Chapter 7 : Breathless

5.3K 507 42
                                    

Irene berusaha untuk membuka pembicaraan agar suasana tidak menjadi canggung.

"Se...Seulgi ?"
"Hmmm ?"
"Apa kau baik - baik saja ?"

Seulgi sedikit kaget dengan pertanyaan Irene. Ia menatap dalam - dalam gadis cantik disebelah nya.

"Aku baik - baik saja. Kau membuat ku baik - baik saja."
"Jika ada yang bisa kubantu, beritahu aku."
"Umm..oke."

Seulgi mengangguk kecil. Ia lalu membuka shall nya dan mengalungkan nya di leher Irene.

"Kau terlihat kedinginan padahal jaket mu tebal sekali."
"Lalu bagaimana dengan mu ?"
"Aku sudah biasa berada dipegunungan seperti ini. Bagiku Ini biasa saja."

Irene menggenggam tangan Seulgi. Dingin. Sangat dingin. Seulgi hanya memperhatikan apa yang dilakukan Irene.

"Tangan mu dingin sekali. Aku bahkan bisa merasakan nya walaupun memakai sarung tangan."
"Bukan kah aku bilang kalau sudah biasa."
"Seulgi, terima kasih untuk semua yang kau lakukan selama ini...."

Irene memalingkan wajah nya kearah gemerlap cahaya dari kota Seoul di bawah mereka. Ia sangat malu pada Seulgi untuk mengatakan sedikit saja yang ada di hati nya. Tidak ada gunanya juga jika disimpan. Ia menghela nafas nya dalam - dalam dan mengumpulkan sedikit demi sedikit keberanian nya yang sudah berpencar kemana - mana.

"Aku ingin kau selalu ada disampingku Seulgi."

Sekali lagi Irene mengutuki dirinya sendiri karena berbicara seperti itu. Ia bukanlah orang yang sentimental. Tapi ia hanya ingin mengatakan itu pada Seulgi saat ini.
Kedua tangan Seulgi mengelus wajah Irene dengan lembut.

"Lihat aku."

Irene mendongak kan wajahnya menatap Seulgi. Ia terkejut dengan apa yang ada di hadapan nya. Seulgi dengan ekspresi wajah yang sedih. Bola mata nya yang seindah kristal terlihat berkaca - kaca.

"Aku juga ingin,Irene."

Angin kencang yang tiba - tiba berhembus membuat dedaunan di sekitar mereka berjatuhan. Tidak ada yang berbicara mereka hanya saling menatap. Suasana menjadi hening sampai akhirnya Seulgi kemudian bangkit dari tempat duduknya. Ia tersenyum pada Irene.

"Ayo Irene...ini sudah malam. Mr. Yunho akan menggantung kita berdua jika nanti tidak ada di tenda saat diperiksa."
"Ah...ya..ya."

Irene mengikuti Seulgi yang berjalan lebih dulu didepan nya. Pikiran nya menerawang jauh tentang apa yang baru saja dilihat nya. Ia ingin tahu apa yang ada didalam pikiran Seulgi. Tapi semua lamunan nya hilang begitu saja saat ia mendengar suara Seulgi.

"Awas !"
"Ahh !! Ada apa ??!"
"Kau hampir menerobos tanaman berduri itu. Apa yang kau lamunkan sih ? Apa kau melamunkan ku yang sangat keren ini ?"
"Dasar bodoh, ada satu juta hal indah yang lebih bagus daripada dirimu."

Irene berbohong. Ya, dia memang berbohong. Seulgi adalah hal terindah yang pernah dia lihat.

"Sini. Berjalanlah di samping ku. Aku khawatir kau bisa saja hilang jika aku tidak memperhatikan mu."
"Apa maksudmu ?!"

Irene kesal lagi pada Seulgi. Tapi ia senang melihat senyuman Seulgi sudah kembali lagi. Irene bisa tertidur dengan tenang jika ia bisa melihat Seulgi tersenyum.

***

Bunyi alarm sirine dari Mr.Yunho meraung - raung memecah kesunyian suasana hutan tempat Irene berkemah memaksa para siswa untuk bangun.

"Ah...ada apa ini ?"
"Kenapa tak sekalian saja Mr. Yunho menyiramku saja."
"Ah sial. Bukan kah ini masih jam 6 ?"

Mr. Yunho yang samar - samar mendengar keluhan - keluhan dari murid nya segera mengambil speaker nya yang sudah standby menunggu.

Secret (Between Us) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang