AR.12

258 21 22
                                    

Pertama-tama author mau minta maaf sebelumnya karena updatenya lama banget, soalnya si author lagi dalam masa penyembuhan setelah tragedi film laga *alias tabrak lari.

Hujan jatuh membasahi daratan Jakarta. Membasahi mereka yang belum sempat untuk berteduh. Termasuk seorang gadis yang sedang berlari kecil - kecilan mencari tempat untuk berteduh. Halte bis adalah tempat yang tepat untuk keadaan dirinya saat ini.

Ia mengambil ponselnya yang sedari tadi tersimpan di dalam tas putihnya. Mungkin hari ini keberuntungan tidak berpihak padanya, sudah hujan deras, ponselnya pun mati. Terpaksa ia menunggu bis datang, atau menunggu keajaiban datang.

Hujan justru turun semakin deras, angin bertiup semakin dingin. Raisa memeluk tubuhnya, mencoba mencari kehangatan sendiri. Namun sayang, usahanya nihil. Ia menatap jalan raya yang masih dipadati oleh kendaraan yang berlalu lalang.

Hari mulai gelap, namun bis sama sekali belum muncul. Hujan pun belum mereda. Kepalanya kembali berdenyut, Raisa memegang kepalanya. Semakin lama, kepalanya semakin nyeri. Penglihatannya mulai samar - samar, seketika itu pula ia tak ingat apa - apa.

***

"Arka.." Intan langsung duduk disamping Arka yang sibuk bermain game di PsP.

"Hmm..."

"Kok Raisa belum pulang?" Tidak ada jawan dari Arka. Dengan cepat Intan merebut PsP dari tangan Arka, kemudian melempar ke sembarang tempat.

"PsP gue!"

"BODO AMAT!" Balas Intan. "Gue tanya, Raisa kemana?" Sambungnya.

"Dih mana gue tahu. Palingan masih ada pembesukkan." Jawabnya sembari mengambil ponsel di sakunya.

Dengan cepat Intan mengambil ponsel yang di keluarkan Arka, sedangkan si pemiliknya melongo melihat tingkah kakak sepupunya TERCINTA.

"Lu ngapain?" Intan tidak mengubris pertanyaan Arka. Tangannya sibuk menekan sesuatu yang berada di ponsel Arka, lalu menekan tombol di ponselnya. Kemudian ponsel Arka di lempar ke arah si pemiliknya.

"Aish!" Geramnya melihat kelakuan aneh Kakaknya.

"Halo, ini Pak Sukma?... Iya, ini Intan... Ehm, masih ada waktu pembesukkan di Rutan Jakarta?... Oh, udah selesai dari tadi ya..." Intan kemudian menatap Arka.

"Kalau begitu makasih ya Pak."

Tuut..

Intan memutuskan panggilannya secara sepihak. Ia menggigit jarinya, bingung apa yang harus ia lakukan. Sedangkan Arka hanya sibung memainkan ponselnya.

"Arka.."

"ARKA!"

Arka langsung beranjak dari posisinya pergi berjalan meninggalkan Intan. "Kamu mau kemana?" Tanya Intan, namun tidak ada jawaban darinya.

Ia segera masuk ke dalam mobilnya. Dengan kecepatan tinggi ia melajukan mobil Lamborghini Aventador merah meninggalkan halaman rumah mewah itu. Sesekali matanya menatap ponselnya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif..." Arka langsung melempar ponselnya ke samping sebelum sang operator telpon menyelesaikan perkataannya.

Shit!

***

Raisa membuka kedua matanya, samar - sama ia melihat cahaya terang menembus pupil matanya. Penglihatannya mulai stabil, dan ia baru menyadari bahwa dirinya berada di tempat yang berbeda. Setahunya ia berada di halte bis.

"Raisa, lo gak papa?" Seorang pria mendekat ke arah dirinya.

"Aldi, aku dimana?" Tanyanya sedikit serak. Raisa mencoba mendudukkan posisinya walaupun sedikit sulit.

Aku RaisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang