Middle (2)

8.7K 764 339
                                    

Wanita berkacamata itu masih memijit pelipisnya sambil menunduk ke bawah. Berkat perilaku murid langganannya dan ulah murid baru, beban pikirannya menjadi bertambah.

Di sisi lain keempat murid laki-laki dan satu orang murid perempuan, hanya bisa diam menunggu hukuman yang akan diberikan kepada mereka.

Suasana di dalam ruangan itu sangat hening, membuat pikiran Via dipenuhi oleh berbagai hal yang buruk akan menimpanya lagi. Ia kembali merutuki perbuatannya yang bodoh, dengan mudahnya ia ikut membolos di hari pertama masuk sekolah.

Masih teringat dengan jelas kejadian kemarin ketika ia masih di depan Cafe, Rion menelepon untuk kedua kalinya. Setelah menjemputnya dan mengantarkannya pulang, Rion tidak berbicara semalaman hingga pagi ini.

Kemudian guru wanita itu menghembuskan napas berat, sebelum melanjutkan pembicaraannya yang sempat tertunda.

"Kalian berlima ke lapangan sekarang, berdiri di depan tiang bendera sambil hormat sampai bel istirahat."

Setelah guru itu berbicara, Via langsung bangun dari tempat duduknya. "Bu, kenapa hukuman saya sama kayak mereka?" protes Via tidak terima. Padahal ia sudah menjelaskan kejadian sebenarnya, tapi guru tersebut tetap tidak mengubah keputusannya.

"Kamu juga sama saja membolos."

"Tapi Bu-" ketika Via akan memprotes lagi, bahu Via langsung dirangkul Genta dan dibawanya keluar dari ruangan BK bersama ketiga murid lainnya.

Setelah keluar Via langsung melepaskan tangan Genta yang masih berada di bahu sambil menatap tajam ke arahnya.

"Semua ini gara-gara lo!"

"Jangan marah-marah dulu dong, gue 'kan juga dapet hukuman yang sama kayak lo," jawab Genta santai disertai senyuman manisnya.

"Ish! Lo itu nyebelin tau nggak!" seru Via sambil mendorong tubuh Genta. Lalu Via berjalan menuju lapangan sendirian dan meninggalkan keempat laki-laki yang masih di depan ruang BK.

"Itu bukannya cewek yang kemarin lo bawa?" tanya Defo yang berada di samping Genta.

Genta langsung mengingat kesepakatannya dengan Via dan membuat ia menjadi tersenyum.

"Nih orang bukannya jawab malah senyum-senyum sendiri," ucap Bagas sambil menatap aneh ke arah Genta.

"Gue hari ini lagi seneng 'Gas," jawab Genta sambil berjalan.

"Seneng kenapa lo?"

"Liat aja nanti."

***

Cuaca yang terik tidak menghalangi Via menjalani hukumannya. Gadis itu masih terus berdiri di depan tiang bendera sambil hormat, sesekali ia mengusap keringatnya yang bercucuran. Namun keempat laki-laki yang juga mendapat hukuman sama sepertinya tidak melakukan hal serupa.

Justru sebaliknya, mereka malah berteduh di pinggiran lapangan sambil bernyanyi ria diiringi Genta yang memainkan gitar entah dari mana mereka bawa. Botol-botol minuman dingin dan makanan ringan juga sudah berserakan di sekitar mereka. Sebenarnya Via sudah menyadarinya sejak awal, tapi ia tidak mempedulikan keempat laki-laki itu.

Hey jude, dont let me down.
You have found her, now go and get her.
Remember to let her into your heart,
Then you can start to make it better.

So let it out and let it in, hey jude, begin,
Youre waiting for someone to perform with.
And dont you know that its just you, hey jude, youll do,
The movement you need is on your shoulder.

MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang