Bab 7 - Pernah Punya Mantan?

57 16 0
                                    

Bener-bener sulit buat satu sudut pandang tokoh utama -^-

Tapi aku akan berusaha >-</

Apakah itu hanya khayalanku saja ? Sosok yang kupikir hampir masuk ke kamarku ternyata tidak pernah tiba. Dalam sekejap mata, pintu kamarku kosong . Aneh! Mengapa aku bisa berpikir kalau Juan akan mampir menengokku ?

***

Karena aku memaksa , keesokan harinya aku diizinkan pulang . Mama Marsya telah kembali dan mendengarkan rekomendasi dokter bahwa aku masih " butuh istirahat beberapa hari lagi " . Akibatnya dua hari lagi aku 'ditahan' di rumah dan ' dimanjakan' oleh perhatian mama .

" Mama sedang apa ? " aku beranjak ke ruang kerjanya dengan bantuan tongkat yang 'dipaksakan' untuk kupakai .

" Hei , Bell , kenapa kamu jalan-jalan sih ? Bukannya istirahat "

Aku mendengus sebal ," Bosan ma , besok Bell masuk sekolah ya ? Lihat! " kulepas tongkat dan beringsut pelan mendekat .

Mama memandangku skeptis ," Tapi ,kamu masih harus naik tangga , atau ada lift yang bisa digunakan ? "

" Aduh ma ,kelasku di lantai satu *, kalo ke ruang musik juga cuma naik satu lantai .. Mudah , aku janji bakal hati-hati kok " keluhku .
(*lantai satu tetap naik tangga lho..karena di bawahnya ada lantai dasar / baseman buat ruang mesin )

" Ya sudah , ntar mama suruh Aldo nganterin dan ngejemput kamu di kelas ya " sahut mama fokus pada pekerjaannya .

Duh mama! Pake ngerepotin Aldo lagi , tapi demi masuk sekolah aku langsung mengiyakan saja.

" Itu mama lagi ngapain ? " kulihat monitor laptop penuh foto-foto.

" Oh ! " mama tersenyum manis ," Ini foto-foto liburan papa kemarin "

Aku mendekat . Kulihat papa dalam balutan jaket tebal sedang memegang tongkat ski . Tampak pemandangan penuh salju di belakangnya .

Mama mengklik beberapa foto lain , papa sedang tersenyum sembari mengacungkan jempol .

Sudah berapa tahun berlalu- pikiranku samar samar berusaha mengingat -laki-laki di foto itu sama sekali tidak berubah , kecuali beberapa bagian rambutnya yang berubah warna.

" Mama gak main ski juga nih ? " tanyaku penasaran , karena tidak ada foto mama yang terlihat .

Masih tersenyum mama mengelus pipiku ," Tahun depan kita pergi yuk liburan .. Nanti mama ajarin kalian . Aldo dan kamu biar bisa main ski "

" Oh ya ? " aku tidak percaya .. Akhirnya!!! Kami akan ketemu dengan papa ? ," Asik dong , awas ya kalau batal aku ngambek loh " candaku . Memang selama ini mama tidak pernah mengajak kami liburan ke Switzerland , tempat papa tinggal . Kurasa ini akan menjadi pertemuan pertama kami setelah bertahun-tahun ,akankah menjadi canggung?

***

" Ini konyol! Kamu nggak perlu anterin aku , Do " keluhku masih berpegangan pada susunan tangga . Di sebelah Aldo pura-pura tidak mendengar , tetap berjalan di sisiku sambil menenteng tasku .

"Ow, Bell.. akhirnya lo nongol juga " kulihat Leslie melambai, segera menyusulku dari tangga bawah.

"Oh, Hai Aldo" sapanya manis " Sini .. biar gue aja" tangannya otomatis menggandeng tanganku , membuat Aldo terpaksa minggir. Aldo menyerahkan tasku dengan canggung.

"Oke, trims ya " sahut Aldo.

"Udah... sana," usirku cemberut "Jangan jemput ya... Biar Leslie aja yang nanti anterin aku"

Let Me Know ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang