Aku segera berjalan menghampiri Aldo yang berjalan menuju kelasnya . Kuraih tangannya , jalannya seketika terhenti . Namun , badannya tidak berbalik .
" Saudara macam apa kamu ini " seruku mencengkram lengannya ,
" Aku tersesat , lalu .. Ketua Osis yang ketus itu dengan sok memberitahuku di gedung utara , ah.. Pokoknya semua ini salahmu ! " .Aldo terdiam tidak bisa menjawab . Mukaku memerah seketika , aku melepas cengkraman tanganku dari Aldo .
" Aku tidak punya saudara "
" A-apa ? " sahutku terkejut . Rasanya ingin pingsan sekarang juga . Ia masih tidak 'berani' menatap mataku .
Ia berjalan pergi tanpa menghiraukanku . Rasanya sakit , seperti ada tusukan . Tidak , air mataku tak boleh tumpah! Segera , aku lari ke kelasku . Maria sudah ada di kelas bersama beberapa teman sekelasnya sedang bercakap-cakap.
" Wah , siapa tadi ? " tanyanya menaik-turunkan alisnya.
Maksudnya Aldo? Kuharap wajahku tidak menampakkan perasaanku yang sedang bercampur aduk.
Aku menggeleng pelan lalu menutup mukaku dengan buku . Aku merasa sentuhan kecil di pundakku . Ya , siapa lagi kalau bukan 'si ketua kelas baik hati' ?
" Kamu belum mengenal teman-teman sekelas kita kan ?" tanya Maria tiba tiba bersikap baik berusaha menghiburku .
Usaha bagus , tapi aku tidak akan menunjukkan wajahku sampai air mataku kering . Aku menggeleng pelan dalam posisiku yang tidak berubah ." Ini Agnes , dan Helena " ujar Maria memperkenalkan kedua temannya . Aku tidak bisa dan tidak mau melihat wajah mereka semua . Kalau aku marah , dan diajak mengobrol , pasti suasananya akan canggung .
" Hai "
Hanya itu yang kudengar . Entah siapa yang mengucapkannya . Maaf aku tak bisa menyahut sekarang , bukannya sombong , tapi .. Ah sudahlah .
Sepertinya Maria menyuruh mereka kembali ke tempat duduk masing-masing karena suasananya semakin buruk. Suara pintu terbuka terdengar , aku mengangkat kepalaku dari buku dan mengintip . Bu Tina sudah datang , wajahnya bisa dibilang sangat lebay , karena lipstik tebalnya , bedak di pipinya . Sekarang aku ingin tertawa rasanya. Untung lah, suasana hatiku mulai membaik.
Pelajaran berakhir , aku benar-benar tidak bisa memahami apa yang dijelaskan Bu Tina .
" Aku tidak punya saudara "
Aku harap aku salah orang pada saat itu . Aku tidak diakui sebagai saudaranya , itu membuatku semakin terpukul , dan mengingat fakta aku bukanlah anak kandung Mama , ingin rasanya aku teriak di depan Aldo ,"Kalo aku emang bukan saudara kamu... Trus mau kamu apaaa sihh!!"
" Selamat Siang , Bu !! Terima kasih , Bu ! " seru seisi kelas dengan penuh semangat kemerdekaan karena terbebas dari penderitaan selama pelajaran Bu Tina .
Aku menyalami Bu Tina lalu ditahan ," Eh , kamu yang anak baru kan ? " tanya Bu Tina dengan senyumnya yang seperti dipaksakan . Apa cuma perasaanku saja ya ? hehe ..
" Um.. Iya, Bu " jawabku pelan .
" Selamat datang di sekolah kami , semoga betah , nama Ibu , Bu Tina .. " ujar Bu Tina memperkenalkan diri . Aku tersenyum tipis ," Terima kasih , Bu "
Aku keluar kelas . Maria menghadangku sambil cekikikan ,
" Terima kasih untuk apa ? "" Aku hanya berusaha bersikap sopan , hehe .. " bisikku di telinganya .
Setelah kami diam sesaat ia mulai mengganti topik ," Kamu tidak boleh langsung pulang , kita ada ekstrakurikuler sepulang sekolah "
" Ohh , baguslah " pikirku . Jadi , aku tidak usah semobil dengan Aldo , karena aku yakin.. ia tidak ikut ekstra apapun karena terlalu 'jenius' ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know ...
Teen Fiction[Tamat] started JULY 2017 Di usiaku yang ke 15, aku baru menyadari bahwa keluargaku tidaklah seperti yang aku bayangkan. Namun jika di balik rahasia terdapat hikmah..kurasa kami semua akan mampu bertahan. Saat ini aku gak butuh tambahan bahan pikira...