Dia

137 9 0
                                    

Entah dia siapa aku pun tak tahu, tetapi kata –katanya menggerakan hatiku. Mungkin karena aku pernah menyakiti seseorang...


                                                                               ###

Aku Gibran Ibrahim, akan biasa disapa dengan 'Aim'di tulisan author ini selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku Gibran Ibrahim, akan biasa disapa dengan 'Aim'di tulisan author ini selanjutnya. Aim juga panggilan hangat dari ibuku, sedangkan Gibran... menurutku Gibran adalah mimpinya bapak, mimpi bapak punya anak se – puitis Kahlil Gibran. Tapi aku menghancurkan mimpinya, aku tidak puitis seperti Kahlil Gibran dan tidak mengambil jurusan sastra seperti yang diharapkannya, entahlah sepertinya aku lebih tertarik belajar bahasa pemrograman daripada bahasa cintanya sastra

Hari ini adalah hari pertamaku, ku lihat sedang ada tontonan seru di koridor depan kelasku, antara senior tampan dengan gadis seusiaku. Awalnya aku hanya ingin menontonnya saja karena ini memang sebuah tontonan yang seru menurutku, tapi aku tak menyangka bahwa senior tampan ini akan se-sombong itu! Dasar banci, kataku. Namun senior itu malah menghajarku,aku yang tak merasa salah pun membalas tonjokannya. Dan apa – apaan ini? Mengapa gadis itu menangis? Dia harusnya cepat melapor kepada staf kampus, tapi sekarang dia malah menangisiku yang di pukul oleh senior bejat ini! Sungguh gadis yang bodoh, aku tak bisa membayangkan untuk satu kelas dengannya selama bertahun – tahun

" ayo ke poli klinik" ajak gadis bodoh itu

" gak usah, luka gini doang kok. Gue mau masuk ke kelas aja" kataku menolak ajakannya, yang kemudian langsung masuk ke kelas


***

Seperti biasa Zena pun menunggu Reno menjemputnya

" eh lo lagi" ucap Aim yang melihat Zena duduk sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" eh lo lagi" ucap Aim yang melihat Zena duduk sendirian

" eh elo, makasih banget ya buat yang tadi" ucap Zena ber terima kasih

" sama – sama" jawab Aim

" akhirnya nemu juga gue orang kayak lo yang berani sama senior" kata Zena tiba – tiba

Rain Coffee and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang