Chapter 4 : One Step Closer

6.8K 627 29
                                    

Hari itu hujan turun tiba tiba saat Irene tiba di gerbang sekolah.

"Sial. Seharusnya stasiun tv itu memecat presenter cuaca mereka. Mereka bilang sekarang akan cerah. Lalu...."

Irene terus mengoceh panjang lebar tentang kenapa hujan turun sangat deras, apakah doa nya akan terjawab agar si presenter cuaca dipecat, dan apakah ia akan ditertawakan karena basah kuyup seperti baju yang baru selesai dicuci.

"Annyeonghaseyo..." Irene membuka pintu kelas nya dengan malas.

Seperti yang diduga, semua orang tertawa begitu melihat Irene. Kecuali gadis itu, Kang Seulgi ia tidak tertawa tapi tersenyum. Irene merasa diejek oleh senyuman itu. Jadi dia terus memandang ke lantai.

"Ah, Irene ssi. Kenapa kau basah semua ?"
"Maaf. Aku... terkena hujan."
"Sepertinya tidak ada hujan ?."
"Tapi, aku benar benar terkena hujan Sunny seonsaengnim."

Wanita yang lebih pendek darinya itu, Sunny seonsaengnim tersenyum. Beliau adalah dosen favorit Irene yang mengajar mata kuliah seni lukis. Sunny seonsaengnim banyak memuji lukisan Irene bahkan mengatakan bahwa Irene bisa menjadi pelukis yang hebat suatu saat nanti. Beliau seperti orang tua kedua bagi Irene.

"Ya sudah. Kau bisa pulang dulu. Aku takut kau sakit jika tidak ganti baju."
"Uh...baiklah. Aku permisi."
"Jangan terburu - buru." ucap Sunny sambil tersenyum.

Irene perlahan menutup pintu kelas. Rasa lelah nya belum pergi semua dan sekarang dia harus pulang lagi kerumah nya yang berjarak 2 km dari sini dalam keadaan basah kuyup.

"Yoh ...!"
"....."

Irene menghentikan langkah nya. Perlahan ia memalingkan wajahnya.

"Se...Seulgi ?!"
"Ayo kuantar. Aku bawa mobil."
"Huh ? Hey tunggu ! bagaimana kau bisa keluar dari kelas Sunny seonsaengnim ?!"
"Aku keluar lewat pintu kok."
"Bukan itu maksudku !! Terus buat apa kau disini ?! kembali sana."

Raut wajah Irene terlihat kesal. Ia berjalan lebih cepat menyalip Seulgi. Tak berapa lama, Seulgi menyalip Irene.  Hal ini terus berlangsung dan menambah kekesalan Irene.

"Heol !! Stop ! Jangan menyalipku terus ! apa kau pikir ini balapan jalan cepat ?!"
"Huh ? Jadi bukan ?"
"Stop ! Kang Seulgi. Kau membuat ku gila."
"Benarkah ?"
"Dengar ! Gadis tercantik se korea selatan atau apapun julukan mu, aku harus pulang ganti baju. Dan jarak rumah ku 2 km dari sini ! 2 km ! dan setelah balapan sialan itu dengan mu. Aku lelah. Lelah !!"
"Aku sudah bilang akan mengantarmu kok."

Irene merasa darah nya sudah naik ke langit - langit koridor. Wajah nya memerah menahan marah. Akhirnya ia memutuskan berlari meninggalkan Seulgi yang mematung. Menuruni 2 tangga untuk sampai ke luar gedung sangat melelahkan Irene tahu itu. Tapi Seulgi membuatnya muak. Irene terus berlari menuju gerbang universitas. Dia merasa akan pingsan. Dan benar saja, Kaki nya terasa lemas. Ia tiba tiba terduduk di tengah lapangan. Irene serasa ingin menangis, baju dan celana nya kotor semua.

"Sudah kubilang aku akan mengantarmu kan?"
"Ugghhh...Ughhkk Ka....kau... ughhkk."

Irene terbatuk - batuk melihat Seulgi sudah ada disamping nya. Masih dengan senyuman nya. Kali ini ditambah sedikit tawa kecil. Meskipun masih kesal, Irene bersyukur Seulgi punya ekspresi lain selain tersenyum seharian.

Tiba tiba Seulgi berjongkok di depan Irene.

"Ayo naiklah. Akan kugendong kau ke mobil."
"Hah...Hahh..Apa kau...sudah..gila ?"

Nafas Irene belum teratur sempurna dan kaki nya sangat lemas lalu Seulgi menyuruh nya untuk naik ? berdiri saja Irene tidak sanggup.

"Tidak bisa berdiri ?"

Secret (Between Us) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang