Chapter 6 : Beginning of the end

5.8K 567 29
                                    

Rombongan jurusan seni Universitas Seoul tiba di bumi perkemahan sekitar jam 8 pagi. Irene tidak bisa tidur lebih dari 30 menit karena suara berisik dari teman - teman nya yang menawarkan Seulgi berbagai makanan dan minuman persis seperti pedagang asongan. Irene tidak bisa relax karena beberapa kali kursi nya terguncang 3,6 skala richter oleh para fans Seulgi yang berusaha mendekati nya. Irene ingin sekali melemparkan Seulgi keluar jendela.

"Irene, kita sudah sampai."
"Aku tahu bodoh. Aku tidak bisa tidur sejak bus mulai berjalan. Minggir aku mau turun."

Tempat perkemahan jurusan seni adalah di pegunungan Daegu. Banyak sekali pohon cemara tumbuh disini. Burung - burung penyanyi juga masih terdengar disana - sini.
Semua orang mulai mendirikan tenda mereka dan menempati kavling sendiri - sendiri sesuai nomer. Irene bersyukur kavling tendanya berada di pojok dengan jarak antar tenda yang cukup jauh mungkin bisa membuat Irene tidur dengan tenang.

"Irene..."

Irene mengabaikan Seulgi yang memanggilnya. Ia lalu mengambil semua barang - barang nya dan berjalan menuju kearah tenda.
Seulgi yang biasa tersenyum itupun berubah ekspresi lagi menjadi cemas. Persis seperti saat Irene bilang bahwa ia tidak bisa berdiri waktu dilapangan.

"Huffft.... apa ini artinya aku dalam masalah besar ?"

Seulgi menghela nafas dalam - dalam lalu membawa barang - barang yang tersisa.
Begitu sampai di kavling tenda mereka, Seulgi melihat Irene sedang memasang tenda lipat mereka yang cukup besar. Irene terlihat kesusahan.

"Sini aku saja."
"Baiklah ini. Aku tidak akan membantu."

Irene membelakangi Seulgi. Itu membuat Seulgi tertawa.

"Jangan tertawa ! cepat pasang tenda nya !"
"Maaf... maaf. Kau sangat cute kalau cemburu seperti itu."
"Pasang tenda nya ! dan aku tidak cemburu setitik pun."
"Sudah. Lihat bagaimana ?"
"Ku lihat nanti saja."
"Baiklah..."

Seulgi mendekati Irene lalu memeluknya dari belakang. Ia menempelkan dagunya di bahu Irene.

"A..apa yang...! Seulgi lepaskan !"
"Kau kenapa sih ? jangan mengabaikan ku seperti itu."
"Se..Seulgi kumohon lepaskan."

Seulgi semakin mengencangkan pelukan nya di perut Irene. Sementara itu Irene mendadak merasa suasana disekitar nya menjadi horor karena tatapan di sekeliling nya.

"Jelaskan dulu."
"Baiklah. Tapi lepaskan dulu tangan mu itu. Aku rasa akan ada yang memukuli ku beramai - ramai sebentar lagi."
"Baiklah."

Begitu tangan Seulgi kembali ketempat asal nya (?) tatapan - tatapan lapar itu juga hilang. Irene tidak tahu bahwa fangirl Seulgi lebih seram daripada fanboy nya.

"Kau sangat berisik. Aku tidak bisa tidur."
"Ah... maaf."
"Tidak apa - apa. Lain kali jika kalian akan berisik lagi, kau bisa mencekik ku hingga pingsan. Jadi aku akan tertidur."

Tidak lama kemudian suara menggelegar dari Mr. Yunho terdengar.

"Semuanya cepat kumpul. Aku akan menjelaskan tugas pertama kalian."

Semuanya sudah berkumpul di dalam lapangan buatan yang dibuat Mr. Yunho menggunakan kayu dan tali tambang. Ini sama sekali tidak mirip lapangan lebih seperti ring tinju.

"Ekhhmm... tugas pertama kalian adalah bagaimana menaruh alam ke dalam sebuah kertas. Singkatnya kalian harus melukis sesuatu disini baik berupa tumbuhan, binatang, ataupun gabungan dari semuanya. Waktu yang di berikan sampai nanti sore. Jangan terpisah dengan teman kalian. Kalian mengerti ?"
"Mengerti Mr. Yunho."
"Dimulai sekarang !"

Irene senyum - senyum sendiri. Ia sangat suka melukis. Beberapa karya nya bahkan terjual cukup mahal.

"Kenapa kau senyum - senyum sendiri ?"
"Aku suka melukis dan tempat favorit ku adalah tempat yang tenang seperti di gunung atau di pantai."

Secret (Between Us) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang