Akhirnya sebelum Samuel bertindak lebih jauh, Zena menendangnya dan menamparnya, kemudian memanfaatkan situasi dan kabur mengunci diri ke toilet tak lupa membawa handphonenya
Zenapov
Dengan sisa tenagaku, aku pun menendang kak Sam dan berlari keluar kamar, beruntung dia sangat mabuk saat ini, sampai lupa mengunci pintu kamarnya. Setelah berlari mencari tempat perlindungan, aku pun bersembunyi di toilet dan menelpon Reno
Calling~
"hallo Zen" kata Reno yang mengangkat telepon dariku
"Ren hiks.. hiks.." tangisku
"lo kenapa?" tanya Reno
"to.. hiks.. tolong gue hiks" jawabku sambil menangis
"lo dimana?!" tanyanya dengan intonasi tinggi
"di diskotik daerah kemang, XXX's 90 namanya" jawabku
"oke tunggu, gue langsung kesana" kata Reno yang sedikit membuatku tenang
"cepetan... gue takut.. hiks.. hiks.." kataku yang menangis
"yaudah jangan nangis" kata Reno yang kemudian menutup teleponnya
Renopov
Tiba – tiba saja ponselku berbunyi, Zena menelponku. Dia menangis terisisak dan yang lebih parahnya lagi dia ada di diskotik. Dengan siapa dia? Siapa yang membuatnya menangis dan takut seperti itu? Yang jelas siapapun itu, aku akan menghajarnya!
45 menit kemudian aku sampai di lokasi yang disebutkan Zena. Langsung saja aku masuk dan menuju private room. Aku yakin dia di private room! Dan kebetulan sekali aku mendengar seseorang memanggil Zena. Langsung saja aku menghajarnya, karena aku yakin pasti dia orangnya yang membuat Zena seperti ini
" Zen..Zena" teriakku dan kemudian munculah gadis yang ku kenal keluar dari toilet sambil menangis
" hiks.. hiks.." tangisnya
" sudahlah, ayo kita keluar dari sini" kataku
" gue... gue sudah... hiks.. hiks.. hiks" kata Zena yang menangis sambil memelukku erat
" everything will be alright Zen" kataku yang memeluknya
" tapi dia udah nyium gue... hiks.. hiks.. bahkan itu yang pertama kalinya buat gue" kata Zena yang menangis.
Aku pun mengepalkan tanganku, tentu saja aku marah! Aku sangat marah! Pria itu.. pria itu akan aku cari identitasnya, akan aku beri pelajaran agar dia tidak menyentuh Zena lagi! Kalau perlu akan aku musnahkan dia dari Jakarta!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Coffee and You
Chick-LitKini, sebagian dariku tertinggal di kota ini. Sudah beberapa hari aku meninggalkan kota yang telah membuatku banyak melibatkan perasaan, Bandung.. itulah namanya. Kakiku mungkin saja meninggalkan kota ini, namun secara harfiah. Namun jiwa dan hatiku...