Chapter 17

6.8K 518 16
                                        

Dua tahun telah berlalu sejak penangkapan Haruno Sakura, dia dijatuhi hukuman selama lima belas tahun penjara.

Sudah banyak hal yang terjadi, dari orang tua angkat serta orang tua kandungnya yang memasuki islam.

Fugaku dan istrinya serta Itachi yang melihat perubahan pada diri Sasuke, yang semakin hari semakin baik sejak memasuki agama islam. Mulai belajar tentang islam, dan mengikuti langkah Sasuke untuk masuk Islam, setelah meyakinkan diri bahwa agama islam adalah agama yang indah dan menuntun mereka pada jalan yang paling benar.

Sudah dua tahun pula Naruto masih menutup matanya, mereka semua terus menunggu Naruto siuman. Berharap bahwa Naruto akan membuka matanya dan melihat senyum indahnya lagi.

Oh'ya sekarang Sasuke sudah mulai bekerja di perusahaan ayahnya setelah lulus sekolah. Dia bekerja sambil kuliah, sesuai janjinya dulu kepada ayahnya waktu itu.

Kini mereka semua sedang berkumpul diruang rawat Naruto, termasuk keluarga Uchiha.

Seperti kebiasaan mereka akhir akhir ini selalu berkumpul diruang rawat Naruto pada hari minggu untuk membaca Al-Qur'an bersama. Mereka berpendapat bahwa dengan mengaji bersama di depan Naruto maka dengan Seijin Allah, maka Naruto akan sadar. Keluarga Uchihapun ikut, karena selain untuk belajar mengaji, mereka juga mengharapkan kesembuhan Naruto. Mereka dapat melihat bahwa Sasuke sangat mencintai Naruto. Itu dibuktikan dengan Sasuke yang selalu datang setelah menyelesaikan kuliah ataupun pekerjaan kantor, walaupun hanya beberapa menit asalkan sudah bisa melihat Naruto. Semua keluarga Uzumaki maupun Senju telah merestui Sasuke, karena mereka yakin bahwa Sasuke adalah yang terbaik untuk Naruto.

Setelah selesai mengaji, satu persatu dari mereka pergi untuk mengurus keperluan mereka masing masing.

Kini yang tinggal hanya Tsunade seorang, itupun karena belum ada suster yang memanggil untuk memeriksa pasien.
"Tok tok tok "
Terdengar suara ketukan pintu
"Masuklah "
Saat pintu terbuka, terlihatlah seorang gadis berambut pirang.
"Ah kau Shion, masuklah "
Sionpun masuk menghampiri Tsunade yang sedang duduk disamping ranjang Naruto sambil menggenggam tanganya.
"Darimana saja kau, kenapa baru datang "
"Aku sedang sibuk "
"Sibuk selama dua tahun! "
Shion memang tidak perna menjenguk Naruto sejak kecelakaanya. Dia terlalu dibutakan oleh rasa iri dan dengki pada Naruto, karena dia selalu menjadi pusat perhatian keluarga besarnya. Apa lagi sekarang ditambah dengan keluarga Namikaze. Kenapa semua orang sangat memperhatikanya, itu yang selama ini yang dipikiranya. Membuat Shion buta akan kebaikan hati Naruto.

Tetapi kenarin malam Shion bermimpi.

Dalam mimpi Shion

Naruto datang kedalam mimpinya dengan memakai gaun putih yang indah. Mereka berada di sebuah taman yang indah dengan berbagai macam bunga yang mengelilingi mereka. Naruto melambai pada Shion seakan memanggilnya. Shionpun menghampirinya dan duduk disamping Naruto, diatas hamparan rumput hijau bagaikan karpet tebal, sebagai alasnya.
"Kenapa kamu tidak pernah menemuiku? "
"Aku tidak menyukaimu! "
"Kenapa? "
"Karena kau mengambil perhatian semua keluargaku! "
"Maaf aku tidak bermaksud untuk menyakitimu "
"Sudahlah, lagi pula tidak ada yang sayang padaku "
"Siapa yang bilang? Bukankah bibi dan paman sangat menyayangimu? Semua keluarga menyayangimu, kau hanya tidak sadar. Bukankah orang yang pertama membantumu adalah keluargamu? "
"Ya, tapi setelahnya mereka memarahi dan menghukumku! "
"Mereka memarahimu karena mereka sayang padamu, mereka tidak ingin kau salah jalan dan merusak dirimu sendiri. Bila mereka membiarkamu melakuka hal hal buruk berarti mereka tidak menyayangimu "
Sion tertegun mendengar penjelasan Naruto.
"Semua menyayangimu Shion, termasuk diriku. Aku menunggumu. Dan akan terus menunggumu "
Tiba tiba tubuh Nauto memudar lalu menghilang.

Balik kedunia nyata

Kini Shion hanya berdua bersama Naruto yang masih dalam keadaan tidur panjangnya. Tsunade sudah pergi, karena sudah waktunya dirinya melakukan pemeriksaan rutin untuk pasienya.
"Hey aku sudah disini, bukankah kau menungguku " ucap Shion yang hanya ditanggapi dengan keheningn.

Tiba tiba air mata Shion mengalir dari matanya. Dia merasa sedih melihat kondisi Naruto yang terbaring lemah tak berdaya. Sekelebat ingatan tentang masa lalunya bersama Naruto muncul di kepalanya.

Saat itu usia mereka sebelas tahun, sudah satu tahun Shion mengenal Naruto, tapi dia tetap tidak menyukainya. Saat itu dia terjatuh dari sepedah dan lututnya berdarah sehingga tidak bisa berjalan sendiri, tidak ada orang lain disekitarnya. Lalu datanglah Naruto, dia membantu Shion dengan sabar memapahnya sampai kerumah. Setelah sampai bukanya berterimakasih, Shion malahan berteriak pada Naruto untuk menjauhinya. Saat mengingatnya membuat perasaan Shion semakin tidak enak dan merasa bersalah.

Shion memegang tangan Naruto sambil menangis dan menggumamkan kata maaf berulang kali.

Saat Shion sedang terlarut dalam rasa bersalahnya, tangan yang berada dalam genggaman Shion bergerak. Sadar akan pergerakan tangan Naruto, Shion mengangkat pandanganya dan melihat mata Naruto mulai terbuka.

Shion langsung menekan tombol darutat untuk memanggil dokter.

Datanglah Tsunade bersama asistenya. Mereka langsung mendatangi Naruto dan memeriksa keadaanya. Tsunade menangis bahagia, melihat Naruto sudah sadar dari komanya. Shion yang melihatnya turut ikut bahagia.

Berita tentang sadarnya Naruto sudah sampai pada keluarga besarnya dan Sasuke. Mereka semua mulai berdatangan, dan yang terakhir datang adalah Sasuke dengan tampang berantakan. Sepertinya Sasuke langsung berlari setelah mendengar berita tentang sadarnya Naruto dari komanya.

Melihat gelagat Sasuke yang seakan ingin langsung menerjang untuk memeluk Naruto. Tapi ditahan oleh Minato.
"Bila ingin memeluknya, nikahi dulu putriku "
"Baik, kalau begitu aku akan segera melamarnya "
"Heeeee " semua yang berada disana terkejut mendengar ucapan Sasuke. Dan Naruto yang mendengar ucapan Sasuke,seluruh wahahnya memerah. Mereka yang melihatnya langsung tertawa bahagia.

Kebahagiaan tidak bisa diukur dari materi. Tapi kebahagiaan bisa datang dalam momen sekecil apapun, seperti pada saat kita bisa berkumpul dengan keluarga kita. Saat sedih ataupun senang keluarga adalah tempat pertamamu untuk berbagi.

THE END

Kekasih SyurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang