Berhubung nomer 9 adalah nomer kesukaan aku aku kasih yang bikin gesre yaa... Selamat bergesre gesreria ^^
~~~~
Suasana hening kamar mulai membuatku sedikit gila cindy masih marah karna ulah diriku tadi cindy duduk di meja belajar dengan mata masih fokus dengan hendphonnya entah apa yang ia lakukan saat itu aku hanya bisa memperhatikannya di atas tempat tidur..
"Cindy... " gumamku pelan
Tak ada respon dari cindy
"Cindy... " keluhku lagi
Tetap tidak ada respon
Aku mulai kehilangan akal sekarang sudah hampir dua jam cindy sibuk dengan dunianya nyuekin aku yang ngerasa bersalah atas ulahku tadi...
Terlintas ide sedikit gila dalam pikiranku entah apa yang akan terjadi jika memang aku mencoba ide ini... Lama aku menibang nimbang harus melakukannya atau tidak akhirnya aku memilih untuk melakukannya
Kulirik jinan yang kini duduk di kursi belajarku dengan handphone di tanganya yang hanya mengunakan kaos berlengan pendek berwarna hitam itu, ia sengaja melepaskan jaketnya tadi saat sebelum duduk di kursi.. Sepertinya cindy benar-benar marah kepadaku...
Dengan sekali tarikan nafas aku mulai beranjak dari tidurku berjalan ke kursi cindy dan saraya memutarnya, tanganku bertengger pada bahu cindy mata kami bertemu sesaat tapi cindy kembali membuang pandang dan fokus kembali kepada layar handphone nya. Tak habis akal kini aku mulai mengangkang dan duduk di bangkuan cindy dengan badan menghadap Cindy, cindy masih diam kuangakat tangan cindy saraya mengalungkanya pada pingangku ku ambil handphone cindy dan menaruhnya di atas meja belajar
"Kenapa cuekin aku hmm" tanyaku pada cindy
"Cindy.." keluhku lagi
"Cindy jawab" keluhku kini suaraku mulai bergetar pertanda liangan air mata akan segera keluar dari mataku
"Mmmm" hanya gumaman pelan yang ku dapati dari sosok cindy yang menunduk di hadapanku itu
"Cindy... " keluhku lagi mulai prustasi tanpa perintah kini air mataku menetes perlahan keluar dari bola mataku
Cindy yang menyadari di tangannya ada tetesan air segera mendongak menatap ku yang duduk aga tinggi dari tubuhnya
"Jinan" keluh cindy pelan saraya mengusap air mataku
"Kamu nangis? " tanya jinan sedikit kaget
"Jangan nangis maaf" keluh cindy mengusap pipiku lembut
"Maaf ya" keluh cindy memeluk tubuhku erat
"Deg.. Deg.. Deg.. " suara jantungku berdegup kencang saat kusadari kini pipi cindy menempel pada buah dadaku
"Engh cindy" keluhku pelan
"Maafin aku jii udah buat kamu nangis, jangan nangis lagi ya" keluh cindy melepaskan pelukannya
"Akhirnya... Lemah jantung ini kalo pipi cindy lama lama nempel sama dadaku " keluhku tentu dalam hati
"Jii ko kamu kaya kepiting rebus gitu sih? " tanya cindy
"Ehh... Nga ko nga papa" jawabku bohong
"Maafin aku ya janji gaakan cuekin lagi ya jangan nangis lagi" keluh cindy
"Janji ya... " keluh ku masih duduk di pangkuan cindy
"Iah janji" jawab cindy dengan senyuman dan menampilkan lesung pipi yang begitu manis
Tanpa perintah kini aku mendekat ke arah cindy dan "cuup" aku mengecup lama pipi cindy lalu melepaskannya, pipi cindy memerah atas perlakuanku, dengan tangan cindy yang berada di punggungku di dorongnya pungungku hingga kini aku berhadapan langsung dengan wajah cindy dan "Cup" cindy mengecup bibirku, cindy mengecup bibirku lembut dan memainkan bibirku ciuman mulai memanas saat kini tangan cindy sudah berpindah ke kepalaku berperan menekan agar ciuman kami kian membara suara kecupan terdengar sampai ke penjuru penjuru kamarku,