Prologue

384 22 0
                                    

Spring 2012.

Hembusan angin membuat berantakan rambut Airi, Ia berusaha merapikan rambut dengan tangannya. Taehyung berdiri disampingnya, berusaha menghalangi angin yang menerpa Airi.

Airi melihat sahabatnya sedari kecil ini, seumur hidupnya ia selalu bersama dengan Taehyung, 17 tahun sudah.

"Gwaenchanha (kau baik-baik saja)?", tanya Taehyung pada gadis lembut nan cantik bak peri di hadapannya.

"Ye (Ya), Taehyung, aku baik-baik saja, gumawo (terima kasih) telah menghalangi angin menerpaku", senyum Airi pada cowok berbadan kurus dan tinggi di hadapannya.

Taehyung tersenyum, senyum bahagia terukir di wajahnya. Dia senang bisa berguna untuk orang yang dia sayangi.

Taehyung menemani Airi yang sedang menggambar ilustrasi untuk novel buatannya di padang rumput dekat rumah mereka.

Airi menyenderkan pundaknya di bawah pohon besar di padang rumput itu, ia meneruskan gambarnya.

Airi bercita-cita menjadi penulis novel, dengan tubuhnya yang lemah dari kecil. Ia tidak bisa banyak bermain seperti anak lainnya. Karena itu membaca merupakan satu-satunya cara agar ia bisa melihat dunia luar.

Karena itu ia memutuskan untuk menjadi penulis untuk memberitahu dunia apa yang ada di pikirannya.

"Airi, Taehyung! Kalian sedang apa?", teriak gadis berambut pendek serta berwajah ceria berlari menghampiri mereka.

"Boyoung noona, aku menemani Airi melukis", Taehyung ikut berteriak menjawab pertanyaan gadis tadi. Nama gadis tadi adalah Park Bo Young, ia lebih tua dari Airi dan Taehyung. Umurnya sudah 22 tahun, ia berada ditahun terakhir kuliahnya.

Boyoung menghampiri mereka dengan terengah-engah kemudian mengusap peluh yang ada didahinya.

Airi memberikan sapu tangannya pada Boyoung. Boyoung mengambil dan memakainya untuk mengelap keringatnya, "gumawo yo, kau memang wanita sejati", ungkap Boyoung memuji Airi. Airi tersenyum manis mendengarnya.

Boyoung menjatuhkan badannya dan duduk disamping kanan Airi, "wah, gambarnya bagus. Tentang apa ceritanya kali ini?"

Taehyung duduk disamping kiri Airi, mendengarkan juga penjelasan Airi tentang cerita novel yang dibuatnya kali ini.

Mereka memang selalu menjadi pembaca setia novel yang dibuat Airi. Tak lama seorang laki-laki menghampiri mereka juga. Tubuhnya tinggi dengan wajah yang kalem, Choi Min Ho.

"Minho-ya, sini duduk disampingku", Boyoung menepuk tempat disebelahnya. Tetapi Minho memilih duduk disamping Taehyung.

"Kalian sedang membicarakan apa?", tanya Minho, tidak memerhatikan bahwa raut wajah Boyoung berubah kecewa.

"Airi sedang menceritakan tentang novel barunya hyung", jelas Taehyung pada Minho. Airi mengangguk membenarkan.

"Aku juga ingin mendengarnya, tapi tunggu sebentar lagi Hyungsik sampai ke sini juga", Minho meminta Airi menunggu sahabat mereka satu lagi.

Dari jauh terlihat laki-laki yang berlari-lari ke arah mereka kemudian menjatuhkan badannya disamping Boyoung begitu sampai.

"Mianhe (maaf), tadi ayahku memintaku menemaninya bertemu dengan kolega bisnisnya", ucapnya terengah-engah. Wajahnya menyiratkan kelelahan, tapi langsung tersenyum begitu melihat Boyoung dan sahabatnya yang lain.

"Kau sibuk sekali oppa, jaga kesehatanmu", ujar Airi lembut terhadap Hyungsik.

"Tenang saja! Aku kuat kok", Hyungsik memajukan dadanya, menyombongkan diri. Boyoung menepuk tangan Hyungsik menyuruhnya mengentikan aksi konyolnya.

Mereka tertawa melihat kelakuan Hyungsik dan Boyoung, pasangan ini selalu saja tidak akur.

Airi melanjutkan ceritanya novel yang sedang dibuatnya. Novelnya menceritakan tentang kapsul waktu, kapsul yang menyimpan surat untuk dibuka di masa depan.

"Ya! Bagaimana kalau kita membuatnya juga?", Taehyung mengeluarkan pendapatnya.

"Ide bagus", tambah Hyugsik.

"Kapan tapi kita buka lagi?", tanya Boyoung.

"10 tahun lagi?", Taehyung berpendapat.

"Aku setuju, tapi bagaimana kalo 5 tahun saja", Airi menambahkan dengan tersenyum manis. Yang lain melihatnya kemudian mengerti, bisa saja umur Airi tidak sampai 10 tahun lagi.

Tapi mereka semua memutuskan tidak akan pernah membahas itu, karena saat ini mereka berlima bisa bersama saja sudah membuat mereka bahagia.

"Baiklah, setelah sampai rumah kita buat surat untuk kita di masa depan. Apa saja boleh, kita kubur dibawah pohon ini dan kita gali lagi saat sudah 5 tahun, bagaimana?", Taehyung akhirnya merangkum semua pendapat. Yang lain mengangguk setuju.

***

Time Capsule ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang