Chapter 5 : Two step closer

5.9K 591 31
                                    

Besok kelas seni ada kegiatan perkemahan dimana mereka akan membuat kreasi dari alam sebagai tugas. Jadi, mereka akan berkemah selama 3 hari lamanya. Untuk memilih tempat duduk, Mr. Yunho mengacak nya dengan cara setiap orang mengambil 1 buah bola yang bertuliskan angka di sebuah kardus berwarna hijau.
Setiap angka mempunyai pasangan nya sendiri. 1 dengan 1, 2 dengan 2 dan begitu seterus nya.

"Yang pertama... kita urut dari belakang saja. Kang Seulgi."

Seulgi maju kedepan kelas diiringi tatapan dari semua orang. Mereka semua berharap bisa duduk sebangku dengan Seulgi saat di bis nanti. Semua berharap begitu kecuali Irene. Irene ingin duduk sendirian tanpa siapa pun terutama Seulgi.

Seulgi memasukkan tangan nya kedalam kardus dan mengacak - acak nya. Di momen itu juga lah hati semua orang ikut teracak - acak. Ada yang memperhatikan tanpa berkedip sedikitpun dan ada yang komat - kamit berdoa agar nomer berapa pun yang Seulgi ambil akan sama dengan nya.

"3. Kang Seulgi nomer 3. Kau boleh kembali ketempat duduk mu."

Seulgi kembali tersenyum dan berlalu ketempat duduk nya.

"Seulgi akan duduk bersama ku."
"Kau bercanda ? nomer 3 adalah nomer terakhir handphone ku. Aku yang akan duduk dengan nya."
"Dasar cowok tak tahu diri. Seulgi tak akan mau duduk dengan mu."
"Hey.... sisa sabun cuci piring. Lihat diri mu sendiri."
"Lihat juga dirimu sisa makanan di gigi."

Kelas jadi ribut hanya karena Kang Seulgi. Sebenarnya sangat wajar jika itu Kang Seulgi.

"Cukup. Jangan berisik. Yang selanjutnya.... Irene." Mr. Yunho mencoba menengahi.

Irene melangkah santai ke arah kardus nomer. Ia yakin tidak akan mendapat tempat duduk dengan mahluk menyebalkan yang sekarang menjadi teman baru nya, Kang Seulgi.

"Ini tidak akan terjadi. Aku akan baik - baik saja."

Irene mulai memasukkan tangan nya kedalam kardus dan mengacak - acak isi nya.

"Nomer 3. Irene nomer 3. Kau akan duduk bersama Kang Seulgi."

Kelas menjadi riuh kembali bahkan lebih dari sebelumnya. Hasilnya sudah diputuskan. Baru 2 orang pertama yang mengambil nomer dan mereka juga mendapat nomer yang sama. Kelas semakin menggila. Persis seperti saat kau melihat seseorang yang berteriak dengan gila saat tim bola kesayangan nya gagal mencetak gol.

"Mwo ? Irene mendapatkan Seulgi ?"
"Hey ! ini terlalu cepat."
"Ah Seulgi ku... bagaimana ini bisa terjadi ?!"

Irene kembali ke bangku nya dengan perasaan campur aduk. Ia kaget, cemas, gelisah, kesal, dan takut semua bercampur dalam diri Irene seperti es buah yang biasa ia beli. Apalagi teman - teman nya yang lain menatap Irene seakan ingin memakan nya.

***

Irene berjalan dikoridor dengan penuh rasa penasaran dosa apa yang dia lakukan sehingga ia duduk dengan Seulgi.

"Yoh Irene !"
"Apa ?? Apa yang kau ingin kan ?"
"Tidak ada. Aku hanya ingin bilang terima kasih sudah duduk dengan ku."
"Aku tidak ingin. Tapi ini yang terjadi."
"Nanti malam aku akan menjemput mu."
"Huh ?"
"Kita harus siap - siap untuk besok kan. Banyak barang yang perlu kita beli. Habis nya kita akan berkemah bukan ? "

Seulgi benar. Irene tidak punya persiapan apa - apa dan dia sama sekali tidak tahu apa itu berkemah.

"Sampai ketemu nanti Irene"

"Sampai ketemu nanti Irene"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secret (Between Us) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang