Middle (4)

6.6K 527 194
                                    

Bel berbunyi seantero sekolah, menandakan jika waktu pulang telah tiba. Semua murid mulai membereskan barang-barangnya untuk segera pulang.

Guru yang mengajar pelajaran terakhir di kelas 12 IPS 1 sudah keluar ruangan, sebagian murid juga telah meninggalkan kelas termasuk Genta bersama ketiga temannya.

Tidak mau membuang-buang waktu, cowok itu bersama teman-temannya langsung menuju warung Emak yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolah, namun lolos dari pantauan guru. Karena itulah tipe-tipe murid sejenis Genta banyak yang datang ke sini, tak terkecuali dari sekolah lain.

Genta yang baru sampai langsung mengambil bungkus rokok yang sudah terbuka di atas meja dan mengambil satu batang nikotin itu lalu meyalakannya.

"Ta, malem sabtu ada balapan. Lo mau ikut gak?" tanya Farel dengan kepulan asap di sekitar wajahya.

Yang ditanya menghisap rokoknya terlebih dahulu sebelum menjawab, "Pastilah. Gila, udah lama gue gak balapan lagi."

"Kalau gak salah, terakhir kali itu sehari sebelum UKK 'kan? Dan besoknya ulangan mtk." Timpal Defo sambil mengocok kartu remi.

"Iya anjir," jawab Bagas sambil terkekeh, "begonya lo semua baru ngerjain lima belas menit sebelum bel."

"Lo juga tai." ucap Farel sambil mengambil kartunya.

Genta yang baru akan duduk langsung bersuara, "Tolol, kenapa gue bisa lupa?! Woy! Gue cabut duluan." Laki-laki itu pun mematikan rokoknya sebelum pergi keluar.

"Lo mau kemana Ta?" namun yang ditanya sudah pergi dan menyisakan seperempat nikotin yang tadi ia hisap. "Et, tuh orang malah langsung pergi. Ini siapa yang mau bayarin rokoknya Genta?" tanya Farel sambil menatap kedua temannya.

"Gue skip dulu, lagi gak megang duit sekarang. Mau beli sepatu nih nanti," Kata Defo sebelum menghisap rokoknya.

"Iya Rel, gua juga lagi gak megang duit sekarang. Duit gua kepake mau ganti aki si kriting," jawab Bagas sambil menunjukkan deretan giginya.

"Ah elah lo semua, tiap hari dikasih gocap juga. Terutama lo Gas, Vespa butut juga masih bae aki-nya diganti, jarang dipake juga. Nasib orang ganteng emang gini nih," ucap Farel sambil mendengus sebal.

***

"Vi, lo jadi pergi bareng Genta?" tanya Alika ketika mereka bertiga sedang berjalan menuju gerbang sekolah.

"Semoga aja gak jadi deh, besok 'kan ada pr mtk juga. Tuh cowok sih enak pr-nya gua yang kerjain, lah gue yang mikir mati-matian."

"Ha ha ha. Kasian banget sih lo Vi, masuk-masuk udah berurusan aja sama cowok kayak dia." Della terus saja berbicara tanpa menyadari jika sedari tadi kedua temannya sudah menutup rapat mulut mereka.

"Emangnya gue cowok yang kayak gimana Agatha Della Patricia?" tanya Genta yang berada di belakang Della.

"Oppssie ... " Gadis itu pun membalikkan badannya dengan perlahan, "eh ada Abang Genta, hai..." ucap Della sambil menyengir lebar.

"Lo masih inget 'kan waktu kelas sepuluh, gue jemur sepatu lo di atas tiang bendera?" tanya Genta sambil tersenyum manis dan dijawab anggukan oleh Della.

"Lo gak mau lagi 'kan?" laki-laki itu kembali bertanya dan Della menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Bagus," kata Genta sambil menepuk puncak kepala Della dua kali, "yaudah, gue duluan ya sama Via." Genta pun pergi sambil merangkul bahu Via.

Setelah mereka pergi Della langsung menghembuskan napas lega yang sudah ia tahan sedari tadi.

"Ck ck ck, emang cuma Genta doang deh yang bisa begitu." Decak Alika dengan tatapan iba pada Della.

MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang