Kini Aim sedang menemani gadis yang tengah berbaring di kamar melati. Annealea Rinekke, gadis cantik yang biasa di sapa Rin itu kini terbaring antara hidup dan mati. Aim pun menunggu keajaiban setiap hari, menunggu keajaiban tuhan agar adik kesayangannya terbangun dari tidur panjangnya
Jika saja hari itu Aim menemaninya, jika saja hari itu Aim membatalkan janjinya dengan temannya, jika saja hari itu.. dan jika saja.. pasti Rin akan baik – baik saja, pastinya Rin tidak akan terlibat dalam kecelakaan beruntun itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, dan bubur pun sudah menjadi air, hanya rasa bersalah saja yang melekat pada Aim. Pria itu terus menerus menyalahkan dirinya atas kecelakaan adik tersayangnya itu
Teringat oleh Aim tentang permintaan Rin pagi itu
" kak, nanti pulang sekolah kita nonton yuk! Abis itu traktir aku ice cream cake deh" kata Rin sebelum berangkat sekolah
" pulang kuliah nanti aku udah ada janji sama temen aku, kita nontonya nanti aja ya" tolak Aim
" yah tapi hari ini pemain filmnya juga dateng. Ayo kak kita nonton bareng... Rin kan juga mau ketemu sama artisnya" pinta Rin
" yah kali ini kakak bener – bener gak bisa, kita nontonnya hari lain aja deh" pinta Aim
" yah, yaudah deh Rin pergi sama temen – temen Rin aja, tapi pas kakak udah pulang jangan lupa ya beliin aku ice cream cake!" kata Rin
" iya deh kakak janji beliin kamu ice cream cake" kata Aim sambil mengacungkan jari kelingkingnya
" janji ya... yang rasa coklat" pinta Rin sambil menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Aim
Hari itu, baru sampai toko kue langganan Rin, Aim pun mendapat kabar bahwa Rin menjadi korban ketabrakan beruntun. Aim pun merasa seperti tersambar petir, kini ia hanya bisa memandangi fotonya bersama Rin di layar ponselnya... ia ingat foto itu diambil ketika ia berulang tahun, Rin menyiram tubuhnya dengan tepung kue...
" bagaimana bisa aku biarin kamu pergi tanpa aku hari itu? Bahkan aku sampai menggendongmu saat kita berlibur di pantai, hanya karena tak ingin kakimu sakit kepanasan. Tapi hari itu mengapa bisa? Maafkan aku Rin.." kata Aim yang menangis di depan adiknya yang sedang terbaring tak sadarkan diri
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Coffee and You
ChickLitKini, sebagian dariku tertinggal di kota ini. Sudah beberapa hari aku meninggalkan kota yang telah membuatku banyak melibatkan perasaan, Bandung.. itulah namanya. Kakiku mungkin saja meninggalkan kota ini, namun secara harfiah. Namun jiwa dan hatiku...