Naruto telah sampai dirumahnya. Terlihat Tsunade sudah menunggunya di ruang tamu.
"Ah Naru, kau sudah pulang "
"Ya. Kaa-san, aku pulang "
Tsunade menghampiri Naruto dan memeluknya dengan erat.Naruto tau ada yang berbeda dari Kaa-sanya.
"Kaa-san ada apa? "
"Tidak ada apa apa "
"Jangan berbohong padaku "
"Ha~h, baiklah. Lebih baik kita duduk dulu "
Tsunade membawa Naruto keruang keluarga. Tsunade menepuk pelan tangan Naruto dan memandangnya dengan sendu.
"Naru "
"Mmm "
"Kami sudah memutuskan "
"Apa maksud Kaa-san? "
"Kami akan melalui jalur hukum, untuk mendapat hak asuhmu"
"Apa? Kaa-san! Aku bukan barang, bisakah kalian membicarakanya dulu denganku. Jangan begini, ini membuatku sedih " ucap Naeuto dengan mata berkaca kaca.
"Kami tidak memiliki pilihan lain selain melalui jalan hukum Naru "
Naruto memilih pergi kekamarnya untuk menenangkan diri.Tsunade hanya memandang sedih kearah Naruto yang pergi meninggalkanya. Tsunade tau keputusan mereka akan menyakiti hati Naruto, tetapi mereka tidak punya pilihan lain. Masing masing keluarga tidak ada yang ingin mengalah untuk mendapatkan Naruto. Tsunade tau keluarga Namikaze sudah lama menantikan kembalinya anaknya. Tetapi dirinya juga tidak bisa melepaskan Naruto. Tsunade sudah terlanjur sangat menyayanginya. Hatinya selalu merasa sakit saat membayangkan akan berpisah dengan Naruto.
Keesokan harinya Naruto keluar dari kamarnya rengan mata yang bengkak seperti menangis semalaman.
Semalaman Naruto memang menangis. Setelah shalat tahajud, Naruto berdo'a sambil menangis mengiba, supaya diberi jalan keluar atas masalahnya.
Tsunade dan Jiraiya sudah menunggu dimeja makan.Mereka melihat kearah Naruto yang datang dari arah tangga.
Mereka makan dengan hening, tak seperti biasanya yang selalu diisi dengan canda dan tawa. Tsunade dapat melihat mata Naruto yang merah.
"Naru pasti menangis semalaman"
Tsunade hanya bisa memandang sedih kearahnya."Kaa-san " tiba tiba Naruto berbicara.
"Ah! Y.ya sayang "
"Bisakah kalian memanggil keluarga Namikaze datang kesini? "
"A.a.ah memang ke.kenapa sayang? " Tsunade berbicara dengan gugup.
"Aku sudah membuat keputusan. Aku ingin kalian mendengarkanya. Jadi bisa kalian memanggil mereka? "
"Y.ya tentu saja sayang "Narutopun pergi untuk kembali kekamarnya.
Saat mendengar perkataan Naruto, Tsunade dan Jiraiya dilanda ketakutan yang besar. Mereka takut putri mereka memilih untuk kembali kepada orang tua kandungnya. Kini mereka sedang menunggu keluarga Namikaze.
"Ting Tong "
Terdengar suara bel rumah berbunyi. Salah satu maid dengan segera pergi untuk menyambut tamu. Tak lama kemudian maid datang beserta tamunya, yang ternyata adalah keluarga Namikaze.Tsunade dan Jiraiya segera berdiri untuk menyambut keluarga Namikaze. Tsunade sudah menyuruh maid yang lain untuk memanggil Naruto saat tau bahwa keluarga Namikaze yang datang. Sekarang mereka sedang menunggu kedatangan Naruto di ruang tamu.
Tak lama kemudian Naruto datang. Kushina segera berdiri dan menghampiri Naruto untuk memeluknya dengan erat, Narutopun membalas pelukanya dengan tak kalah erat.
Tsunade yang melihatnya semakin merasa cemas, takut Naruto akan memilih mereka dan meninggalkanya.
Kushina membawa Naruto untuk duduk diantara dirinya dan Minato.
"Naru aku dengar kau sudah menentukan memutuskan, kau mau mengatakanya? "
"Mmm "
Naruto melihat kearah mereka yang melihatnya dengan harap harap cemas. Naruto semakin yakin dengan keputusanya, Naruto yakin bahwa Allah telah memberi petunjuk dalam mimpi.
"Kaa-san! "
"Ya " jawab Tsunade dan Kushina secara bersamaan.
Naruto menanggapinya hanya dengan senyuman kecil. Lalu melanjutkan.
"Bolehkah aku egois? Maaf aku tidak bisa memilih salah satu dari kalian. Aku tidak sanggup untuk menyakiti hati salah satu dari kalian. Jadi bisakah kita hidup bersama selayaknya satu keluarga? Aku tidak ingin meninggalkan salah satu dari kalian. Maafkan aku, karena aku terlalu serakah karena menginginkan kalian semua berada disisiku "
Semua tertegun mendengar ucapa Naruto. Tidak ada yang memikirkanya, karena terlalu dibutakan oleh ego mereka masing masing. Mereka tidak memikirka perasaan Naruto yang diperebutkan. Mereka terlalu berpusat pada kesedihanya masing masing, tanpa mempertimbangkan perasaan Naruto.Lalu mereka berpikir bahwa pemikiran Naruto adalah yang terbaik untuk mereka. Jadi mereka memilih menyetujuinya.
Masalah hak asuh sudah selesai, sekarang mereka sedang berdebat tentang dimana Naruto akan tinggal. Perdebatan mereka membuat Naruto pusing, akhirnya Naruto angkat bicara.
"Aku akan tinggal selama seminggu di masing masing rumah secara bergantian. Apa kalian setuju? Kalau tidak aku memilih tinggal diasrama " ucap mutlak Naruto.
Perkataanya akhirnya membuat semua orang bungkam, tidak ada yang berdebat lagi.
"Tapi...."
"Apa Naru? "
"Bagaimana aku memanggil kalian? " ucap Naruto sambil melihat keara pasangan Namikaze.
"Kau panggi kami dengan sebutan Okaa-san dan Otou-san saja, hanya sedikit berbeda tetapi mudah dibedakan, iyakan? "
"Hai! Okaa-san " jawab Naruto senang.
"Jadi.... aku memiliki dua ibu dan dua ayah, lalu satu saudari. Sepertinya menyenangkan" ucap Naruto mengundang senyum dibibir semua orang.
Sekarang bertambah lagi orang penting dalam hidupnya. Naruto akan berdo'a supaya keluarganya mendapat hidayah selerti Sasuke, supaya nanti mereka bisa bersama diakhirat nanti.TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Syurgaku
Fiksi PenggemarIni adalah cerita tentang perjuangan hidup Naruto seorang Muslimah, yang mencari kebahagiaan sejati.