"Pagi, Bang!" sapa Via sambil menuruni tangga dengan penampilan yang jauh dari kata rapi.
Bajunya yang masih di luar rok, dasi yang hanya disangkutkan di leher dan rambut yang belum tertata dengan benar. Laki-laki yang sedang meminum segelas air mineral, menjadi tersedak karena melihatnya.
"Sejak kapan lo berubah jadi zombie, Vi?" tanya Rion sambil mengusap mulutnya dengan punggung tangannya.
Via hanya mengangkat kedua bahu sebagai jawaban, lalu ia berjalan mendekat ke meja dapur dan ikut meminum segelas air mineral.
"Pasti Mama juga heran ngeliat lo kayak gini." Rion menatap Adiknya dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan yang sulit diartikan, karena tidak biasanya Via terlihat sangat mengerikan.
"Emangnya gue kenapa?" Via ikut memperhatikan penampilannya sampai kaki.
"Lo itu udah kurus, tinggi, kulit lo juga putih pucet ditambah rambut lo yang panjang. Penampilan lo kayak gini tuh, persis banget sama temen lo yang suka keliaran kalau udah malem." jawab Rion sambil terkekeh dan menggelengkan kepala pelan lalu berjalan keluar rumah.
Gadis itu masih mencerna perkataan Abangnya, sampai akhirnya ia tersadar lalu berteriak dari dapur rumah.
"Bang Rion!"
***
Hari ini adalah hari Senin yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Ya, karena hari ini Via akan memulai lembaran baru di hidupnya. Sekolah baru, teman-teman baru dan mungkin masalah baru segera menghampirinya. Itulah yang sedang Via pikirkan saat ini.
Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya gadis itu sampai di sekolah tepat saat bel berbunyi dan langsung masuk ke dalam sekolah setelah mobil milik Abangnya melesat pergi.
Ia pun langsung menuju ruang guru untuk bertemu wali kelasnya. Sebelum masuk ruang guru, Via merapikan pakaiannya kembali. Sebagai murid baru, setidaknya ia harus memberikan kesan baik kepada wali kelasnya.
"Pagi, Bu." Via berjalan masuk sambil tersenyum kepada seorang guru wanita yang sedang membaca kertas-kertas yang ia pegang.
"Kamu sudah datang ... Ibu lagi ada urusan sebentar, kamu boleh tunggu di luar."
"Iya Bu, saya tunggu di luar."
Setelah berpamitan dan keluar dari ruang guru, Via langsung mengeluarkan ponsel dari saku rok dan memainkan game tanpa memperhatikan jalan.
Via terus berjalan entah ke mana kaki membawanya, banyak pasang mata yang melihat namun Via tak mempedulikannya. Sampai akhirnya ia berhenti melangkahkan kakinya, karena merasa kesal akibat kalah bermain.
"Ah sial! Padahal tinggal dikit lagi."
Via tidak lagi bermain game dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku rok, setelah itu ia baru memperhatikan sekitar.
Sebenarnya ia ingin ke toilet, tetapi ia sendiri tidak mengetahui di mana letak toilet, ditambah keadaan koridor yang sangat sepi alhasil ia tidak dapat bertanya pada siapa pun.
"Toilet di mana lagi? Kenapa malah ketemu gudang sekolah?" tanya gadis itu pada dirinya sendiri sambil melihat ke arah papan bertuliskan Gudang Sekolah.
Lalu Via melanjutkan jalannya, namun baru beberapa langkah ia mendengar suara orang di balik tembok. Karena penasaran, ia berjalan mendekati suara sepelan mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Middle
Подростковая литература[ WATTYS 2017 CATEGORY THE NEWCOMERS ] Semua ini terasa menyakitkan, setelah kebenaran terungkap. Bahwa ternyata kita berada di tengah perasaan yang salah... Prhasian©2020-All Rights Reserved 20 Mei 2017