AR.11

195 29 28
                                    

Drrtt.... Drrrt.. Drrtt...

Ponsel Intan berbunyi ketika dirinya bersama Raisa yang sedang membersihkan piring - piring kotor sehabis makan malam. Ia segera mengambil ponselnya yang berada di pantry dapur. Tertera sebuah nomor yang tidak ia kenal.

Ia melangkahkan kakinya menuju halaman belakang, tangannya kemudian menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Halo?" Ucap Intan ketika ponselnya ia tempelkan ditelinga kanannya.

Tidak ada suara dari seberang sana.

"Halo ini siapa?" Tidak ada suara sama sekali, Intan mulai mengerutkan dahinya.

"Eh.. kalo lo..." perkataan Intan menggantung ketika terdengar suara dari seberang sana.

"I.. ini Intan?"

"Iya bener, ini siapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Intan justru terdengar bunyi panggilan yang diputuskan.

Tuuut... tuuut... tuut..

Intan melongo menatap layar ponselnya. Hanya itu? Bukan hanya sekali, sering kali ia mendapatkan telpon dengan pertanyaan yang sama, namun dengan nomor yang berbeda. Ia benar - benar geram kali ini, ponselnya ia lempar langsung ke kolam berenang yang tidak jauh dari tempatnya berpijak. Sekali lagi tanpa rasa bersalah dan kasih sayang.

Setelah kekesalannya memudar, ia baru menyadari...

"Eh.. ponsel gue!" Intan langsung berlari menuju kolam berenang. Ia bisa melihat ponselnya yang bergeletak tak berdaya di dalam kolam berenang yang dipenuhi air.

Ia menggarukkan kepalanya, jujur ia sangat tidak bisa berenang karena traumanya saat masih kecil.

"ARKAAA! ARKAAA! Aduuhh gimana nih?" Ia mulai mondar - mandir tidak jelas.

"Mana sih monyet ngepet itu?! AR... eh, Kang Ujang! Kang Ujang!" Mata Intan menatap Kang Ujang yang sedang menggulung selang. Kang Ujang langsung berlari ke arah Intan yang telihat panik.

"Kenapa Non?"

"Ponsel saya, kang! Ambilin!" Intan menunjuk ke arah ponselnya. Kang Ujang terlonjak kaget.

"Masyaallah itu telepon Non kenapa bisa disitu?"

"IHH! KANG UJANG CEPETAN! KALO MASALAH ITU NANTI! KEPO BANGET!"

"Iya, Non." Kang Ujang menjatuhkan tubuhnya kedalam kolam renang, ia segera menyelam mengambil ponsel tersebut.

"Ini Non, ponselnya." Kang Ujang memberikan ponsel itu kepada sang empunya. Intan langsung mengambil ponselnya, ia mulai mengecek ponselnya. Namun sayang, ponsel itu tidak bisa di aktifkan.

"ARRRGGGHHHH!!!" Geramnya kemudian masuk kedalam rumahnya tanpa mengatakan terima kasih ke Kang Ujang yang sedari tadi bingung dengan kelakuan Nona Mudanya.

***

Intan kembali menuju ruang makan, mulutnya tidak henti - hentinya berkomat - kamit menyebut nama hewan yang hidup di dunia dan memberikan supah serapah kepada orang asing yang menghancurkan moodnya saat ini.

Brraaakkk!!

Arka yang sedang membersihkan pecahan piring dilantai tersentak kaget mendengar gebrakan meja. Ia langsung mendengus sebal, ketika melihat siapa pelaku yang membuat jantungnya hampir tidak berdetak lagi.

"Ah, elu ngagetin aja!" Ujar Arka sembari membersihkan pecah. Intan menghiraukan perkataan Arka, ia masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri *utak - atik ponsel kesayangannya. Arka menatap sebuah ponsel yang berada ditangan Intan atau lebih tepatnya yang dipukul Intan.

Aku RaisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang