Kini, sebagian dariku tertinggal di kota ini. Sudah beberapa hari aku meninggalkan kota yang telah membuatku banyak melibatkan perasaan, Bandung.. itulah namanya. Kakiku mungkin saja meninggalkan kota ini, namun secara harfiah. Namun jiwa dan hatiku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namaku Zena Putri Kirana. Setelah kelulusan SMA, aku memutuskan melanjutkan jenjang pendidikan di kota metropolitan ini, Jakarta. Aku mendaftarkan diri di salah satu universitas swasta. Aku tidak melanjutkannya di Bandung karena alasan ingin tinggal sendiri tanpa orang tua, dan merasakan bagaimana rasanya tinggal di ibu kota negara ini. Namun realita selalu berbeda dengan ekspetasi...
"Nana kapan kamu mau berangkat? Udah siang, nanti kesiangan loh.." ucap tanteku yang berteriak di depan pintu kamarku. Ya, aku tinggal dengan tanteku di Jakarta. Berbeda dengan ekspetasiku yang berharaptinggal di sebuah kos – kosan, karena orang tuaku tidak mengizinkannya terpaksaaku tinggal di rumah tante, ya dulu ku fikir yang penting
"Iya tante, sebentar lagi siap" jawabku sambilmengemasi barang – barang yang harus aku bawa pagi ini
"kamu naik ojek online saja Na, macet loh nantikesiangan. Nanti tante pesenin nih" kata tanteku
"tidak usah tante, aku naik bus aja. Aku berangkatya tante" kataku yang tak lupa mencium tangan tanteku
Dan sekarang aku merasa menyesal karena menolaktawaran tante. Ya Jakarta sangat macet sekali, jarum jam tanganku pun menunjukanpukul 07:30 dan aku pun baru sampai setengah jalan menuju kampus. Tentu sajaini gawat! Karena ini hari pertama aku ospek. Aku pun terpaksa mencari ojek.Namun meskipun sudah naik ojek tetap saja aku telat juga. Sungguh, aku benciJakarta.
"hei kamu! Cepat jalannya! Jangan jalan tapi lari!Sudah telat tapi jalannya lama sekali!" kata kakak tingkatku. Dan aku punlangsung berlari sesuai perintahnya
"kenapa baru dateng? Ospek pertama tapi udah telat!Lo tau gak kemarin kita bilang apa?!" tanya kakak tingkatku yang lain, dan akuhanya menunduk, entah karena rasa malu, atau rasa kesal yang ingin meluap
"kalo ditanya tuh jawab! Baru masuk udah tengilbanget nih anak. Kemarin gue bilang harus dateng jam berapa?!!" tanya salahsatu kakak tingkat, ini terdengar bukan seperti pertanyaan, tetapi suatubentakan untukku
" jam 8 kak" jawabku pelan hampir berbisik, dantetap menundukan kepalaku. Sungguh rasanya aku ingin menangis. Ternyata benarkata orang – orang, kalau ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri
"kenapa bisa telat?!" tanya kakak tingkat itu. Sungguh, aku sangat malas menjawabnya, apa mereka tidak bisa menduga kenapa aku telat? Rasanya aku ingin menyumpahi mereka bodoh!
"Jakarta macet kak" jawabku malas
"dari gue lahir juga Jakarta emang udah macet! Yang lain aja bisa dateng on time walaupun macet! Emang lo nya aja gak disiplin!"kata kakak tingkatku yang fashionable ini, fashionable yang terlihat seperti ayam kampus lebih tepatnya
"maaf kak rumah saya jauh soalnya..." kataku membela diri. Tentu saja membela diri! Aku tidak mau disalahkan karena kotaini!
"emangnya rumah kamu dimana sih?" tanya salah satu kakak tingkat yang sedari tadi hanya memperhatikanku di bentak oleh teman –temannya. Dia pun bertanya tanpa membentak, dan dengan bahasa yang sopan. Tentuaku tertarik!
" di Bandung kak" jawabku sambil menatap wajah rupawannya. Sontak jawabanku membuatnya tertawa dan aku pun bingung kenapa diabisa tertawa. Ya, aku memang agak lemot kalau berfikir
" maksud aku, kamu tinggal di Jakarta di daerah mana?" tanyanya sambil menahan tawa
" di Rawa Mangun kak" jawabku dengan wajah polos
" udah deh Sam, kalo mau pdkt nanti aja! Kasih hukuman dulu nih ke dia! Lagi juga ngapain sih ngedeketin anak baru kayak gini?Mending sama gue aja" kata kakak tingkat yang fashionable dengan dandanan menor, terlihat seperti ayam kampus!
" yaudah deh Zena, semangat ya ospeknya! Kalau hukuman dari aku sih cukup jangan mengulangi kesalahan kamu lagi, dan pulang bareng aku.. itu juga kalau kamu mau hehe.. tapi pasti temen – temen aku nolak saranku. Semangat Zen!" katanya menyemangatiku sambil menebarkan senyum se –adem lemari es
" i..iy.. iya kak. Makasih" jawabku gugup dan pastipipiku merah merona!
" jangan kesenengan dulu deh lo! Nih lo berjemur sampe jam istirahat! Dan musti lo inget, Sam tuh gak mudah deket sama cewek, jadi jangan ke ge'eran dulu deh lo!" kata kakak tingkat yang terlihat seperti ayam kampus itu. Tetapi aku tidak menghiraukannya dan hanya menajalankan hukumanku, dan sekarang aku tau, ternyata namanya Sam. Ya pangeran Jakartaku hehe
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.