CHAPTER 15

10 1 0
                                    

"Yuju-ya, tahu tidak? Aku mendapat pesan dari seseorang. Aku bertemu dengannya hari Minggu kemarin. Dia tinggi, putih, raut wajahnya tenang dan dewasa. Sepertinya dia baik. Aku bertukar nomor telepon dengannya dan sudah dua hari ini aku bertukar pesan dengannya..." Eunha tersenyum bahagia dan Yuju sahabatnya hanya membalasnya dengan senyuman lebar khasnya yang biasa diberikan ketika gadis itu ikut bahagia dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

"Kalau begitu mungkin saja dia akan menyukaimu, benar kan?"

Eunha menggeleng pelan, "Aku masih berharap oppa-mu membalas perasaanku...."

Yuju tersenyum menguatkan Eunha, "Tenang saja, oppa pasti juga menyukaimu. Aku yakin karena dia juga mengatakan bahwa dia sedang menyukai seorang perempuan, saat itu dia sedang mencuci piring dan aku menemukan suratmu di meja makan."

Eunha berteriak histeris dan langsung memeluk sahabat baiknya. Yuju memang selalu mengerti Eunha apapun keadaannya. Sekalipun ia merasa bahwa Eunha terkadang terlalu kekanakan dan membuatnya sedikit terganggu, tapi demi kebahagiaan orang lain Yuju rela melakukan apapun. Bukankah itu  yang dinamakan sahabat sejati?

Sebelum bertemu dengan Eunha tadi, Yuju sempat menemani Dokyeom pergi ke minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan, katanya ia membelinya untuk menyambut seorang tamu di rumah. Yah, mungkin saja teman sekelasnya? Selama kurang lebih tiga puluh hari ini Yuju dan Dokyeom sudah semakin dekat. Mereka sering sekali mengerjakan tugas bersama, pulang dan berangkat sekolah bersama, dan Yuju juga masih sering bercerita tentang perasaannya yang aneh terhadap Jaeyoon oppa -kakak kandung Dokyeom. Namun entah kenapa, setiap kali Yuju menceritakannya, perasaan Dokyeom seakan ingin memberontak untuk tidak mendengar apapun mengenai kakaknya dari mulut Yuju. Entah cemburu atau bukan, rasanya gadis itu terlalu memuji pria berlesung pipi itu, dan sekali bercerita, Dokyeom takkan mendapat giliran untuk mengatakan apa yang sudah tersusun rapi di pikirannya.

Seokwoo mulai giat membalas pesan dari Eunha yang tak pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan hati kakak sepupu Yuju, meskipun kedekatan Yuju dan Seokwoo sempat membuat Eunha iri namun ia beruntung karena Yuju adalah sahabat dekat Eunha yang bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi Eunha. Dengan begitu Eunha bisa terus memperhatikan Seokwoo lebih dekat.

"Heol, Yuju-ya... Bukankah besok tepat sebulan kau dan Zuho sunbae berhubungan?"

Yuju terdiam.

Ia tak melupakan hari itu. Hanya saja ada perasaan tercekat setiap kali ia mengingat tentang hubungannya dengan Zuho sekarang. Ia masih sering mengutuk dirinya sendiri tentang kejahatan yang dilakukannya meskipun bukan kejahatan yang melibatkan hukum, melainkan perasaan. Bayang-bayang mengenai Jaeyoon pun tiba-tiba terlukis di pikirannya. Ia takut kalau Jaeyoon ternyata tak pernah menyukainya. Bahwa Jaeyoon tak pernah menganggap hubungan dengannya lebih dari sebatas kakak dan adik. Itulah yang selama ini membuatnya takut. Yang selalu diceritakan kepada Dokyeom, sang pembawa kebahagiaan yang selalu menghiburnya ketika ia bersedih. Namun Yuju tak mau menampakkan wajah sedihnya di hadapan siapapun saat ini. Ia lebih memilih bungkam seribu bahasa daripada menyakiti dirinya sendiri.

Malam itu, dengan membeli sebuah ice cream di kedai dekat rumah Eunha, mereka mengakhiri pertemuan. Eunha pun mengantar Yuju pulang ke rumahnya dan mereka memulai malam yang sunyi dengan kesibukan masing-masing.

Waiting ~ Don't Ever Regret What HappenedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang