Park Hyung Sik - Throwback

181 18 0
                                    

Aku menyenderkan kepalaku di bahu Boyoung noona, hari ini aku lelah sekali. Dalam sehari aku ada meeting 7, 5 meeting internal dan 2 dengan client.

Aku nyaris saja tidak mempunyai waktu lagi untuk bersenang-senang. Terutama menghabiskan waktuku dengan Kazoku.

"Ya, hari ini aku ingin mabuk. Minho-ya, nanti tolong kau yang mengemudikan mobilku ya", aku meminta Minho. Minho mengangguk, aku tahu ia tidak mungkin membawa mobilnya jika ia praktek di rumah sakit.

Aku melihat Boyoung noona dari sudut mataku, ia tetap cantik seperti biasanya. Perasaan yang aku rasakan padanya semenjak SD ini tidak pernah hilang. Walaupun ayahku terus menjodohkan aku dengan anak perempuan koleganya, tetap tidak ada yang bisa menggantikan Boyoung noona dihatiku.

Sayangnya Boyoung noona tidak menyukai ku, ia menyukai Minho, aku tahu itu. Tapi aku tidak menyerah untuk mendapatkan nya. Karena aku tahu Minho tidak memiliki perasaan apa-apa pada noona.

Aku pernah menanyakan perasaan Minho saat SMP pada Boyoung noona. Saat itu aku mendengar kabar bahwa Boyoung noona akan menyatakan perasaan nya pada Minho saat ia lulus SMP. Aku yang panik menghampiri Minho dan menanyakan perasaannya.

"Ya, kau tenang saja Hyungsik-ah. Aku menganggap Boyoung noona sebagai noona ku, tidak lebih", ia menjelaskan dengan tenang apa yang aku tanyakan.

"Bagaimana kalau ia menyatakan perasaannya padamu? Kau akan menolaknya? Aku tidak mau noona sakit hati", walaupun aku menyukai noona aku tetap tidak mau ia sakit hati. Apalagi sakit hati karena sahabatku sendiri.

Minho mengacak rambutnya, aku tahu ia tidak suka berada di situasi seperti ini, "aku akan menghindari noona, aku tidak akan memberikan kesempatan untuknya menyatakan perasaannya padaku. Jadi kau tenang saja, aku juga tidak ingin menyakitinya, jadi aku akan tetap berpura-pura tidak tahu perasaannya", Minho kemudian meninggalkanku yang hanya bisa terdiam.

---

"Ya, Park Hyungsik", teriakan Boyoung noona membuyarkan lamunanku.

"Wae?", aku menjawab bingung.

"Ya! Kau sudah mabuk? Kau pikir badanmu kecil hah? Aku sudah tidak kuat menahanmu", ia marah-marah padaku. Wajah marah-marahnya saja masih manis, aku tersenyum dan mengangkat kepalaku dari bahunya.

"Kau saja yang terlalu imut noona, memangnya berapa umurmu?", aku menggodanya. Aku tahu ia akan langsung memukul jika aku berkata seperti itu.

Dan benar saja tangannya sudah akan memukulku, aku menahan tangannya. Tapi aku tidak sadar tangan satunya sudah melayangkan pukulannya. "Aduh", aku mengerang.

Aku melihat Taehyung tertawa melihat tingkahku dan Boyoung noona. Aku melihatnya dan memarahi nya karena menertawaiku, walaupun Taehyung tertawa aku masih bisa melihat matanya tidak tertawa.

Ternyata hatinya masih kosong.

***

Time Capsule ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang