Bener-bener sulit buat satu sudut pandang tokoh utama -^-
Tapi aku akan berusaha >-</
Apakah itu hanya khayalanku saja ? Sosok yang kupikir hampir masuk ke kamarku ternyata tidak pernah tiba. Dalam sekejap mata, pintu kamarku kosong . Aneh! Mengapa aku bisa berpikir kalau Juan akan mampir menengokku ?
***
Karena aku memaksa , keesokan harinya aku diizinkan pulang . Mama Marsya telah kembali dan mendengarkan rekomendasi dokter bahwa aku masih " butuh istirahat beberapa hari lagi " . Akibatnya dua hari lagi aku 'ditahan' di rumah dan ' dimanjakan' oleh perhatian mama .
" Mama sedang apa ? " aku beranjak ke ruang kerjanya dengan bantuan tongkat yang 'dipaksakan' untuk kupakai .
" Hei , Bell , kenapa kamu jalan-jalan sih ? Bukannya istirahat "
Aku mendengus sebal ," Bosan ma , besok Bell masuk sekolah ya ? Lihat! " kulepas tongkat dan beringsut pelan mendekat .
Mama memandangku skeptis ," Tapi ,kamu masih harus naik tangga , atau ada lift yang bisa digunakan ? "
" Aduh ma ,kelasku di lantai satu *, kalo ke ruang musik juga cuma naik satu lantai .. Mudah , aku janji bakal hati-hati kok " keluhku .
(*lantai satu tetap naik tangga lho..karena di bawahnya ada lantai dasar / baseman buat ruang mesin )" Ya sudah , ntar mama suruh Aldo nganterin dan ngejemput kamu di kelas ya " sahut mama fokus pada pekerjaannya .
Duh mama! Pake ngerepotin Aldo lagi , tapi demi masuk sekolah aku langsung mengiyakan saja.
" Itu mama lagi ngapain ? " kulihat monitor laptop penuh foto-foto.
" Oh ! " mama tersenyum manis ," Ini foto-foto liburan papa kemarin "
Aku mendekat . Kulihat papa dalam balutan jaket tebal sedang memegang tongkat ski . Tampak pemandangan penuh salju di belakangnya .
Mama mengklik beberapa foto lain , papa sedang tersenyum sembari mengacungkan jempol .
Sudah berapa tahun berlalu- pikiranku samar samar berusaha mengingat -laki-laki di foto itu sama sekali tidak berubah , kecuali beberapa bagian rambutnya yang berubah warna.
" Mama gak main ski juga nih ? " tanyaku penasaran , karena tidak ada foto mama yang terlihat .
Masih tersenyum mama mengelus pipiku ," Tahun depan kita pergi yuk liburan .. Nanti mama ajarin kalian . Aldo dan kamu biar bisa main ski "
" Oh ya ? " aku tidak percaya .. Akhirnya!!! Kami akan ketemu dengan papa ? ," Asik dong , awas ya kalau batal aku ngambek loh " candaku . Memang selama ini mama tidak pernah mengajak kami liburan ke Switzerland , tempat papa tinggal . Kurasa ini akan menjadi pertemuan pertama kami setelah bertahun-tahun ,akankah menjadi canggung?
***
" Ini konyol! Kamu nggak perlu anterin aku , Do " keluhku masih berpegangan pada susunan tangga . Di sebelah Aldo pura-pura tidak mendengar , tetap berjalan di sisiku sambil menenteng tasku .
"Ow, Bell.. akhirnya lo nongol juga " kulihat Leslie melambai, segera menyusulku dari tangga bawah.
"Oh, Hai Aldo" sapanya manis " Sini .. biar gue aja" tangannya otomatis menggandeng tanganku , membuat Aldo terpaksa minggir. Aldo menyerahkan tasku dengan canggung.
"Oke, trims ya " sahut Aldo.
"Udah... sana," usirku cemberut "Jangan jemput ya... Biar Leslie aja yang nanti anterin aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know ...
Teen Fiction[Tamat] started JULY 2017 Di usiaku yang ke 15, aku baru menyadari bahwa keluargaku tidaklah seperti yang aku bayangkan. Namun jika di balik rahasia terdapat hikmah..kurasa kami semua akan mampu bertahan. Saat ini aku gak butuh tambahan bahan pikira...