"Sumpah gue udah gak sabar, oh God why are the days passed slowly." Alika, Della dan Via berjalan menuju kelas setelah upacara bendera berakhir.
Saat ini hampir seluruh murid tengah membicarakan topik mengenai apa yang dibilang oleh kepala sekolah saat upacara tadi. Yaitu tentang festival seni sekolah yang hanya diadakan tiga tahun sekali. Festival tersebut tidak hanya sekedar lomba-lomba yang dikhususkan untuk ekstrakurikuler seni.
Di ujung acara nanti, akan ada bintang tamu yang membuat acara tersebut tambah meriah. Tidak hanya bintang tamu dari luar, tetapi murid pun bisa ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara tersebut.
"Menurut kalian, bandnya Genta bakal tampil gak?" Alika kembali melanjutkan pembicaraannya setelah mereka sampai di kelas dan duduk di bangku masing-masing.
"Wait, Seorang Genta punya band?" Via tidak percaya dengan apa yang dibilang oleh Alika. Karena setau Via, selain wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang tinggi serta jago bermain basket, tidak ada lagi yang bisa dibanggakan dari anak laki-laki itu. Oh ya, tidak lupa loyalnya dia kepada orang terdekatnya.
"Ya punya lah Vi ..." ujar Alika dan Della bersamaan.
Tiba-tiba kelas yang tadinya ramai menjadi sepi, bukan karena suara dari Alika dan Della yang lumayan keras, tapi karena dua orang cowok datang ke kelas itu dan salah satu di antaranya adalah Kevin.
Seketika pandangan Kevin dan Via bertemu, kemudian Kevin tersenyum tipis ke arah gadis itu. Via yang menyadarinya membalasnya dengan senyuman pula.
"Selamat pagi semua, saya Danendra selaku ketua OSIS akan menyebutkan siapa saja yang terlibat sebagai perwakilan kelas dalam acara festival seni sekolah nanti," ucap laki-laki yang sedang berdiri di depan kelas itu.
"Amalia Kania, Mika Putra dan Olivia Savira. Oke, nama yang saya sebut, temui saya setelah pulang sekolah nanti di ruang OSIS. Terimakasih." Setelah memberitahukan pengumuman tersebut, kedua orang itu keluar kelas.
Namun saat di depan pintu, Genta muncul dan menghalangi jalan Kevin yang hendak pergi ke kelas lain. Kevin pun tidak memberontak dan hanya diam menanggapi tingkah laku Genta.
"Maksud lo apaan ajuin nama Via jadi anggota acara sekolah?" ujar Genta dengan wajah datar.
"Lo bukan siapa-siapanya Via, jadi lo gak berhak buat ngatur dia," jawab Kevin tak kalah dingin dari cowok di depannya ini.
Genta mendengus pelan, "Lo gak tau? Via itu babu gue, jadi gue bebas ngelakuin apapun ke dia."
Sontak Kevin terkejut mendengar perkataan Genta, ada rasa kesal ketika mendengar Genta berbicara seperti itu. Seakan seorang Genta dengan mudahnya mempermainkan perempuan manapun yang ia mau.
Tangan Kevin yang terkepal melayang ke wajah Genta dan membuat cowok itu tersungkur ke bawah. Untungnya tak ada satupun orang yang melihat kejadian tersebut.
"Untuk kali ini, gue bakal ngelidungin orang yang akan jadi bagian hidup gue dari lo," ujar Kevin yang sarat akan makna sebelum ia melangkah pergi.
Genta yang masih terduduk hanya melihat kepergian Kevin dengan penuh rasa emosi. Guru olahraga yang hendak masuk ke dalam kelas melihat Genta dengan terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Middle
Teen Fiction[ WATTYS 2017 CATEGORY THE NEWCOMERS ] Semua ini terasa menyakitkan, setelah kebenaran terungkap. Bahwa ternyata kita berada di tengah perasaan yang salah... Prhasian©2020-All Rights Reserved 20 Mei 2017