Bab 17 - Does Batman Love Poison Ivy?

51 11 0
                                    

Kasur itu memiliki gaya gravitasi paling kuat. Percaya atau tidak kakiku tak sanggup berdiri lagi dari 'planet' tersebut.

" Males banget nih, mau ngapain ya? " pikirku sambil terus berguling-guling. Aldo tidak ada di rumah, aku tambah bosan. Karantina olimpiade seakan tiada habisnya.

Tin..tin..Klakson mobil membuyarkan lamunanku. Tampak sebuah Mercy hitam berhenti di depan rumahku.

Mataku terbelalak. Aduh! Kenapa aku bisa lupa? Hari ini perayaan pesta ulang tahun Nora sekaligus perpisahan kami karena Nora telah lulus tahun ini. Kulirik jam dinding. Pukul 19.00. Setengah jam lagi acara akan dimulai, aku bahkan belum mulai berdandan!

Dengan seluruh kekuatan yang kupunya, aku berusaha bangkit dari planet kasur menuju lemari pakaian.

Aku terlalu MALAS mempersiapkan kostumku jauh-jauh hari, hingga saatnya tiba LUPA sama sekali !

Aku tidak punya banyak pilihan pakaian, karena kesukaanku pada model yang simple saja. Itu masalahnya,karena isi lemari pakaianku hanya kaos dan kemeja!

Sedangkan pesta malam ini dresscode nya bertema cosplay, apa yang harus kupakai?

Huh.. Aku melihat keluar jendela, Hanna dan Angga tampak dengan kostum cosplay mereka.

Hanna - si Wonder Woman dan Angga - si Perkasa Thor.

Sekali lagi aku mendesah. Akibat mama yang sering berada di luar negeri, aku tidak pernah sempat pergi berbelanja bersamanya. Dan Ibu.. Ibu sama sepertiku -malas pergi belanja.

Cepat-cepat kupilih asal pakaian di lemari itu. Hmm..gaun hijau model sabrina yang ini bagus juga!

Tok tok tok

Pintu kamarku diketuk dengan keras. Ulah siapa lagi kalau bukan Hanna yang tidak sabaran?

" SABAR DIKIT NAPA?! " bentakku saat membuka pintu. Ternyata yang ada bukan Hanna tapi ibu.

" Ah, maaf bu, kupikir temanku " ujarku malu.

Ibu tersenyum ," Turunlah Bell, temanmu udah nunggu lama "

Bersama ibu aku turun ke bawah. Teman-temanku sudah menunggu daritadi.

" Lama amat lo, Bell " sindir Hanna.

" Sorry, sorry " jawabku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

" Ya sudah, kuy cabs! (cabut) " ujarnya tak sabaran.

" Btw, Steven mana? " tanyaku heran. Karena waktu itu, Steven yang mengajakku ke pesta , kupikir cowok itu yang bakal menjemputku.

" Steven dateng telat, katanya ada urusan dulu " jawab Angga. Ia tampak cocok dalam kostum Thor.

Aku hanya menggangguk pasrah. Buru-buru kuambil tas tangan, HP, dan tas kosmetikku (Berdandan di mobil yang melaju tidak terlalu sulit kan?)

Kami segera pamit ke ibu dan berangkat ke pesta.

" Lo cosplay apaan sih, Bell? " Hanna mengamati penampilanku.

"Kayaknya gue tau deh..kalo yang ijo ijo kayak gini.. Eh, lo itu poison ivy, bener nggak? " sambungnya tanpa menunggu jawabanku. Aku mengangguk sambil lalu. Sibuk memoles bedak. Penerangan di mobil kurang sempurna membuatku kesulitan melihat.

Gaun hijau model sabrina yang panjangnya selutut dan juga bandana bunga yang didominasi warna hijau - yang kukenakan ini - sesungguhnya BEDA JAUH dari PENAMPAKAN poison ivy yang sebenarnya. Tapi ah, cuek saja, yang penting udah cosplay kan?

Kami tiba di Hotel bintang lima,tempat pesta berlangsung di lantai 5.

Pesta itu tampak sangat meriah. Dominasi warna pink putih menghiasi semua area. Cahaya lampu kuning sedikit temaram.Langit-langitnya juga dihiasi balon warna pink dan putih. Beberapa meja bundar ditata dengan 6 kursi mengelilinginya. Tampak grup band remaja asik menyanyikan lagu hits di atas panggung yang disediakan.

Let Me Know ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang