four

1K 84 17
                                    

Jinan pov

Mulai pagi itu setiap hari aku selalu disibukan dengan agenda baruku menemani cindy sarapan di Taman belakang sekolah dan sesekali cristy dan puti ikut serta menemani kami tapi kali ini berbeda suasana pagi ini mendung aku terus berdoa semoga pagi ini tidak hujan ya sekarang aku masih menemani cindy sarapan seperti biasa, cindy makan dengan begitu lahap namun sesekali aku tau ia mencuri curi pandang terhadapku yang sedang so sibuk memainkan hendphon di tanganku..

"Jinan minum dong" pintanya lembut

"Ini kak" seruku menyerahkan tempat minumku ke arahnya

Aku masih fokus dengan games di hendponku hingga tersadar sebuah sendok lengkap dengan nasi dan lauknya bertengger di depan mulutku ku lirik sebentar ke arah cindy yang sedang menyondorkan sendok itu

"Aa... " Pintanya

Aku masih memasang wajah bingung pasalnya baru kali ini cindy menyuapiku

"Jinan aa... " pintanya

Tanpa menunggu permintaan ketiga kalinya aku segera menyuap sendok di hadapanku itu

"Anak pinter" gumamnya mengusap kepalaku

Kulirik kotak bekal yang berada di tangan cindy ternyata sudah kosong ku ambil kotak itu saraya menutup dan menaruhnya dalam tas cindy yang sedang meminum di botol minumku tiba tiba saja terkaget saat tetesan air tiba tiba saja mengenai keningnya akupun sama saat ku sadari ada air menentes pada lenganku dan tetesan itu semakin banyak ya hujan mengguyur kami saat ini aku segera berdiri dan tanganku di tarik cindy masuk ke dalam  celah Badan pohon yang cukup cukup besar...

(Itu contoh badan pohonnya ya biar ga pada bingung, jadi si pohonnya itu ada celah di tengah badannya, cindy sama jinan masuk ke kesitu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Itu contoh badan pohonnya ya biar ga pada bingung, jadi si pohonnya itu ada celah di tengah badannya, cindy sama jinan masuk ke kesitu)

Hujan semakin besar cindy mengangkat tas anti air ku ke atas kepala kami..  Ya aku baru menyadari sekarang cindy dan aku berdiri di celah badan pohon dengan begitu saling menempel, aku yang salah tingkah tidak bisa berbuat apapun dan alhasil tubuhku sedikit terhuyung hendak jatuh, namun sebuah tangan melinggkar ke badanku erat menahan tubuhku dan membuat tubuhku semakin menempel pada tubuh cindy

"Jangan banyak gerak ji nanti jatuh" keluh cindy..

Aku hanya menganguk dan membalas tatapan cindy ya tubuh kami kini benar benar menempel dan wajah pun benar benar dekat satu dengan yang lain dapat ku rasakan hembusan nafas cindy menerpa wajahku dengan hangat...

Tanpa ku sadari kini wajah cindy mulai mendekat ke arah wajahku benar benar mendekat entah tanpa sadar aku mulai memejamkan mata dan tiba tiba saja sebuah benda lembut dan hangat menempel dengan bibirku mataku terbuka dan membulat sempurna saat aku sadari kini cindy menciumku tepat di bibir lama ia dalam posisi itu dan masih dengan wajah terpejam entah aku yang bodoh atau menikmatinya seolah tubuhku membeku tak mampu menolak ciumannya itu..  Kini aku mengikuti cindy dengan memejamkan mata namun tetap dengan bibir yang masih menepel satu dengan yang lain

Hujanpun reda entah berapa lama aku dalam posisi ini cindy masih betah menempelkan bibirnya pada bibirku, aku mulai memberanikan diri melepas tauan bibir cindy dan membuang wajah saat ku tau cindy mulai membuka matanya dan menatapku sayu

"Cindy hujannya sudah reda" keluhku menatap Taman

"Oh udah reda ya?  Yaudah ayo balik ke kelas" ajak cindy menarik tanganku dan memasangkan tas di pungungnya

Aku tersenyum saat aku sadari tanganku digengamnya lembut dan menuntun ku menuju kelas saat di depan kelas waktu sudah menujukan pukul 09.00 berarti selama sejam bibir kami saling bertautan ku tatap guru yang sedang berdiri di depan ruangan,  cindy mengetuk pintu dan guru itupun menghampiri kami

"Bu, maaf tadi jinan ada perlu dulu dengan saya masalah kepengurusan" ijin cindy pada guru kelasku

"Oh, ia tidak apa-apa cindy ayo jinan masuk dan duduk di tempat duduk mu" keluh guru itu

"Makasih bu, aku masuk ya" ijinku pada cindy dan mengambil tas punggungku di tangan cindy

"Ia ji..  Ibu sekali lagi terimakasih " seru cindy dan segera pergi dari depan kelasku

Cindy pov...

Bodoh bodoh bodoh...  Cindy...  Kamu bodoh...  Gimanan kalo jinan gamau kenal kamu lagi, gimana kalo jinan marah sama kamu, gimana kalo jinan ga terima tadi kamu cium bibirnya, aahh...  Cindy bodoh cindy bodoh, tapi liat exprrsinya tadi jinan biasa aja ah apa dia biasa aja tapi kenapa dia lepasin ciumannya duluan apa dia ga suka aku cium??  Ahhh...  Cindy kamu bodoh... bodoh.. Bodoh... 

Aku segaja tidak masuk kelas aku malah pergi ke ruangan pengurus aku duduk di bangku ku bangku wakil ketua pengurus, aku duduk di bangku dengan masih terus mengacak acak rambutku dan masih terus memikirkan hal tadi...

Sunguh sunguh aku tak habis pikir bisa mencium jinan seperti tadi dengan durasi yang cukup lama dan tanpa penolakan ah...  Tuhan aku ini kenapaaaaa....  Jinan kamu sukses membuatku tergila gila karna diammu yang sebenarnya tidak aku sukaiiii....

Jinaaan...  Fix gue gila karna elo...

Saat aku masih dengan wajah berantakan dan rambut yang berantakan, seseorang masuk kedalam ruanganku

"Cindy?" Tanya gadis itu

"Lo kenapa? " tanya christy

"Gue ga apa-apa kiti" jawabku seadanya

"Cerita sama gue lo kenapa cinhap" tanya christy

"Baju lo basah rambut berantakan fix lo kaya orang gila sekarang" keluh christy

"Yaa..  Gue emang udah gila kiti...  Gila karna Cinta" keluhku pelan

"Cinta?  Jinan? " tanya christy ya tepat sasaran

"Gue sahabat lo dari jaman awal masuk sekolah cindy sampe sekarang kita ngejabat sebagai ketua dan wakil ketua kepengurusan lo masih mau nyembunyiin sesuatu dari gue?  Jangan harap berhasil" keluh christy

"Kittiii... " gumamku pelan

"Cerita sama gue kenapa? " tanya christy

"Gue cium bibir jinan tadi"

"What?  Apa? " tanya christy

"Reaksinya gimana? Lo ga di rampar kan? " tanya cristy

"Reaksinya dia biasa aja dan sikap biasanya itu yang buat gue bingung...  Aaaarggghh diamah emang pendiem selalu buat gue penasaran dan buat gue selalu ga ngerti gue pengen rubah sikapnya itu " keluhku kembali mengacak acak rambutku

"Wkwkk wakil gue galau coegh wakil gue galau" tawa christy mengelegar di atas penderiataanku

"Kitttiii" rengekku kembali

"Santai-santai-santai udah mending lu beresin tuh rambut lu dulu, gaenak udah di cariin guru yu masuk kelas dulu entar gue bantuin cari solusinya okey..  Udah jangan galau malu ah"

"Mana coba mana muka imut nya wakil gue mana? " tanya christy mencubit pipiku

"Aww sakit kiti" keluhku..

"Senyum dulu ah jangan cemberut gitu" keluh christy

"Nih senyumn nih" keluhku memasang senyum ala ala joker

"Puas lo" jawabku lagi

Tawa christy kembali mengelegar di seluruh penjuru ruangan pengurus sunguh membautku jengkel

"Udah ketawanya? Puas lu ketawain gue..  Benci gue denger ketawa lu" keluhku

"Idih ambekan utuk utuk utuk...  Sini wakilku sini aku peluk " keluh christy mencoba memelukku

"Idih ogah" keluhku beranjak dari duduk dan berjalan menuju kaca saraya membenarkan rambutku

the cool girlmentor (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang