh padaku, senyum kecilnya tersungging di bibirnya yang indah.

"Kenapa oppa ke sini? Apa oppa sedang libur?" tanyanya dengan nada ramah yang sedikit bergetar karena isakannya.

Aku balas tersenyum, gadis ini memang benar-benar bisa membuatku tersenyum meskipun ia sendiri dalam kondisi yang tidak baik, "Aku mengambil cuti, Yuju-ya... Selama sebulan kita bisa bersama-sama." jawabku berterus terang.

Ia kini tersenyum lebih lebar, matanya yang tadi berkaca-kaca kini mulai menghentikan alirannya, "Jinjja? Oppa yakin hanya akan cuti dan berlibur bersama kami?" (Benarkah?)

"Sebenarnya aku pulang juga untuk menemui seseorang yang kusuka,"

Yuju tampak berpikir, mukanya berubah serius ketika aku mengatakan kata terakhir. Apa mungkin dia penasaran?

"Jadi Yuju-ya, dia itu bersekolah yang sama dengan adikku. Senyumnya sangat manis dan dia bisa membuatku bahagia... Aku selalu menyembunyikan ini dari siapapun sih, tapi kau yang pertama kuberi tahu. Jadi tolong simpan rahasianya, ya?"

Gadis dengan surai cokelat panjangnya ini tersenyum setuju, "Ne, oppa"

"Namanya adalah  Jung Eunha." dengan bangga aku menyatakan siapa seseorang yang kusuka pada gadis yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri ini.

"Ahh...w-woah, oppa...semoga oppa sukses, ne? Aku yakin dia juga menyukai oppa...."

Jawaban Yuju membuatku bersemangat. Aku tak salah memilih untuk menceritakan semuanya padanya karena ia justru bisa membuatku yakin bahwa seseorang yang kusuka juga pasti membalas perasaanku. "Yuju-ya, apa kau mengenalnya?"

Senyuman masih tersungging di bibir Yuju, ia menatapku dalam, tatapan yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Kemudian ia menggeleng pelan. Ahh, ternyata dia mengenal gadis yang kucari. Gwenchana, mungkin lain kali dia akan bertemu dengan gadis yang kusukai dan kami akan dekat satu sama lain.

Tiba-tiba saja, aku melihat raut wajah Yuju yang sedikit berbeda. Dia kembali diam dan tatapannya terlihat kosong. Tak ada lagi senyuman manis di wajahnya. Lalu kuputuskan untuk memberikan waktu kepada Yuju karena mungkin saja ia masih kembali teringat tentang hal yang membuatnya menangis tadi.

Selama aku berada di sini, tenanglah, aku akan berusaha menjagamu, Yuju-ya....

.

.

.

.

.


My readers yang kusayang.... mian ya jarang banget update gara gara sibuk juga sama sekolah hehehe... semoga update kali ini menghibur yaaa

Love you readers<3

Vomment juseyo

Waiting ~ Don't Ever Regret What HappenedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang