Chapter 9

6K 481 6
                                    

Sesuai janjinya pada Karin kemarin, sekarang Naruto datang berkunjung kerumahnya untuk menemui Kushina.

Mereka tiba dikediaman Namikaze. Terlihat rumah mewah bergaya eropa dengan dikelilingi taman yang asri, yang menyajikan berbagai tanaman bunga bewarna warni menyejukan mata.

Mereka disambut oleh Kushina dengan senyum lebarnya.
"Kalian datang? " ucap Kushina dengan semangatnya.
"Ya, Kaa-san "
"Selamat siang nyonya Namikaze " salam Naruto dengan sopanya, sesuai dengan didikan dari keluarga Senju.
"Jangan terlalu formal, panggil aku bibi saja "
"Atau Kaa-san, ha~h semoga kau memang putriku "
"Baik! Bibi " jawab Naruto dengan senyum manisnya.
"Ayo masuk "

Kushina mengajak Naruto keruang tamu untuk diajaknya mengobrol, sedangkan Karin pergi kekamarnya untuk menganti seragamnya.
"Rasanya sudah lama tidak bertemu denganmu " ucap Kushina sambil membelai kepala Naruto.
"Bukankah kemarin kita sudah bertemu bibi "
"Tapi aku tidak sempat mengobrol denganmu "
"Maaf "
"Tidak apa apa, bolehkah aku memelukmu "
"Huh? "
"Bukankah kau bilang, aku bisa menganggapmu sebagai anaku?"
"Ah! Tentu saja, bibi bisa memeluku, seperti bibi memeluk putri bibi sendiri "
Kushinapun memeluknya dengan erat, seakan sedang melepas rindu bersama putrinya. Walaupun belum terbukti bahwa Maruto adalah putrinya.

Dada Naruto terasa sesak, seperti menahan perasaannya. Dia tidak tau perasaan apa itu. Tak terasa air mata mengalir dengan sendirinya. Pelukan Kushina terasa hangat, dia merasakan perasaan kasih sayang yang tercurah padanya. Walau pelukan Tsunadepun sama sama, terasa hangat. Tetapi ada yang berbeda, seakan pelukan inilah yang ditunggunya selama ini.

Kushina merasakan bahunya basah. Kushina melepaskan pelukanya secara perlahan. Dia melihat Naruto yang berusaha menghapus air matanya.

Naruto tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Air matanya terus mengalir. Naruto berusaha untuk menghapus air matanya, tapi air mata itu terus mengalir.

Kushina menghapus air matan Naruto dengan ibu jari, dan memberikan senyum lembutnya.
"Ah maaf bibi, aku ...aku tidak tau, kenapa air mataku terus keluar "
"Tidak apa apa sayang, menangislah sepuasmu " ucap Kushina kembali memeluk Naruto. Kushinapun sekali kali menghapus air matanya.

Karin menyaksikan dari balik pintu. Dia melihat Kaa-sanya memeluk Naruto, dadanya terasa sesak menyaksikan pemandangan ini. Setitik air matanya mengalir dan langsung dihapusnya. Karin mulai mendekati mereka.
"DOR! " ucap Karin mengagetkan mereka, untuk mencairkan suasana.
Mereka tersentak kaget dan lamgsung melihat kearah Karin.
"Ada apa ini? Aku baru tinggal sebentar, suasananya sudah berubah melaw seperti ini "
"Tidak apa apa sayang "
"Kalau begitu, bisa kita makan sekarang? Cacing diperutku sudah pada demo " ucap Karin dengan manjanya.
"Iya iya, dasar " dengus Kushina geli.

Merekapun pergi menuju meja makan. Di sana sudah tertata berbagai jenis masakan. Masakan kesukaan Narutopun ada, tentu saja ramen. Tapi sepertinya Naruto tidak bisa memakanya, karena Naruto tidak tau apa yang dipakai untuk memasaknya. Kemungkunan besar itu memakai daging babi, itu membuatnya menjadi tidak semangat. Biasanya kalau dirumah, sudah terbiasa memakai bahan bahan halal, sehingga Naruto tidak perlu kawatir untuk nemakanya. Tapi kalau disini, Naruto tidak yakin untuk memakan masakan apapun.

Melihat wajah Naruto yang enggan menyentuh makananya. Kushinya tersenyum maklum.
"Kau tidak perlu kawatir, semuanya aman kau makan. Bibi sudah diberi tau oleh Karin makanan apa yang tidak boleh kau makan " ucap Kushina sambil memberikan semangkok ramen dengan kuah kental dan harum, menggugah seleranya.

Naruto melihatnya sangat tergiur, tetapi dia masih ragu memakanya.
"Itu memakai kuah daging ayam, dan dagingnya bibi beli dari penjual muslim " Kushina menambahkan.
Naruto tersenyum kearah Kushina dan Karin. Naruto tidak ragu lagi untuk memakanya. Setelah membaca do'a, Naruto makan dengan lahapnya. Membuat Kushina melihatnya tersenyum senang.

Makanpun telah usai, saat Naruto ingin membantu membereskan piring kotor, langsung dicegah oleh Kushina.
"Tapi bibi aku ingin membantu "
"Tidak perlu, lebih baik kau pergi menemani Karin " cegah Kushina.
"Tapi... "
"Tidak ada bantahan, pergilah "
Setelah Naruto tidak terlihat lagi, Kushina langsung memisahkan peralatan makan yang di pakai oleh Naruto kedalam plastik bening.

Tak terasa hari sudah mulai sore, sudah saatnya untuk Naruto pulang.
"Tak bisakah kau tinggal lebih lama? "
"Maaf bibi, aku tidak bisa. Kaa-san pasti sudah menumgguku " mendengar ucapan Naruto membuat raut wajah Kushina menjadi sedih.
Tak ingin membuat Kushina sedih, Narutopun menambahkan.
"Tapi, kalau ada waktu pasti aku akan main lagi kesini " ucapan Naruto membuat raut wajah Kushina kembali cerah.
"Kalau begitu aku pamit, sampai jumpa "
"Sampai jumpa! "

Setelah melihat Naruto memasuki mobil jemputanya, Kushina dan Karinpun memasuki rumah mereka.

"Ayame! "
"Iya, Nyonya "
"Ambil peralatan makan yang telah aku pisahkan tadi dan kirimkan ke rumah sakit untu ter DNA "
"Baik Nyonya "
"Sebentar lagi aku akan tau kenenaranya "

TBC

Kekasih SyurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang