twelve

755 51 24
                                    

Jinan pov

Dadaku sakit manakala Bentakan cindy masih terus terngiang dalam benakku tanpa ku sadari kini air mata mulai menetes membasahi bantal tidurku... Lama aku menangis hingga tiba-tiba saja sebuah pelukan mendarat di tubuh belakangku

"Aku punya alasan sendiri kenapa aku ga ijinin kamu tau hal itu jinan, aku gamau buat kamu penasaran dengan hal yang seharusnya kamu ga tau jinan, kamu belum waktunya untuk mengerti hal kaya gitu, aku tau aku kecolongan karna kamu sudah paham kan apa itu ena-ena dan kamu mengerti apa itu ena-ena yang aku takut cuma satu jii, kamu salah mengerti, dan salah mengambil tindakan,"

"Maaf aku ngebentak kamu tadi, emang kayanya aku bukan sosok kakak yang baik buat kamu, aku ga bisa jagain kamu, aku selalu buat kamu nangis, maaf ji..  Maaf" keluh cindy mulai bergetar

Ya aku tau kini cindy sedang menangis badannya bergetar pertanda bahwa ia sedang menangis

"Aku menyesal udah ngebentak kamu tadi aku minta maaf jii...  Seharusnya aku ga gitu maafin aku jii maaf" keluh cindy terus menangis...

Mungkin ini yang di rasakan cindy kemarin, rasa sesak di dalam dada lebih menyiksa saat melihat dan mendengar orang terkasih menangis di hadapan kita...

Ku balik tubuhku saraya memeluk cindy... Aku tau cindy masih menangis ku usap pungung cindy dan lebih merapatkan pelukanku, cindy membalas pelukanku dengan badan masih bergetar...

"Jangan nangis kak, aku sakit, aku udah maafin kamu kak aku mohon jangan menangis " keluhku malah ikut menangis

Lama cindy masih menangis hingga kini cindy mulai berhenti menangis

"Maaf aku cengeng" keluh cindy melepas pelukanku dan mundur berangsur sedikit menjauh dari tubuhku sambil mengusap air matanya

"Gapapa aku lebih cengeng dari kamu" keluhku membantu mengusap air matanya

"Jangan nangis ya, aku udah maafin kamu ko" jawabku

"Kamu juga nangis tadi" keluh cindy dengan suara manja seperti anak kecil

"Liat sekarang siapa sih yang sebenernya jadi kakak dan siapa sih yang sebenernya jadi adik? " tanya ku

"Aahh jiii" keluh cindy manja...

"Lucu deh kalo kamu manja gitu" keluh ku menatap wajah manis cindy yang sedang merebah di atas bantal

"Cindy...  " keluhku pelan

"Ia ji? " tanya cindy

"Aku udah dewasa cindy, umurku udah 16 tahun jangan anggap aku masih anak kecil, cindy aku memang polos memang lugu, tapi hal yang seperti itu perlu aku ketahui juga cindy, kamu takut aku salah ambil jalan dan salah bertindak kan?  Tapi gimana kalo misalkan aku tau hal itu dari orang lain? Bukan dari kamu, bukan dari kak puti, bukan dari kak cristy mungkin sekarang aku ga kaya gini kan bisa saja aku jadi bagian dari anak anak nakal Coba bayangin kalo emang aku cari tau dari dunia luar, gimana kedepannya?  Coba kamu yang kasih tau aku biar aku tau batasannya biar aku tau harus seperti apa, aku udah dewasa cindy, aku sudah hidup sendiri beberapa tahun ini tanpa ayah dan bunda tapi aku bisa bertahannkan itu bentuk kedewasaan aku aku udah bisa nentuin mana yang benar dan mana yang salah cindy, selama aku bersama kamu aku yakin aku gaakan salah jalan" keluh ku

"Munafik kalo kamu bilang ena-ena itu salah sedangkan kamu cium aku setiap hari cindy, ciuman adalah awal dari ena-ena kan? " tanya ku polos

"Itumah bedaaa" keluh cindy

"Beda gimana" tanyaku

"Tau ah pusing" keluh Cindy berbalik badan tidur membelakangiku

"Cindy.. " keluhku memeluk dirinya dari belakang

"Ia jii ? " jawabnya lembut

"Ena ena yuk, aku pengen tau rasanya" keluhku lembut...

"Jinan!!! " cindy memekik keras...

Dan akhirnya malam ini aku mencoba tertidur dengan cindy yang berubah cuek, tanpa pelukan dan tanpa ciuman yang biasa menjadi kebiasan kita sebelum tidur....

Cindy pov

Dentingan jam besar di dingding kamar jinan seolah menemani malam ku, sunguh aku tak bisa tidur malam ini, munafik memang jika aku mengaku bahwa aku tak tertarik dengan jinan dan aku ga berpikir yang ia ia tentang dia, gimana bisa aku ga berpikir tentang itu sedangkan jinan adalah sosok delusiku setiap saat, ku akui ini memang salah mendelusikan sosok yang sudah ku angap seperti adikku sendiri tapi apalah dayaku jika memang ini adanya, aku menyukai jinan sejak saat pertama kali melihatnya dan semakin aku dekat dengannya rasa suka itu semakin bertambah.

Aku tau rasaku ini terbalas jinan sama menyukaiku, aku menyimpulkan hal ini karna tak ada penolakan saat aku meminta lebih dari dia bahkan ciumanpun ia beri, ku akui aku salah menciumnya aku salah menutut lebih atas hal ini namun apakah ini bisa terus belanjut seperti ini saja? Setidaknya aku bisa memilikinya walau tanpa status...

Mungkin hal ini memang egois namun inilah adanya aku menginginkan jinan tapi aku masih tidak bisa berurusan dengan segala konsekuensinya, aku tak kuasa mencoreng etikad baikku di mata ayah cindy, bahkan aku tak kuasa melihat kedua orang tuaku marah saat mengetahui aku dan jinan saling memiliki hubungan...

Jinan...  Aku mencintaimu tapi aku takut...

Ku lirik sebentar tubuh yang tertidur di sampingku jinan tertidur dengan tumpuan tangan sebagai bantalan wajah judesnya berubah menjadi wajah manis tanpa dosa saat ia tertidur seperti ini. Kuusap lembut pipi jinan ku kaitkan rambut jinan yang menghalangi pemandangan ku pada daun telinganya. Ku kecup ujung bibir jinan dan berkata...

"Aku mencintaimu ji..  Tapi maaf aku tak kuasa melawan konsekuensinya " keluhku

"Aku juga cinta kamu kak" keluh jinan tiba-tiba membuka matanya

Author pov

"Loh belum tidur jii? " tanya cindy terduduk di atas tempat tidur

"Belum gak bisa" jawab jinan ikut duduk

"Aku juga cinta kamu kak" keluh jinan lagi lebih jelas dan mengengam tangan cindy

"Aku siap dengan segala konsekuensinya" keluh jinan

"Tapi jinan, aku ga berani" keluh Cindy

"Ada aku yang akan selalu menjadi tameng untuk kamu cindy" keluh jinan

"Gimana bisa jinan? Bahkan akupun tak kuasa membayangkannya" keluh cindy

"Jalani dulu ya cindy aku mohon " keluh jinan

"Aku yakin jika kita berdua saling menguatkan takdir kita akan menyatu, cindy aku ga bisa ngebayangin kalo kamu pergi dari aku sekarang, cindy, kamu itu seperti sesosok bintang yang menyinari malam gelapku, sebelum kamu datang hari hariku gelap , aku hidup sendiri kamu tau kan orang tua aku sibuk,aku tau ini salah tapi tuhan ga pernah ngasih jalan yang salah kan cindy? Asal kamu tau cindy, aku suka kamu sebelum kamu kenal aku" keluh jinan

Cindy diam tak berkutik

"Cindy jawab" keluh jinan

"Cindy "

"Jiii.... " keluh cindy pelan

"Aku ga berani " keluh cindy

"Okey kalo emang kamu ga berani hapus rasa itu, jangan pernah nyentuh aku lagi, gaada ciuman dan gaada pelukan cukup kaya kamu dan sahabat sahabat kamu yang lain" pinta jinan dengan sedikit emosi

"Tapi ji... "

"Cindy, sangup ga? " keluh jinan

"Okey gue coba" keluh cindy...

Jinan pov

"Gue! " seruku kaget saat cindy dengan sengaja menyebut dirinya gue

Oke mungkin ini keputusan cindy, terserah dia mau seperti apa aku pusing

"Terserah kamu aku pusing mau tidur" keluhku kembali merebahkan diri di kasur menjaga jarak dengan cindy memutar badan dan menarik selimut...

Biarkan biarkan cindy tau rasa sakitku seperti apa kali ini...

the cool girlmentor (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang