“MULAI!!! “ ucap Raja Thanahiransilp memulai perang.
Seketika perang pun dimulai panah mulai bertebaran. Pasukan berkuda mulai berjalan. Perang pun mulai terjadi, pasukan berkuda mulai runtuh akibat panah dan pedang. Pasukan panah terus melayangkan panahnya ke udara tanpa henti.“BOOM. .... “ Bom pun mulai dilancarkan menggunakan meriam. Seketika puluhan prajurit kerajaan Thanahiransilp terlempar akibat Boom yang diluncurkan oleh pasukan kerajaan Imerbpathom.
Jangan tanya raja Thanahiransilp dan raja Imerbpathom kemana. Ya mereka hanya mengamati dari kejauhan karna menurut aturan dinegeri itu Raja dan keluarganya tidak diperbolehkan mengikuti Perang atau ambil adil dalam berperang. Seorang raja diperbolehkan mengikuti perang jika ia dengan sukarela mati untuk negerinya dan siap berperang dibarisan paling depan.
Skip time.
Sudah tiga hari perang berlangsung secara sengit, sudah ratusan prajurit menjadi korban perang ini. Kini kita pergi ke paviliun utama kerajaan Imerbpathom, ya tempat yang mulia raja Imerbpathom menghabiskan waktunya.
Terlihat sang raja sedang duduk di tatahnya bersama Putra mahkota kesayangannya yang bernama Putra Mahkota Toey Imerbpathom.
Tiba- tiba pemimpin pasukan datang menghampiri raja. Dengan segera Ia bersujud dihadapan raja.
“Yang mulia” ia bersujud dan menempelkan kepalanya ke lantai menunggu jawaban sang raja.
“Bangkitlah, ada apa? “ tanya sang raja.
Pemimpin pasukan pun segera bangkit dan mulai berbicara sambil menundukkan kepalanya.
“Yang mulia, hamba mohon ampun mulia. Maksud kedatangan hamba menghadap yang mulia, karna hamba mendapat informasi dari pengamat perang istana. Ia mengatakan bahwa kerajaan kita akan diprediksikan mengalami kekalahan yang Mulia. Sebagaimana prajurit dari kerajaan Utara terus mengirimkan pasukannya tuan. Dan pasukan dari kerajaan ini semakin berkurang, setidaknya masih tersisa 250 pasukan yang mulia. Persediaan Bom semakin berkurang, dapat dipastikan 1-2 hari lagi akan habis total persediaan Bom kerajaan. “ ucap pemimpin pasukan tetap menundukkan kepalanya.“Hmm... Kenapa pembuat Bom tidak kau suruh untuk membuat Bom lagi hah? “ ucap sang Raja.
“Mohon maaf atas kelancangan hamba tuan, tapi bahan baku utama pembuatan Bom berasal dari kerajaan Selatan yang merupakan sekutu kerajaan Utara tuan” ucap pemimpin pasukan.
“Apakah tidak ada bahan alternatif lain?” ucap sang raja.
“Pa, kenapa kau tak bertemu langsung dengan raja Chittsawangdee. Bukankah kerajaan mereka terkenal oleh kedermawanannya? Ku pikir, mereka bisa memahami mana politik, mana sekutu dan mana yang memang membutuhkan pertolongannya. Dan ku dengar raja chittsawangdee merupakan saudara kerajaan ini bukan? “ ucap Tuan muda Toey tiba- tiba.
Inilah alasannya mengapa yang mulia sangat menyayangi Putra mahkotanya. Pemikirannya dan kata- katanya yang dapat membuat siapapun yang mendengarkannya akan mempertimbangkan kembali omongan Toey.
“Jadi menurutmu ayah harus pergi menemui raja Chittsawangdee? Lalu bagaimana dengan kerajaan jika ayah tinggal pergi? Apalagi situasi kerajaan sedang kritis seperti ini!! Ayah tak mau mengambil resiko” ucap Raja Imerbpathom.
“Ayah bisa mengadalkanku, aku akan menjaga kerajaan ini selama ayah pergi. Keadaan kerajaan memang kritis, lalu ayah mau berdiam diri menunggu kerajaan ini hancur tanpa melakukan usaha apapun untuk mencegahnya? “ucap Tuan muda Toey.
“Apakah ayah bisa mempercayakannya padamu?” ucap raja imerbpathom.
“Tentu saja” ucap tuan muda Toey.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST =END=
RomantizmAku mencintainya!! Tapi kenapa ia mengkhianati ku? Pernikahan paksa?? Akankah jadi lebih baik jika ku jalani pernikahan ini?? Akankah hidupku berakhir bahagia? Akankah jalan yang ku pilih ini adalah yang terbaik? Aku melakukan ini demi kerajaan dan...