Krystal Jung - Lega

87 9 0
                                    

Terima kasih, Krystal. Aku diterima oleh Minho. Kami sudah resmi berpacaran.

Pesan dari Boyoung eonni terus ku baca berulang-ulang. Aku menatap layar handphone yang terus menerus menampilkan pesan itu.

Tidak bisa mempercayai yang aku baca, mencerna setiap kata-kata yang dikirim kan eonni.

Jujur saja, lubuk hati ku mengharapkan Minho oppa menolak Boyoung eonni, ya aku memang jahat. Tapi mau bagaimana lagi aku tidak bisa berbohong.

Airmata menetes di pelupuk mataku. Aku sedang berada di kamar, memutuskan mengganti pakaian ku dan pergi ke club. Aku butuh hiburan.

---

Suasana ramai menemani ku, lampu lampu yang ada di club menyinari ku. Aku turun ke lantai dansa.

Menari bersama seorang pria yang tidak aku kenal, aku tidak peduli. Saat ini aku butuh hiburan untuk mengalihkan pikiran ku.

Tiba-tiba pinggang ku di peluk dari belakang, aku nyaris saja menendang pelaku nya, saat berbalik Taehyung yang berada di belakang ku.

Aku pun merangkulkan tangan ku di lehernya, "kau sudah datang", ucap ku setengah mabuk.

"Kau bau alcohol, ayo pulang", ajak nya. Ia menarik ku keluar dari kerumuman orang-orang yang sedang menari.

"Aku tidak mau! Kalau kau mau pulang, pulang saja sendiri", ucap ku berusaha melepaskan diri dari pegangannya. Tubuhku oleng sehingga Taehyung memegang tanganku, menarik ku lagi ke dalam rangkulannya.

"Ya! Lepaskan aku Taehyung~ah! Aku masih mau bersenang-senang"

"Tidak, kalau kau mau minum aku temani, tapi tidak di sini"

Aku menatapnya, kenapa sih laki-laki yang lebih muda dari ku ini bersikap dewasa lebih dari umurnya.

"Kau tahu Tae? Boyoung eonni dan Minho oppa sudah resmi berpacaran", aku dapat merasakan mata Taehyung menatapku.

"Lalu? Bagus dong", ucap nya tanpa mempedulikan perasaanku. Oh ya Taehyung tidak tahu aku menyukai Minho oppa. Tapi harusnya ia bisa menebak kenapa aku bersikap seperti ini saat mendengar berita itu.

Dan benar saja ia memandangku, "kau menyukai Minho hyung?", tanya nya.

Aku pun mengangguk, air mata mengalir di pipiku. Taehyung membawa ku keluar dari kerumunan. Aku pun menurut.

---

"Sejak kapan?", tanya nya di mobil, memberikan ku tisu. Aku duduk di kursi penumpang sementara Taehyung di kursi supir. Tapi ia tidak mau menyetir, jadi kami akan menelpon jasa supir pengganti.

"Entah sejak kapan, aku pun tidak tahu", aku berkata yang sejujurnya, karena aku tidak tahu sejak kapan sosok Minho berbeda di mataku.

Taehyung terdiam, kemudian berkata "maaf kan aku. Aku tidak menyadari nya". Ia mengacak-acak rambutnya. Entah apa yang dipikirkannya.

"Kenapa persahabatan kita jadi begini?", ia bertanya tapi ku rasa pertanyaan itu diajukan untuk dirinya sendiri.

"Kau tidak apa-apa noona?", ia bertanya lagi kali ini ditujukan padaku.

Tawa ku pun pecah, entah kenapa aku merasa lucu melihat tingkah Taehyung yang serba salah.

Taehyung menatap ku heran, sepertinya ia menyangka aku gila.

"Aku yang patah hati, kenapa kau yang frustasi?", aku pun bertanya padanya setelah berhenti tertawa.

"Karena aku tidak suka keadaan seperti ini noona. Kenapa harus ada yang sakit hati?"

"We can't make everyone happy, Tae. That's life", aku mengangkat bahu. Entah kenapa perasaan ku membaik setelah memberitahu perasaan ku pada Taehyung.

Sometimes telling someone what you feel will make you better than just keep it to yourself..

***

Time Capsule ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang