CHAPTER 11

20 2 0
                                    


Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang harus kulakukan selanjutnya, sampai-sampai aku merasa pusing ketika menaiki motor milik Zuho oppa, rasanya seperti ada kupu-kupu di perutku. Tubuhku mengeluarkan keringat dingin setiap kali Zuho oppa menatapku dari kaca spionnya ketika lampu merah menyala. Ini adalah pertama kalinya aku merasa pusing ketika menaiki motor bersama seorang namja selain Seokwoo oppa. Zuho oppa bertanya padaku apakah aku ingin makan ice cream terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah, dan aku cukup meng-iyakan saja.

Sesampainya di kedai ice cream, kami langsung memesan apa yang kami mau, padahal sebenarnya aku tidak berniat untuk membeli apapun. Tapi akhirnya kuurungkan niatku karena melihat Zuho oppa tersenyum bahagia saja itu sudah cukup bagiku, aku tidak mau membuatnya jadi dingin terhadap orang lain lagi. Aku yang membuka percakapan terlebih dahulu, "Oppa, apa kau pernah menyukai gadis lain selain diriku?" tanyaku untuk mencairkan suasana.

Ia tersenyum lagi, tangannya mengusap puncak kepalaku, "Ah, anni, chagiya. Kau yang pertama."

Aku langsung menundukkan kepalaku, benar sekali kalau rupanya aku adalah cinta pertama Zuho oppa.
Bagaimanapun caranya aku harus membuatnya tersenyum, bukannya membuatnya kecewa.

"Ada apa tiba-tiba bertanya seperti itu, hm? Bukankah aku juga kekasih pertamamu?" senyumnya masih merekah.

Aku membuka senyumku perlahan dan mengangguk pelan, "Ne, oppa juga yang pertama." kataku mencoba untuk membuatnya terus tersenyum.
"Kalau begitu, saranghaeyo."
"Ne, aku tahu."

Aku tidak mau mengatakan apa yang sebenarnya tidak kurasakan, karena aku takut kalau aku hanya akan membohongi perasaanku sendiri, begitu juga namja yang duduk di hadapanku sambil menggenggam tanganku lembut. Aku baru pertama kali menyukai seseorang, dan itu adalah Jaeyoon oppa, bukan Zuho oppa.

Pesanan kami sudah datang, jadi kami berdua segera menghabiskannya sebelum ice cream tersebut mencair. Zuho oppa memesan ice cream dengan rasa strawberry, rasayang sebenarnya menjadi favoritku, sedangkan aku memesan ice cream vanilla yang entah mengapa aku memilihnya. Mungkin pikiranku tadi sedang kosong. Untuk memakannya saja aku sedang tidak bernapsu.

"Kau suka ice cream-ku kan?" tanya Zuho oppa.

Mataku melebar, kemudian bibirku tertarik ke belakang membentuk cengiran lebar, "Ne, tapi tidak apa-apa, aku makan punyaku saja."
Zuho oppa menggeleng, "Aku akan berbagi denganmu." setelah itu Zuho oppa menyuapkan satu sendok ea krim ke mulutku. Ya Tuhan, sepertinya perasaan Zuho oppa terhadapku benar-benar tulus. Aku jadi tidak tega melihatnya. Mungkin akan lebih baik jika aku mengorbankan perasaanku saja demi namja yang sedang menatapku dengan senyum manisnya ini.

"Gomawo." bisikku.
Aku menyendokkan es krim-ku kemudian juga menyuapkannya ke Zuho oppa. Dari ekspresinya, sepertinya ia benar-benar menikmati kebersamaan kami berdua, dan aku akan berusaha merasakan hal yang sama, mungkin belajar untuk membalas perasaannya adalah yang terbaik.

"Yuju-ya, gomawo." katanya sambil menatap mataku dalam.

***

"Oppa, gomawo yo, mian kalau aku merepotkanmu." katanya sebelum Zuho oppa pulang.
Tangan Zuho oppa mengusap pipiku, "Tidak masalah, chagi. Saranghaeyo."
"Ne." aku maju satu langkah untuk mencium pipi Zuho oppa, "Jaga dirimu, oppa."
Zuho oppa tampak terkejut, kemudian ia tampak benar-benar salah tingkah, "Ah, ne, anni. Aku pulang dulu, ne? Hm, apa aku boleh menjemputmu besok pagi?" wajahnya berubah menjadi berwarna merah sekarang.
Aku menggeleng, "Aku tidak mau merepotkanmu, oppa."
"Eh, anniyo, tidak sama sekali kok."
Aku tersenyum lebih lebar, "Terserah kau saja, oppa. Sekali lagi terima kasih, ya?"
"Baiklah, sampai jumpa besok.pagi, saranghaeyo chagi!"

Zuho oppa sudah menghidupkan mesin motornya dan dalam sekejap ia sudah menjauh dari pandanganku.
Kuhela napasku berat, satu tugas telah kuselesaikan sekarang, lalu besok apa lagi? Aku tidak boleh tampak murung di hadapan semua orang, jadi aku hanya akan memikirkan hal itu untuk saat ini.

Kubuka pintu rumah dan masuk ke dalam setelah melepas alas kakiku, "Aku pulang...."
Di ruang tamu ternyata sudah ada Jaeyoon oppa dan Seokwoo oppa, mereka melihat sesuatu dari laptop milik Dokyeom, entah apa itu.

Seokwoo berlari menghampiriku, kemudian memelukku dan mengajakku untuk bergabung dengannya, "Hei, Yuju-ah. Kau sudah pulang. Cepat bersihkan dirimu dulu dan aku akan membeeitahumu sesuatu."
Aku mengangguk kemudian menyapa Jaeyoon oppa uanh memerhatikan kami berdua. Setelah itu aku langsung menuju kamarku.



***


Jaljja ♥♡
Apa kabar readers??
Vomment please :'(
Kasihan sama author kek :v

Waiting ~ Don't Ever Regret What HappenedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang